Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Cindy Patricia Yosika, berhasil memenangkan Travel Grant Award menghadiri 13th Asian Aerosol Conference (AAC) di Borneo Convention Center di Kuching, Sarawak, Malaysia, pada 3–7 November 2024. Mahasiswa Program Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Fakultas Kesehatan Masyarakat, ini memenangkannya lewat penelitian 'Efektivitas Filter HEPA dan Filter Masker N95 dalam Menurunkan PM 2,5 di Tempat Pengujian Kendaraan Bermotor'.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Travel Grant Award secara khusus ditujukan untuk mahasiswa pasca-sarjana berusia di bawah 36 tahun per 7 November 2024. Atau, untuk profesional muda yang telah menyelesaikan gelar master atau doktor dalam lima tahun terakhir. Hibah yang diberikan berupa dukungan finansial bagi delegasi dari negara berkembang untuk berpartisipasi dalam AAC 2024. Namun, Cindy menjadi bukti bahwa mahasiswa sarjana FKM UI mampu bersaing di tingkat internasional dan mendapatkan kesempatan yang berharga untuk mengembangkan wawasan di bidang kesehatan lingkungan dan teknologi aerosol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konferensi yang diselenggarakan oleh Asian Aerosol Research Assembly (AARA) ini menjadi ajang pertemuan bagi para peneliti, dosen, praktisi, dan akademisi dari berbagai negara untuk berbagi hasil penelitian seputar aerosol, teknologi aerosol, dan dampaknya terhadap kesehatan. “Alhamdulillah, saya terpilih untuk memberikan presentasi oral sekaligus mendapatkan travel grant, yang tentu saja menjadi motivasi besar bagi saya untuk terus melangkah maju,” kata Cindy melalui keterangan tertulis, Jumat, 29 November 2029.
Cindy mengisahkan kalau awalnya tengah fokus menyusun kerangka skripsi ketika mendapat informasi tentang adanya konferensi ini. Dia memutuskan untuk mendaftar seleksi abstrak karena menyadari peluang membuka wawasan yang lebih luas serta mendapat pengalaman berharga dalam dunia riset.
Penelitian di Lokasi Uji Emisi Kendaraan
Dalam konferensi, ia mamparkan bahwa penelitiannya menitikberatkan pada efektivitas filtrasi udara di lingkungan yang rentan terhadap paparan partikel kecil. Disebutkannya, aerosol bertebaran dalam jumlah tinggi justru di lokasi uji emisi kendaraan bermotor. “Jika aerosol dibiarkan tanpa filtrasi, partikel berbahaya akan tetap beredar dalam ruangan, menimbulkan potensi risiko kesehatan,” kata Cindy.
Ia menggunakan kipas angin yang dikombinasikan dengan filter untuk mengevaluasi tingkat efektivitas dalam mengurangi partikel udara berbahaya. Hasil penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa kombinasi alat filter yang dikembangkan memiliki efektivitas yang hampir setara dengan air komersial, yang menjadi solusi potensial dengan biaya yang lebih rendah. Namun, efektivitas itu bergantung pada beberapa faktor lingkungan, seperti suhu udara, kelembapan, dan lainnya.
Tanpa alat filter tambahan, partikel aerosol cenderung terjebak dan terus bersirkulasi dalam ruangan, yang dapat meningkatkan risiko paparan. Selain itu, penyesuaian jam kerja dan pemakaian alat pelindung diri (APD), serta penggunaan kipas yang dikombinasikan dengan filter memberikan kontribusi tambahan dalam upaya mengurangi konsentrasi aerosol.
"Meskipun air purifier tetap menunjukkan performa optimal, perbedaan efektivitas dengan kombinasi alat ini cukup tipis, sehingga penggunaan alat filter kombinasi ini dapat menjadi alternatif yang efektif," tuturnya.
Tantangan Sebelum Presentasi
Untuk penelitiannya, Cindy merancang alat filtrasi secara mandiri sekalipun fokus utama studi K3 sebenarnya lebih pada analisis dan evaluasi. Tantangan lainnya adalah manajemen waktu dalam menyelesaikan tugas akademik sambil mempersiapkan konferensi internasional.
“Kunci utama adalah menyelesaikan tugas akademik dengan baik. Setelah itu, materi untuk konferensi dapat saya susun lebih mudah karena masih sejalan dengan penelitian yang saya lakukan,” ujar Cindy.
Baginya, menghadiri konferensi ini menjadi peluang berharga untuk memperluas wawasan dan membangun relasi dengan para akademisi dari berbagai latar belakang keilmuan. Cindy menekankan bahwa baginya, konferensi ini bukan hanya tentang presentasi ilmiah, tetapi juga merupakan ajang untuk memperkaya diri dengan perspektif baru dan memicu inovasi di bidang kesehatan lingkungan.
“Berinteraksi dengan orang-orang yang sudah berpengalaman di bidang ini memotivasi saya untuk terus belajar dan berkembang," katanya sambil menambahkan, "Meskipun ada tantangan, seperti minimnya penelitian filtrasi aerosol, tetapi ini justru menjadi kesempatan untuk menciptakan solusi baru yang bermanfaat.”