Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Lebaran Akan Jatuh pada 9 atau 10 April? Simak Peta Hilal Keduanya dari BMKG

Awal Ramadan berbeda, bagaimana dengan akhirnya nanti dan penetapan 1 Syawal alias Hari Raya Lebaran nanti?

6 April 2024 | 04.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok umat muslim di Gunung Kidul, DIY, sudah ada yang melaksanakan Salat Idul Fitri 1445 H pada Jumat, 5 April 2024. Sebagian besar yang lainnya di Tanah Air masih menunggu untuk ber-Lebaran antara 9 atau 10 April nanti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua kemungkinan itu karena sudah ada perbedaan saat awal Ramadan 1445 H yang lalu. Sebagian umat Islam mengawali 1 Ramadan pada 11 Maret 2024 dan sebagian mengawali mengikuti penetapan pemerintah pada 12 Maret 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk yang menentukan awal Ramadan pada 11 Maret, tentu 29 Ramadan 1445 H jatuh pada 8 April 2024. Pada sore harinya akan dilakukan pengamatan hilal bulan baru 1 Syawal. Sedangkan untuk yang menentukan awal Ramadan pada 12 Maret 2024, maka 29 Ramadan 1445 H jatuh pada 9 April 2024.

Di antara dua kemungkinan akhir Ramadan itu, yang manakah yang akan diikuti oleh umat Islam di Indonesia? Atau apakah perbedaan akan kembali terjadi untuk penetapan 1 Syawal nanti, seperti halnya 1 Ramadan lalu?    

Berikut ini penjelasan yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai proyeksi peta ketinggian hilal pada 8 dan 9 April itu. Penjelasan dikutip dari laman resmi BMKG, bersumber dari Stasiun Geofisika Pasuruan, Jawa Timur.

Ketinggian Hilal pada 8 April 2024

Berdasarkan peta yang ditampilkan BMKG, pada 8 April 2024, saat matahari terbenam di Indonesia, tinggi hilal masih bernilai negatif. Itu artinya, untuk yang mengambil pendapat hisab sebagai penentu awal Syawal 1445 H akan menggenapkan bulan Ramadan 30 hari dan memulai 1 Syawal 1445 H pada 10 April 2024.

Di sebagian  besar  wilayah  di  dunia  pun tinggi  hilal  diproyeksi masih bernilai  negatif kecuali untuk wilayah Amerika dan sekitarnya. Untuk yang mengambil pendapat rukyat global sebagai penentu  awal  bulan  Syawal  1445  H,  mereka akan  menunggu  hasil  rukyat  di  Amerika, tapi ini pun kemungkinan kecil untuk hilal minimal 3 derajat sesuai ketentuan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Ilustrasi pengamatan hilal. Antara

Sehingga, kata BMKG, untuk kelompok ini pun  kemungkinan besar akan menggenapkan bulan Ramadan 30 hari dan memulai 1 Syawal 1445 H 10 April 2024.

Ketinggian Hilal pada 9 April 2024

Berdasarkan peta dari BMKG, pada 9 April 2024 saat matahari terbenam di Indonesia, tinggi hilal sudah lebih tinggi dari 3 derajat dan elongasi lebih dari 6,4 derajat. Artinya, telah memenuhi standar minimal  kriteria penetapan bulan baru menurut  MABIMS.  

Untuk  yang  mengambil  pendapat imkanur  rukyat berdasarkan wilayatul hukmi, kemungkinan besar di Indonesia hilal akan terlihat dan memulai 1 Syawal 1445 H pada 10 April 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus