Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Larangan terbang mig 21 m

8 pesawat tempur mig 21 m buatan india berjatuhan. 300 pesawat sejenis dilarang terbang. timbul kecurigaan terhadap keseluruhan desain yang dibuat hal. beberapa teori pangkal kecelakaan. (ilt)

19 Juli 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI sebuah sore yang cerah, di musim panas bulan April tahun lalu, sebuah MiG 21M dari skuadron tempur Angkatan Udara India melesat meninggalkan tarmac pangkalan militer Bareilly di timur New D)elhi. Manifes mencatat, pesawat bikinan India itu diterbangkan oleh pilot berpengalaman Letnan (penerbang) R.S. Sodhi, dan penerbangan itu merupakan latihan reguler. Sepuluh menit pertama pesawat bersayap delta itu, yang dibuat di bawah lisensi Uni Soviet, meluncur mulus di udara, dan Sodhi tanpa kesulitan mulai membuat manuver tukikan tajam -- bagian dari rangaian latihan serangan darat. Tiba-tiba terjadi kesulitan: sistem hidrolik yang mengendalikan kepakan sayap macet total. Sodhi tak lagi bisa mengendalikan pesawat supersonik yang dibawanya itu. Di saat-saat gawat, Sodhi menekan tombol pengaman, dan kursinya melesat ke luar secara otomatis. Ia selamat sampai di bumi dengan parasut. Namun, MiG 21M yang tinggalkannya menghunjam perkampungan Rampuramsari, dan menewaskan 15 penduduk. Peristiwa Bareilly ini ternyata sebuah awal malapetaka panjang yang menimpa Angkatan Udara India. Dalam jarak berdekatan, delapan pesawat MiG lain hancur menghantam bumi -- tiga di antaranya terbakar di udara. Deretan kecelakaan itu membawa Angkatan Udara India ke sebuah keadaan yang paling menakutkan. Mula-mula 100 MiG 21M kena larangan terbang sementara, karena penyebab kerusakan belum juga ditemukan. Juni lalu, majalah India Today menulis 300 MiG India dari semua tipe dinyatakan grounded -- tak boleh terbang. India akan mendapat kesulitan besar bila Pakistan memanfaatkan keadaan dengan melakukan serangan udara. Serbuan beberapa pesawat tempur saja bisa berakibat fatal, karena satuan-satuan MiG adalah tulang punggung pertahanan sektor Barat India, yang berbatasan dengan Pakistan. Kastaf AU India D.A. La Fontaine mengakui, jika terjadi apa-apa, tak satu pun MiG bisa mengudara untuk mempertahankan instalasi-instalasi penting. Kecemasan kemudian meluas ke kalangan politisi. Direktur Institut Masalah Pertahanan India, K. Subrahmaniam, mengutarakan bahwa Uni Soviet besar kemungkinan akan "menyokong" serangan Pakistan, karena kedudukannya di Afghanistan. Kecurigaan ini memperluas kesulitan, karena pesawat MiG adalah ciptaan Soviet, dan negara itu pula sebenarnya yang paling bisa membantu India mencari penyebab kecelakaan. Pesawat MiG 21 yang prototip awalnya dibuat sekitar 25 tahun lalu adalah pesawat buru serap yang sangat populer. Hingga kini tipe ini mengenal sejumlah perubahan, yang terakhir adalah MiG 21 bis. Pesawat bersayap delta ini (berbentuk segitiga) terhitung modifikasi pesawat buru sergap. Prototip MiG angkatan sebelumnya hanya berfungsi sebagai pesawat tempur khas serangan darat, tapi pada MiG 21 kemampuan itu ditambah dengan pencapaian jarak jauh. Hingga kini, selain India ada 35 negara menggunakan pesawat tempur itu. India sudah memanfaatkan MiG 21 sejak pertemputannya dengan Pakistan antara tahun 1965 dan 1971. Dan, MiG 21 sangat bermanfaat bagi India, karena kemampuannya terbang jauh itu. Tahun 1973 India memutuskan untuk membuat sendiri MiG 21 M di bawah lisensi -- sementara Soviet sendiri telah mengembangkan MiG 23. Industri pesawat terbang yang membuatnya adalah Hindustan Aeronautics Limited (HAL), dan memproduksi MiG 21M antara tahun 1973 dan 1981. Dalam jajaran Angkatan Udara India, selain MiG 21M produksi dalam negeri ini, terdapat pula MiG 21FL dan MiG 23 yang diimpor dari Soviet. Total jumlah MiG di sana 300 pesawat. Keputusan grounded bagi seluruh pesawat MiG jelas menunjukkan kccurigaan India pada desain MiG secara keseluruhan. Beberapa kelemahan yang penting adalah penambahan tangki bahan bakar dengan tujuan terbang jauh dinilai tidak sesuai dengan struktur MiG. Beberapa pilot menyatakan sering terjadi gangguan akselerasi pada manuver-manuver sulit. Ini memang masalah pesawat-pesawat bersayap delta, semakin tajam tikungan dilakukannya, semakin banyak pesawat kehilangan percepatan. Karena itu, dalam versi MiG 21M, Soviet menambahkan jumlah pylon di bawah sayap pesawat. Peralatan ini, tak lain, bandul yang bisa dilepaskan ketika pesawat mengalami hambatan akselerasi. TOH kecurigaan ini banyak mendapat tantangan. Organisasi untuk Riset dan Kemajuan Pertahanan India yang beroposisi cenderung melihat kesalahan terletak pada industri pesawat terbang India sendiri. Mereka mengajukan pertanyaan: mengapa hanya MiG 21 M produksi dalam negeri yang berjatuhan, sementara MiG 21FL dan MiG 23 yang dibikin di Soviet tidak apa-apa. Teori pertama yang menunjuk pangkal kecelakaan berpendapat, HAL tidak akurat membangun mesin jet yang pada MiG terletak di bagian ekor pesawat. Akibatnya, terjadi penaikan suhu yang berlebihan pada ruang pembakaran dan lubang pembuangan gas. Sementara itu, sumber listrik yang berfungsi menggerakkan sistem hidrolik didesain tidak untuk menghadapi panas berlebihan itu. Maka, regulator akumulator yang terletak persis di atas ruang pembakaran mengalami distorsi, kemudian macet total, dan secara otomatis pesawat kehilangan kontrol. Teori lain menunjukkan, naiknya suhu bisa pula diakibatkan tidak persisnya jarak pemasangan lempengan luar pesawat dengan mesin jet. Pada desain MiG 21 M, ruang antara mesin dan lempengan yang berfungsi mengalirkan udara dingin punya jarak hanya 5 milimeter. Dari hasil penelitian terungkap pada MiG bikinan HAL, jarak itu tak ada yang sama. Distorsi ini, walau hanya 1 milimeter, menurut para pengamat, bisa beraklbat fatal. Suhu akan naik karena terganggunya sirkulasi udara dingin. Yang kemudian menimbulkan perdebatan, teori-teori itu ditentang para ahli Soviet sendiri, yang didatangkan sebagai konsultan. Celakanya, para konsultan itu tak mampu menunjukkan penyebab lain, dan tampaknya juga terbingung-bingung. Sikap inilah yang agaknya membuat Kastaf La Fontaine naik pitam, dan melarang semua MiG terbang. Jim Supangkat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus