DI Indonesia, berbelanja atau membayar rekening restoran dengan kartu kredit belum menjadi kebiasaan umum. Bahkan menyimpan uang di bank, atau menerima gaji bulanan lewat bank, masih merupakan hal yang termasuk baru. Berbeda dengan di luar negeri. Terutama di negara dengan frekuensi transaksi perdagangan tinggi, kartu kredit merupakan hal biasa. Belum lagi kartu kredit memasyarakat di Indonesia, kini dunia sudah mencatat perkembangan baru: kartu kredit "berotak" yang dapat melakukan beberapa fungsi. Kartu kredit serba bisa itu tetap berukuran kartu, mudah disimpan dalam dompet, tetapi mampu menyimpan keterangan (records) mengenai semua transaksi keuangan seseorang. Dia juga bisa berfungsi sebagai buku cheque (cek) dengan sistem penyimpanan data digital. Derajat keamanannya demikian tinggi, sehingga dapat diterima di kasa bank atau toko di seluruh dunia. Kartu kredit jenis ini sccara otomatis membuat balance buku cek. Sebetulnya, gagasan kartu kredit elektronik ini bukan sesuatu yang baru sama sekali. Mengkombinasikan kartu kredit dengan komputer pertama-tama dicoba pada setrip magnetik. Setrip-setrip ini malahan sudah digunakan sejak 1960-an. Tetapi, transaksi yang dilaksanakan dengan setrip-setrip ini sangat langka. Soalnya, masih banyak kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh para pemalsu. Lagi pula, kemampuannya terbatas. Mempertimbangkan risiko demikian, orang lebih suka memakai kartu kredit biasa. Kini, kartu serba bisa itu sedang dikembangkan Drexler Technology di California, AS. Kartu menyimpan 1,2 megabit, atau sekitar 30.000 kata. Itu berarti seribu kali lebih besar dari kartu setrip magnet sebelumnya. Kartu itu dilapisi film plastik berlembar dua. Lembaran atas ditaburi butir-butir perak halus, sehingga tampak seperti logam. Lapisan tadi ditulisi keterangan dengan laser. Sinar laser lemah mencairkan perak dan mengekspos lapisan bawah yang tidak ditutupi perak. Untuk membaca kartu ini diperlukan alat. Kini, Lembaga Riset Stanford sedang mengembangkan alat perbaca itu, dengan harga sekitar Rp 1,1 milyar. Di Jepang, Toshiba akan memproduksikan alat serupa dalam jumlah besar. Di samping itu, dikembangkan juga kartu sejenis yang disebut "kartu pintar - yang diperkirakan lebih menjamin keamanan ketimbang kartu laser di atas. Kartu pintar ini juga disebut kartu computer-chip. Maka, bila di luar negeri orang mondar-mandir hanya dengan kartu kecil di dompet, di sini kita setiap bulan masih harus mengetik daftar gaji berlembar-lembar, dan harus ditandatangani dalam rangkap empat atau lima. Tidak jarang pula diberitakan bahwa uang gaji yang diambil dari bank dibawa kabur oleh penjahat. M. T. Zen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini