Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Sisa-sisa Angin Badai

Akibat angin badai di Aceh Barat menyebabkan jalan-jalan rusak. Sulitnya pengangkutan menimbulkan kenaikan harga dan penduduk terancam kelaparan. Kenaikan tarif angkutan makin tak terkendali. (dh)

28 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANJIR dan angin badai yang menyapu kawasan Kabupaten Aceh Barat bulan Mei lalu -- kemudian terjadi pula sebulan kemudian -- masih meninggalkan ekor. Hampir 3.000 kepala keluarga (KK) dari 40.000 kk korban banjir kehilangan harta milik. Untuk sebagian akibat-akibatnya telah teratasi. Tapi di wilayahwilayah terpencil seperti Teunom, Seunagan dan Beutong belum lagi. Bantuan-bantuan berupa uang, beras sawah dan bibit memang sudah disebar sedapat-dapatnya. Tapi kesulitan pengangkutan di wilayah-wilayah pedalaman, apalagi bergunung, tampaknya masalah terberat. Salah satu akibat yang segera tampak tentu saja harga-harga yang mcloncat di wilayah terpencil itu. Sampai perkngahan bulan ini misalnya, hargam minyak tanah per-botol kecil mencapai Rp 50 dan Rp 100 untuk sebotol bir. Sebelumnya sebotol kecil hanya Rp 20. Tak mengherankan jika di beberapa kecamatan penduduk telah menggunakan damar untuk lampu. Sekarang penjual-penjualnya terdiri dari agen-agen liar. Aceh Barat memang sudah beberapa kali mengalami krisis minyak lampu. Karena sistem penyaluran yang tak teratur. Seorang agen tunggal Pertamina, H, yang menjadi penyalur resmi, banyak ditunjuk sebagai penyebab kekacauan penyaluran itu. Bahkan pihak DPRD Aceh Barat pernah melakukan sidang khusus dan mengecam penyalur itu. Tapi tak mempan. Sehingga perlu dibentuk sebuah tim penanggulangan bahan bakar minyak. Jalan-jalan juga rusak. Jalan Banda Aceh -- Meulaboh masih hancur dan menelan waktu berhari-hari untuk sampai ke tujuan. Karena itu Bupati Aceh Barat, T. Usman Mahmud yang baru 6 bulan bertugas di sini, tak malu-malu menjerit: "Penduduk kabupaten ini ada harapan kelaparan." Dan, tambahnya, "jika irigasi di Kecamatan Beutong dan Seunagan tak diperbaiki, bencana kelaparan itu pasti terjadi." Ia pun membawa tim dari PU Propinsi Aceh melihat tempat-tempat irigasi yang hancur oleh banjir. Tarif Bis Belum lagi perkara penyakit dan persediaan bahan pangan di daerah bekas banjir itu. Meskipun belum terdengar ada wabah busung lapar, tapi harga beras juga melompat terus. Tapi tanda-tanda penyakit itu sudah jelas. Misalnya di Desa Keleumbah, di dekat Sungai Woyla yang ganas itu. Ketika banjir menyerang bulan Mei itu, ada 18 buah rumah hanyut di desa itu. Seorang penduduknya mengakui mereka mengunsi ke bukit dan selama 3 hari 3 malam hanya makan umbi tumbuh-tumbuhan hutan dan pisang muda. Kerusakan jalan terus menjadi masalah pokok di Propinsi Aceh pada umumnya. Jarak antara Banda Aceh -- Tapak Tuan (Aceh Selatan) yang 445 km itu nasih ditempuh 4 hari. Kalau diguyur hujan akan lebih lama lagi. Kerusakan ini tak hanya menyebabkan harga kebutuhan terus meningkat, tapi juga dengan sendirinya menaikkan tarif angkutan. Jika resminya jarak kedua kota tadi cukup dengan tarif bis (atau truk) Rp 2.000 menjadi Rp 3.000 sekitar Juni lalu. Tapi para pengusaha bis tak tahan, biaya perjalanan terlalu tinggi. Maka secara diam-diam tiap penumpang dikutip Rp 4.500. Protes pun terdengar. Belum sempat terdengar tanggapan pihak Organda, tiba-tiba jembatan Gogo di Teunom (Aceh Barat) dan jembatan Babah Rot di Aceh Selatan lenyap ditelan banjir. Perjalanan harus secara estafet. Onkos sudah tak terkendalikan lagi. Entah sampai kapan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus