ANDA mungkin belum pernah bersua dengan Tuan X. Dia bukan tokoh
berita detektif. Dia -- hebat juga - tokoh cerita ilmu
pengetahuan. Lebih hebat lagi, dialah mungkin yang dicari-cari
para ahli selama hampir 120 tahun, sejak Charles Darwin
menerbitkan bukunya yang menggegerkan tentang teori evolusi
asal-usul manusia, Origin of Species. Sebab "Tuan X" ini adalah
nama untuk sejenis makhluk yang diduga merupakan missing link
(mata rantai yang hilang) dalam rangkaian perkembangan wujud
makhluk pra-manusia menjadi manusia.
Tampilnya Tuan X dalam pentas ilmu pengetahuan, khususnya
anthropologi, dimulai dua pekan yang lalu. Seorang peneliti
wanita Perancis, Jacqueline Roumeguere-Eberhardt, yang telah
bekerja selama 10 tahun di antara suku Masai, di Kenya (Afrika
Timur), mengemukakan pengalamannya yang kemudian dikutip oleh
harian The Guardian, Inggeris. Harap dicatat, bahwa dia belum
menyimpulkan apa-apa. Dia baru menduga-duga.
Tapi dugaannya mengundang riset. Jacqueline Roumeguere-Eberhardt
mulai ketika dia meneliti struktur sosial suku Masai dan
lain-lain. Banyak cerita tentang makhluk misterius di hutan
Kenya yang disampaikan pada wanita Perancis itu, namun dia tak
mengacuhkannya.
Tapi Nopember tahun lalu, sekelompok satria suku Masai
menyerahkan sepasang busur dan anak panah yang ganjil. Orang
Masai itu menyerahkan sebuah kantong yang katanya dijatuhkan
oleh seorang dari kumpulan makhluk misterius yang mereka jumpai,
sebelum orang-orang aneh itu menghilang di hutan.
Empat Jenis: X-1, X-2, X-3 ...
Seorang di antara pemburu Masai itu bahkan memberi kesaksian,
bahwa dia sempat ditahan oleh seorang di antara makhluk aneh itu
selama sejam. "Makhluk itu mirip manusia, tapi badannya berbulu
lebat dan keningnya yang rendah juga tertutup rambut," begitu
cerita anak muda itu kepada Jacqueline. Maka perempuan Perancis
itu mulai percaya.
Sarjana ini lalu mulai mengumpulkan laporan pandangan mata dari
mereka yang pernah menyaksikan makhluk aneh itu. Dari 31
wawancara, dia berhasil membedakan empat jenis "Tuan X", begitu
ia menamakan makhluk aneh itu. Tuan X pertama badannya besar.
Begitu pula tapak kakinya. Laki-laki kokoh yang berbulu lebat
itu, suka menyandang gada, ibarat Bima dalam cerita-cerita
wayang Jawa. Dia pernah dilihat memikul daging kerbau melintasi
hutan Jacqueline menduga dia merupakan anota satu kelompok
sosial, dengan siapa ia membagi-bagi daging hasil buruannya.
Berkali-kali Tuan X Pertama ini menunjukkan rasa ingin tahunya
tentang kebudayaan nanusia. Ketika dia menahan pemuda Masai
yang diwawancarai Jacqueline, dia memperhatikan dengan saksama
busur dan panah tahanannya lalu mematahkannya. Lalu, ia
memasukkan anak-anak panah itu kembali ke dalam bumbungnya.
Pada kesempatan lain, makhluk itu berpapasan pula dengan seorang
lelaki Masai yang berjalan melintasi hutan dengan membawa domba
yang akan dibantai, pagi-pagi buta. Saking takutnya, lelaki itu
menjatuhkan dombanya, lalu lari bersembunyi di balik pohon. Dari
tempat persembunyiannya itu dia saksikan bagaimana Tuan X
mengangkat domba yang terjatuh tadi, lalu mengamat-amati mata
domba itu.
Ada Yang Pendek Gemuk
Ada pula Tuan X Kedua. Badannya tinggi dan tak berbulu lebat,
kurus, berkulit coklat dengan rambut keriting hitam. Selusin
orang telah berjumpa dengan makhluk ini di enam tempat di hutan.
Tampaknya mereka tinggal di gua-gua bersama anak-anaknya.
Tuan X Ketiga, sangat tua. Tokoh berbadan besar ini telah
dilihat membunuh kerbau dengan pohon yang dicabut dan
diruncingkan akar- akarnya bak ujung tombak. Tuan X Ketiga ini
juga memiliki pisau mirip tombak yang dipakainya untuk
mengeluarkan isi perut hewan mangsanya, yang kemudian dilahap di
tempat beramai-ramai.
Sedang Tuan X Keempat adalah tokoh katai berbadan pendek gemuk.
Ada sepuluh orang Masai yang telah melihat si cebol ini di empat
tempat di hutan membawa kayu penggali yang dipakainya untuk
menggali umbi-umbian.
Kalau bentuk makhluk yang misterius itu merupakan bentuk
peralihan dalam revolusi dari nenek moyang kera kenenek moyang
manusia, itu akan merupakan sumbangan yang berharga sekali bagi
teori evolusi. Selama ini, Afrika memang dianggap 'tempat
kelahiran' manuia yang tertua. Manusia purba yang hidup antara
1 - 2 juta tahun lalu, yang tergolong dalam kelompok
Australopithecus, memang ditemukan di Kenya, Afrika Selatan, dan
Ethiopia.
Yang paling terkenal adalah penemum fosil tengkorak
Australopitbecus (Zinjantbropus) boisei oleh Dr Louis S.B.
Leakey dan isterinya di Olduvai Gorge, Tanzania, di tahun 1959,
setelah 28 tahun mencari. Namun sebelum Dr Leakey meninggal,
tahun 1972, dia sendiri masih sempat dikejutkan oleh penemuan
anaknya, Richard Leakey, Kepala Museum Nasional Kenya, di
sebeah timur laut Danau Rudolf. Fosil ini jauh lebih besar dari
pada fosil Australopithecus temuan Leakey senior. Juga
sedikitnya setengah juta tahun lebih tua.
Menurut dugaan Dr Leakey almarhum, mestinya ada lagi manusia
purba yang lebih tua, yang merupakan nenek moyang fosil Olduvai
Gorge (Tanzania) maupun fosil-fosil yang kemudian ditemukan di
tepi Danau Rudolf (Kenya). Dan menurut dia, yang ditemukan di
dekat Danau Rudolf itulah yang kemudian berkembang langsung ke
arah Homo Saplens sekarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini