Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda bertanya mengapa darah berwarna merah? Atau mengapa tidak berwarna biru seperti yang dimiliki gurita atau kepiting? Tentu, hal itu karena beberapa zat kimia warna-warni yang terdapat di dalam sel darah merah Anda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian darah manusia terdiri dari plasma, di mana semua sel darah dan zat apa pun yang di bawah oleh darah (selain oksigen) dilarutkan. Seorang dokter dan akademisi di University of Maryland Medical Center, David Getz, mengatakan jenis sel darah yang dimiliki manusia umumnya adalah sel darah merah. Jika sel darah merah dalam tubuh kurang, bisa menjadi tanda-tanda penyakit anemia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Getz, warna merah dalam sel darah merah terjadi karena mengandung molekul zat besi yang disebut hemoglobin. Dalam tubuh, ia berperan sebagai pengikat dan pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh. Hemoglobin terdiri dari empat rantai protein yang masing-masing mengikat struktur kimia berbentuk cincin tambahan yang dikenal “hemes”.
"Warna merah berasal dari sub unit protein yang dikenal sebagai 'hemes' yang mengikat zat besi. Oksigen, kemudian berikatan dengan zat besi, dan itu adalah interaksi antara unit heme dan oksigen yang membuat darah merah," kata Getz dikutip Tempo dari The Healthy.
Warna merah dalam darah bukan tanpa alasan, sebab warna tersebut memainkan peran penting. Hal itu juga berlaku bagi warna-warna lain di organ tubuh manusia. Warna, menurut Sergio Piña-Oviedo dari Departemen Hematopathology di MD Anderson Cancer Center di Houston, sangat penting untuk keperluan kamuflase, perlindungan, hingga metabolisme dalam tubuh.
Di sisi lain, melansir dari Medical News Today, ada kemungkinan terjadinya perubahan biokimia warna merah dalam darah manusia. Hal itu tak terlepas dari relevansinya dengan tiap organ manusia yang lain. Misalnya, untuk dialirkan ke darah manusia, zat besi dalam hemoglobin mengikat oksigen di paru-paru (proses pernapasan). Saat dipompa menjauh dari paru-paru ke jaringan tubuh, darah akan terlihat berwarna merah terang.
Sebaliknya, ketika oksigen dilepaskan, akan tergantikan oleh karbondioksida yang kemudian dibawa kembali ke paru-paru. Selanjutnya dikeluarkan dari tubuh saat Anda bernapas. Tatkala karbondioksida berikatan dengan hemoglobin, warna sel darah merah akan berubah, dari merah terang menjadi merah tua, serta akan terlihat sedikit ungu.
HARIS SETYAWAN