Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang sedang merebak di Cina sudah teridentifikasi selama 24 tahun terakhir. Lantaran bukan bibit penyakit baru, dia menyebut antibodi virus yang menimbulkan infeksi saluran pernafasan ini pernah ditemukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sebelum (era) 2000-an sudah pernah ditemukan antibodi pada virus ini,” ucapnya dalam keterangan tertulis pada Selasa, 7 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertama kali dilaporkan dalam jurnal ilmiah yang terbit di Belanda pada Juni 2001, HMPV ditengarai sudah ada di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Asia Tenggara. Penjelasan soal HMPV pertama kali muncul dalam jurnal berjudul ‘A Newly Discovered Human Pneumovirus Isolated from Young Children with Respiratory Tract Disease’.
Virus HMPV ditengarai merupakan evolusi dari Animal Metapneumovirus (AMPV), virus hewan yang ditemukan di Afrika Selatan pada 1978. Cenderung menjangkit unggas, virus AMPV yang memiliki 4 sub tipe itu dulunya diberi nama Turkey Rhinotracheitis Virus (TRTV).
Mengutip sebuah data dari Australia, Tjandra menyebut HMPV pernah menjadi penyebab ketiga infeksi saluran napas pada orang dewasa dan anak-anak, setelah influenza dan respiratory syncytial virus (RSV). “Sebelum adanya pandemi Covid-19,” kata direktur pascasarjana di Universitas YARSI tersebut.
Di Inggris, menurut data yang sama, hampir semua anak di bawah usia lima tahun disebutkan pernah terinfeksi HMPV setidaknya satu kali. Sejak musim dingin akhir 2024, HMPV mewabah di wilayah utara Cina. Otoritas di Amerika Serikat dan Inggris juga sempat melaporkan peningkatan kasus HMPV sejak Oktober 2024, meski lonjakannya tidak setinggi yang terjadi di Negeri Tirai Bambu.
Sejauh ini belum ada vaksin yang diciptakan khusus untuk HMPV. Yang ada justru vaksin untuk RSV yang juga memicu gangguan saluran pernafasan. Namun, Tjandra menyebut masih ada harapan vaksin HMPV juga akan dikembangkan.
“Bahkan perusahaan vaksin Moderna sudah mulai melakukan penelitian untuk vaksin mRNA HMPV,” kata dia.
Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin juga menekankan bahwa HMPV mirip dengan flu biasa, sehingga masyarakat tidak perlu panik. Menurut Menteri Budi, sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.
“Berbeda dengan COVID-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa,” tuturnya.
Pilihan Editor: Hujan Intensitas Tinggi di Sumatera Barat, Banjir Terjang 1000 Keluarga di Pesisir Selatan