Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENEMUAN baru ini cukup mengejutkan: sebuah lubang hitam (black hole) didapati berada dekat dengan bumi. Jaraknya hanya 1.600 tahun cahaya. Rentang ini memang bermakna belasan triliun kilometer karena satu tahun cahaya berjarak 9,37 miliar kilometer. Namun, dalam terminologi astronomi, jarak lubang hitam yang ditemukan di gugus bintang Sagitarius ini boleh dikatakan praktis berada di "pintu depan rumah".
Penemuan yang dipublikasikan akhir Januari lalu itu merupakan lubang hitam pertama yang ditemukan di galaksi Bima Sakti, tempat tata surya kita hidup. Lubang hitam lainnya berdomisili di galaksi lain dengan jarak 50-100 juta tahun cahaya.
Lubang hitam yang baru ditemukan ini tepatnya berada di lokasi milik bintang bernama V4641 Sgr. Lubang hitam ini pertama kali terbidik oleh seorang astronom amatir di Australia, pada September tahun lalu. Lalu, Donald Smith, astronom dari Massachusetts Institute of Technology yang telah memfokuskan detektor sinar-X di bintang tersebut, menjumpai lubang hitam itu menghadirkan diri dengan ledakan sinar-X yang singkat tapi dramatis. Tiga ledakan berikutnya menyusul dengan waktu ledak masing-masing sekitar dua jam. Waktu ini cukup bagi Smith untuk menyimpulkan bahwa energi yang muncul itu berasal dari lubang hitam.
Teleskop radio mendeteksi materi yang berhamburan di sekitar lubang hitam dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. "Ini adalah semburan terhebat yang pernah kami lihat," kata Robert M. Hjellming dari National Radio Astronomy Observatory. Menurut para ahli, empat ledakan yang teramati tadi adalah sumber sinar-X paling terang yang pernah ada selain matahari.
Penemuan ini menyulut kegairahan publik, bahkan pada orang yang tak terlalu paham astronomi. Masalahnya, lubang hitam adalah benda angkasa luar paling misterius. Menurut Prof. Dr. Bambang Hidayat, pakar astronomi dari Peneropongan Bintang Bosscha, lubang hitam adalah benda yang luar biasa padat, dengan massa 60 kali lebih berat dari matahari, dan berputar dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dengan kepadatan dan kecepatannya berputar itulah black hole punya daya serap yang dahsyat. Akibatnya, cahaya pun tak bisa menembus materi ini. Cahaya dari balik lubang hitam akan terbengkokkan, seperti halnya semburan sinar-X yang dijumpai September lalu.
Sebagai ilustrasi, misalkan kita berdiri di muka bumi dan melempar batu ke udara dengan kekuatan biasa, batu itu akan melambung sebentar untuk kemudian jatuh lagi. Namun, bila kita melempar dengan sangat kuatdengan bantuan alatbatu itu akan meninggalkan bumi selamanya. Kecepatan untuk mampu lepas dari gravitasi ini disebut escape velocity. Kecepatan ini tergantung pada massa planet. Bila planet sangat masif, gaya berat menjadi sangat kuat sehingga escape velocity menjadi sangat tinggi. Sebaliknya untuk planet yang ringan. Escape velocity juga tergantung pada berapa jauh dari pusat planet: semakin dekat, semakin tinggi escape velocity yang dibutuhkan. Untuk bumi, escape velocity adalah 11,2 kilometer per detik, sementara untuk bulan 2,4 kilometer per detik.
Adapun lubang hitam adalah sebuah obyek dengan konsentrasi massa dalam radius yang kecil sehingga escape velocity yang dibutuhkan lebih besar dari kecepatan cahayasekitar 298 ribu kilometer per detik. Karena tak ada yang lebih cepat dari cahaya, tak ada yang mampu melarikan diri dari tarikan medan gaya berat benda ini. Bahkan, cahaya pun akan tertelan ke dalamnya menuju pusat, singularity, dan tak mungkin keluar lagi. Batas aman dari daya sedot benda ini disebut event horizontepi luar lubang hitam. Karena itu, lubang hitam hanya bisa terdeteksi dengan terlihatnya semburan sinar-X di sekitarnya. Sebab, seperti kata fisikawan Stephen Hawking, tanpa benda lain, lubang hitam adalah kucing hitam di gudang arang.
Mengapa lubang hitam menjadi merangsang? Dengan pengandaian matematikaberbasis teori relativitas Einsteinada semacam lubang putih, white hole, yang memuntahkan segala yang telah tertelan lubang hitam. Di sini, waktu mengalir ke belakang. Jalan dari lubang hitam ke lubang putih ini dinamai lubang cacing (wormhole). Di sinilah kemungkinan perjalanan waktu dan "semesta lain" mendapat tempat. Namun, keasyikan ini berhenti sampai tahap imajinasi. Lubang putih dan lubang cacing tak pernah terbukti ada. Tak ada bukti bagaimana lubang putih bisa terbentuk, seperti halnya tak pernah terbukti lubang hitam bisa ditiadakan. Namun, pengandaian inilah yang membuat kegairahan publik terhadap lubang hitam terus menyala.
Yusi A. Pareanom dan Rinny Srihartini (Bandung)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo