ADA penelitian di bidang kedokteran yang sudah berlangsung 25 tahun. Penelitian itu, mengukur tekanan darah pada mata dengan tomografi, rekaman digital yang menggunakan komputer, untuk meramalkan serangan jantung dan pendarahan otak. Namun, penelitian di Rumah Sakit John Hopkins, Baltimore, itu tak pernah sampai pada kesimpulan pastn Perhitungan komputer tak mampu menganalisa grafik digital yang terpampang di layar. Beberapa waktu lalu kegagalan penelitian ini sampai ke telinga Christopher Crowhurst, seorang pelajar berusia 16 tahun, pada Ivybridge Community College di Plymouth, Inggris. Anak seorang polisi yang kebetulan memiliki sebuah komputer mikro yang sederhana itu tertarik untuk ikut menghitung. Alhasil, awal bulan ini, ia menemukan kesalahan pada program komputer yang digunakan para peneliti di John Hopkins. Christopher kemudian memperbaiki kesalahan itu dengan menyusun sebuah program baru, dan ia menemukan sistem analisa untuk meramal serangan jantung dan pendarahan otak yang dicari-cari para peneliti di Amerika tersebut. Setelah dikonfirmasikan ke John Hopkins, para peneliti terkejut, program yang dibuat Chris memang sistem analisa yang dicari. "Sebuah penemuan yang luar biasa," ujar Dr. Peter Schilder, seorang peneliti dari John Hopkins, "disc yang dikirimkannya memuat sebuah pemecahan yang canggih dan keterampilan luar biasa dalam bergaul dengan komputer." Schilder segera mengirimkan dana US$ 1.000 untuk penyelesaian program itu dan, Juli mendatang, mengundang Chris untuk mengaplikasikan program yang dirancangnya dengan komputer mikro sederhana, ke komputer canggih milik para peneliti yang bernilai jutaan dolar. Bagaimana cara Chris menemukan kesalahan itu. "Begitu saya periksa, langsung saya temukan kesalahan," kata Chris pada wartawan TEMPO Adi Pradana di London. "Mereka di John Hopkins telah melakukan kekeliruan yang aneh." Chris mengisahkan, Dr. Schilder mulanya tak percaya ketika ia menelepon dan mengatakan ada kesalahan. Tapi Schilder ternyata tak keberatan memeriksa umpamanya Chris mengirim program perbaikannya. "Dan saya terpaksa putar otak untuk mnemukannya," kata Chris lagi. Dan, ia berhasil. Sementara itu, seorang remaja lain di Prancis, Cyrille de Vignemont, berusia 17 tahun, juga menarik perhatian publik karena kebolehan sama dengan Chris di bidang komputer. Cyrille, sudah sejak berusia 12 tahun, dikontrak perusahaan komputer Apple untuk merancang program-program komputer. Kontraknya, konon, sampai jutaan franc. Program bikinannya yang sudah dipasarkan Apple adalah program untuk pendataan barang yang diberi nama Cassur, dan program untuk mengontrol stok barang, Runefber. Di samping itu, pada usia 15 tahun, Cyrille telah pula menyusun buku tentang pembuatan program komputer. Buku itu kini juga sudah beredar. Namun, Desember tahun lalu, Cyrille baru mengejutkan publik Prancis, ketika terpilih mewakili kaum remaja mewawancarai Presiden Mitterrand. Secara mengejutkan ia memberondong Mitterrand dengan pertanyaan-pertanyaan perihal ruang angkasa, ekonomi, dan sosial politik. Dan karena wawancara itu, belum lama ini, Menteri Urusan Pemuda Herve de Charette mengangkatnya menjadi pembantu menteri, khusus untuk mengurusi permasalahan remaja. "Sekali seminggu saya ke Paris untuk bekerja di kementerian," kata Cyrille di rumahnya di Lyon pada wartawan TEMPO Sapta Adiguna. Ketika ditanya apakah semua kesibukannya membuat ia kehilangan waktu bergaul dengan sebayanya, Cyrille menyatakannya, tidak. "Saya justru bertugas mengontak semua organisasi kepemudaan untuk mengetahui apa kebutuhan mereka," katanya. Cyrille cepat mengembangkan kecerdasannya di bawah bimbingan ibunya, Ghislaine, seorang ahli biokimia. "Menurut saya, ia biasa saja," ujar Ghislaine, yang kini berusia 40 tahun. Namun, memang sejak kecil Cyrille sudah tertarik pada komputer. Menurut ibunya, Cyrille berhenti sekolah setelah menyelesaikan sekolah dasar. "Pada usia 11 tahun ia sudah mulai kursus komputer, karena tak bisa membagi waktu, ia meninggalkan sekolahnya dan menghabiskan seluruh waktu untuk komputer," ujar sang ibu. Ibu yang arif itu membiarkannya, dan yakin Cyrille akan berhasil suatu saat. Ibu itu ternyata tidak kecewa. J.S.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini