MEMANG sukar dipercaya, bahwa pengarang besar Rusia Leo Tolstoi
bukanlah pemenang Hadiah Nobel untuk kesusastraan. Begitu pula
Andre Malraux. Dan tak jarang pemberian hadiah ini di bidang
sastra menimbulkan pertentangan, misalnya dalam hal hadiah Nobel
untuk Mikhail Solokhov, penulis. Dan Sungai Donn pun Mengalir
Tenang. Maklumlah, penilaian sastra bersifat nisbi -- meskipun
untuk tahun ini, pilihan bagi pengarang Yahudi yang di Amerika,
Isaac Bashevis Singer, agaknya tak banyak menimbulkan pro dan
kontra.
Bagaimana dengan Hadiah Nobel untuk Ilmu Pengetahuan? Berbeda
dengan Hadiah Nobel untuk Kesusastraan dan untuk Perdamaian, di
sini tak ada terdengar kontroversi. Bahkan tak juga terdengar,
bagi orang ramai, bagaimana sebenarnya makna penemuan ilmiah
para pemenang Nobel bagi kehidupan sehari-hari. Apa misalnya
makna prestasi Dr. Werner Arber dan Dr. Daniel Nathans pemenang
Hadiah Nobel untuk Ilmu Kedokteran tahun ini, yang disebut
sebagai 'penemuan pembatasan enzymdan penggunaannya bagi
masalah-masalah genetika molekular"?
Daerah penemuan-penemuan ilmiah nampaknya memang daerah yang tak
terjangkau oleh mereka yang tak pernah bersibuk diri di sana.
Dan jumlah para ahli yang sibuk demikian memang sedikit. Dan
inilah satu kritik penting terhadap Hadiah Nobel bahwa Hadiah
ini hanya memperhatikan kegiatan lebih sedikit lagi ahli yang
tak banyak itu. Sebab, seperti dinyatakan oleh ahli sosiologi
Harriet Zuckermann dalam majalah American Scientist menjelang
para pemenang Nobel tahun ini diumumkan bidang ilmu yang dinilai
para juri cuma terbatas pada fisika, ilmu kimia dan ilmu
faal-kedokteran. Baru di tahun 1969 diulurkan juga buat ilmu
ekonomi.
Tulis Zuckermann "Hadiah (Nobel) itu tak akan jatuh kepada para
ahli matematika, penelaah bumi dan laut, ahli astronomi dan
banyak jenis ahli geologi serta ilmu jiwa, bagaimanapun
pentingnya sumbangan mereka." Tentu saja pernah ada penyimpangan
dari peraturan juri Nobel ahli ethologi Konrad Lorenz, Nikolaas
Tinbergen dan Karl von Frisch memenangkan Nobel di tahun 1973.
Tapi bagaimana dengan para pelopor di bidang teori ilmu geologi,
yang menelaskan gerakan benua, teradinya gempa dan pembentukan
gunung?
Mungkin benar kata-kata ahli kimia Swedia, Arne Tiselius, yang
memenangkan hadiah Nobel dan kemudian pernah jadi ketua Yayasan
Nobel di Stockholm: "Dunia penuh dengan orang-orang yang
seharusnya dapat Hadiah Nobel tapi belum mendapatkannya serta
tak akan mendapatkannya." Jadi kalau tahun ini anda tidak dapat,
jangan kecewa, ya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini