Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Kaleidoskop 2021: Ivermectin Jadi Pro dan Kontra, GeNose Ditarik Massal

Ini adalah bagian keempat dari enam tulisan Kaleidoskop 2021 tentang sains, lingkungan, digital dan game di Indonesia dan dunia.

27 Desember 2021 | 23.08 WIB

Ivermax 12, obat Ivermectin produksi Harsen Labatories. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ivermax 12, obat Ivermectin produksi Harsen Labatories. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kanal Tekno berusaha merangkum segenap peristiwa sains, lingkungan, digital, dan game yang pernah mewarnai Indonesia dan dunia—hingga di luar Bumi—sepanjang tahun ini dalam Kaleidoskop 2021. Popularitas lewat tingkat keterbacaan artikelnya menjadi parameter utamanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kita sudah sampai di Kaleidoskop 2021 periode Juli-Agustus. Berikut ini tujuh peristiwa terpilihnya,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

 

JULI

Panic Buying Susu Bear Brand

Sebuah video berisi panic buying konsumen berebut susu dalam kemasan kaleng merek Bear Brand viral di media sosial di tanah air. Produk susu itu diburu di tengah jumlah kasus infeksi Covid-19 yang melonjak tinggi dan rumah sakit-rumah sakit penuh dengan pasien yang membutuhkan perawatan karena penyakit itu.

Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University, Epi Taufik, menjelaskan kandungan dari susu Bear Brand. Susu yang sempat viral itu, kata Epi, adalah salah satu jenis susu steril dan/atau UHT. “Perbedaan yang ada biasanya pada bahan baku atau formulasi susu steril/ UHT tersebut,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang dibagikannya.

Menurut Epi, prinsip dasar dari kualitas nutrisi bahan pangan, termasuk susu, adalah semakin segar bahan tersebut saat dikonsumsi, maka kandungan nutrisinya relatif masih lengkap. “Dalam konteks susu, maka susu pasteurisasi masih memiliki kandungan gizi alami yang relatif masih lengkap dibandingkan susu UHT/steril,” ujar dia.

 

Pro dan Kontra Ivermectin Obat Corona

Banyak kalangan mendesak penggunaan obat antiparasit yang generik, ivermectin, secara luas sebagai obat Covid-19. Bersama dengan khasiatnya melindungi hewan dari parasit cacing, obat ini juga sudah digunakan manusia selama bertahun-tahun dalam bentuk pil dan krim untuk keluhan seperti scabies (penyakit kulit karena tungau), kutu di kepala, dan river blindness atau kebutaan karena infeksi cacing.

Ivermectin sudah sejak lama disanjung sebagai obat ajaib dan penemunya William C. Campbell dan Satoshi Mura sampai dianugerahi Hadiah Nobel Kedokteran pada 2015 karena multikhasiat obatnya itu. Kini, bermunculan kesaksian mereka yang berhasil lolos dari dari gejala infeksi virus corona SARS-CoV-2 berkat obat yang sama.

Tapi Badan Pengawas Obat dan Makanan bergeming. BPOM mengikuti panduan dari WHO dengan tidak merekomendasikan ivermectin untuk mengobati Covid-19 di luar uji klinis. Badan ini bahkan mendatangi dan memberi sanksi pabrik PT Harsen Laboratories, produsen obat Ivermectin dengan merek dagang Ivermex 12 mg, karena dianggap tidak kooperatif.

 

Varian Delta Plus

Varian Delta Covid-19 sudah menjadi dominan di berbagai negara. Data epidemiologi periode 28 Juni-4 Juli dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa kini varian itu telah menyebar di 104 negara di dunia.

Namun, belum selesai dengan varian Delta, varian baru yang dinamai varian Delta Plus muncul. Varian yang juga dikenal sebagai B.1.617.2.1 atau AY 1 ini menjadi sub varian baru yang menarik perhatian komunitas medis, karena memiliki mutasi yang memungkinkan virus menyerang sel paru-paru dengan lebih baik dan berpotensi lolos dari vaksin.

Mutasi tambahan itu ada pada protein spike yang disebut K417N. 

 

GeNose Ditinggalkan

Pengembang alat deteksi Covid-19 GeNose dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengatakan bahwa perangkat berbasis embusan napas itu masih berada di tengah masyarakat. Meski telah ditarik dari sektor transportasi, alat masih dipakai di sejumlah sektor lain. 

 

Peserta melakukan tes Covid-19 menggunakan GeNose sebelum mengikuti program hapus tato gratis di Masjid Baitul Muhyi, Jakarta Timur, Jumat, 30 April 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

 

"Tidak digunakan lagi di sektor transportasi bukan berarti GeNose tak menjadi alat skrining Covid-19 alternatif di sektor lain," kata anggota tim peneliti dan pengembang GeNose, Dian Kesumapramudya Nurputra, Senin 12 Juli 2021.

Dian mengatakan GeNose masih dioperasikan untuk mendeteksi kemungkinan penularan Covid-19 di sektor kesehatan dan korporasi. Termasuk di rumah sakit-rumah sakit. Dia mengaku masih terus mengevaluasi data hasil tes yang masuk melalui alat, juga kualitas pelayanannya. Proses validasi eksternal oleh Universitas Airlangga dan Universitas Indonesia juga masih jalan.

Ge Nose dinilai sebagian kalangan tak mampu mencegah ledakan kasus Covid-19 di Indonesia.

AGUSTUS

Lockdown Industri Chip Malaysia

Ledakan jumlah kasus baru Covid-19 di Malaysia mengancam memperburuk kelangkaan semikonduktor dan komponen lain yang selama beberapa bulan belakangan telah memukul industri pembuat mobil dunia. Ini fakta yang mengejutkan karena sebelumnya Malaysia tak dikenal dalam rantai suplai teknologi di bidang industri tersebut.

Pandemi mengungkap fakta kalau Malaysia ternyata kini sepenting Taiwan, Korea dan Jepang--negara-negara yang lebih dulu dikenal dalam industri semikonduktor. Malaysia muncul sebagai sebuah pusat uji dan pengemasan produk chip yang besar. Terima kasih kepada Infineon Technologies AG, NXP Semiconductors NV and STMicroelectronics NV sebagai perusahaan-perusahaan distributor dunia yang hadir di negeri jiran tersebut.

 

 

Krisis Covid-19 di Indonesia

Johns Hopkins University membuat perwajahan baru dalam Covid-19 Dashboard miliknya yang menghimpun pelaporan kasus infeksi penyakit itu dari negara-negara di dunia secara real-time. Seperti yang teramati, Kamis malam ini, 12 Agustus 2021, dasbor menyertakan akumulasi penambahan kasus baru 28 harian dari setiap negara.

Berdasarkan kriteria penghitungan baru itu, Indonesia langsung melompat ke urutan tiga besar di dunia di bawah Amerika Serikat dan India. Indonesia bahkan menjadi yang paling tinggi jika hanya memperhatikan pelaporan penambahan angka kematiannya saja.

Baca juga:
Tambahan Covid-19, Johns Hopkins Tempatkan Indonesia Ranking 3 Dunia

 

Amuk Perubahan Iklim 

Suhu terpanas yang pernah terukur di Eropa dilaporkan terjadi pada 11 Agustus 2021. Kota Syracuse di Pulau Sisilia, Italia, mencatat suhu udara 48,8 derajat Celsius, atau 0,8 derajat lebih tinggi daripada rekor suhu panas sebelumnya di benua biru.

 

Pantai Le Capannine di pinggiran selatan Catania, Italia, hancur oleh kebakaran hutan yang merangsek di dekat kota.

 

Suhu udara terpanas juga dicatat di bagian lain di dunia pada hari yang sama. Di Tunisia, ibu kotanya, Tunis, menyentuh angka 49 derajat. Yang ini lebih tinggi hingga dua derajat daripada rekor sebelumnya 46,8 derajat Celsius pada 1982.

Catatan suhu ekstrem di Eropa selatan dan Afrika utara ini hampir bisa dipastikan karena pemanasan global. Cuaca panas dan kering itu pula yang telah memicu kebakaran hutan dan lahan di banyak lokasi.

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus