Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Mengecoh satelit mata-mata amerika

Konon bunker-bunker bawah tanah irak jumlahnya puluhan. dibangun dengan standar bunker nato. ada yang di bawah kota baghdad, di tepi sungai tigris. mampu menampung 48 ribu tentara irak. sulit dibobol.

2 Februari 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRIMADONA berita Perang Teluk silih berganti. Mula-mula rudal Scud Irak mendapat publisitas luar biasa, setelah berhasil menyengat Tel Aviv. Namun, pihak Sekutu cepat mengerahkan penangkalnya: rudal Patriot buatan Amerika. Scud kontan turun pamor, dan Patriot tampil menjadi primadona. Lalu sepanjang pekan lalu primadona kembali bergeser ke Saddam Hussein, lewat bunker-bunker bawah tanahnya. Banyak sekali cerita beredar, bagaimana perlengkapan dan personel militer Irak bisa bersembunyi secara aman dalam bunker-bunker kukuh itu kendati pesawat tempur lawan memuntahkan rudal dan bom. Dan diperkirakan, dari bunker-bunker itulah Saddam Hussein akan melancarkan pukulan balasan. Bunker itu jumlahnya konon puluhan, dan menyimpan kekuatan besar. Ada yang dibangun di bawah Kota Baghdad, di tepian Sungai Tigris, yang mampu menampung 48 ribu tentara Irak. Panjangnya konon sampai belasan kilometer. Di beberapa tempat lainnya, bunker-bunker itu dipakai untuk menyimpan rudal, tank, amunisi, dan bahan makanan. Namun, Saddam juga diketahui memiliki delapan buah bunker berbentuk hanggar -- yang kebal terhadap serbuan udara dari pihak lawan. Kehadiran bunker-bunker itu, kata pengamat militer Barat, menyebabkan serangan udara Sekutu, yang akhir pekan silam mencapai lebih dari 15.000 penerbangan, hanya bisa merontokkan 50 buah dari 750 pesawat tempur Irak, yang sebagian dari jenis Mirage F-1 buatan Prancis dan MiG 29 buatan Uni Soviet. Sebagian bunker itu oleh pihak Sekutu, diklaim sudah diketahui persis lokasinya -- lewat jalur intelijen. Namun, sebagian lain yang konon tersebar di pelbagai penjuru negeri belum bisa diendus hidung Sekutu. Satelit mata-mata Amerika tak bisa melacak bunker? "Dia tak bisa menjanjikan jawaban pasti," ujar Dr. Richard Mengko, 38 tahun, ahli image processing ITB. Satelit-satelit pengamat permukaan bumi pada umumnya, menurut Richard Mengko, bekerja berdasarkan dua cara: mengandalkan liputan visual dengan kamera atau menggunakan teknik pantulan gelombang mikro. Untuk keperluan penyidikan obyek bawah tanah, "Biasanya satelit jenis kedua yang dipakai," tambahnya. Untuk jenis yang pertama, Amerika kini memiliki satelit yang mampu mendeteksi keberadaan tank atau mobil di atas permukaan tanah. Jika bunker-bunker itu dibangun di bawah tanah lapang dan bersih, kata Richard Mengko, satelit Amerika akan mudah menemukannya. Sebab, mata-mata terbang itu bisa mendeteksi adanya onggokan kayu, besi, dan beton di bawah tanah. "Namun, saya yakin Saddam tidak bodoh," ujarnya. Bunker-bunker itu, menurut perkiraan Richard, dibangun di kawasan yang menjamin tujuan penyamaran. Di mana itu? "Di bawah permukiman," ujarnya kepada Dwiyanto Rudy S. dari TEMPO. Dengan membangunnya di bawah rumah-rumah penduduk, satelit AS bakal kebingungan. Gelombang mikro yang dipancarkan ke bawah akan dipantulkan tanpa pola yang jelas. "Kacau," kata Richard. Karakter bunker tidak bisa terungkap. Sumber-sumber panas di dalam bunker -- lampu-lampu, generator, mesin pendingin, dan mesin-mesin -- akan berbaur dengan sumber panas yang digunakan penduduk. Satelit tak berdaya. Masih ada cara lain untuk mengecoh satelit mata-mata AS. Yang pertama, dengan memanipulasikan bahan bangunan. Bentangan beton itu bisa dilapisi dengan bahan lain -- plastik umpamanya -- untuk menyarukan karakter beton atau baja yang dipakai sebagai dinding bunker. Yang kedua, membuat permukaan bunker itu menjadi kerucut, atau menghindari bentuk berpola khas seperti kotak, lingkaran, atau bentuk geometris lainnya. Richard Mengko yakin, tipuan-tipuan seperti itu diketahui betul oleh Saddam Hussein. Jangankan bunker yang tersembunyi, hanggar-hanggar beton yang telah diketahui lokasinya pun masih sulit dibobol oleh pesawat-pesawat tempur Sekutu. Maklum, hanggar beton itu dibangun dengan standar bunker NATO. Dinding dan atapnya yang melengkung setengah lingkaran terbuat dari beton bertulang setebal 120 cm. Pintunya pun dari beton 60 cm tebalnya. Untuk penyaruan, tubuh hanggar itu dilapisi dengan tanah liat. Sebagian lainnya ditimbun dengan pasir. Dengan konstruksi seperti ini bom-bom yang dilepaskan pesawat tempur Sekutu tak sanggup mengoyakkan. "Ironis, justru Angkatan Udara NATO harus belajar menghancurkan benteng buatan sendiri," kata seorang pejabat NATO, seperti dikutip harian International Herald Tribune pekan lalu. Kini, pasukan Sekutu konon telah menyiapkan siasat khusus. Lubang ventilasi dan pintu hanggar merupakan titik lemah. Pintu hanggar itu akan digempur dengan bom berkepala komposit. Hantaman bom ini akan menimbulkan koyakan pada dinding pintu, sebelum dia meledak. Pengerahan bom itu diharapkan membuat mekanisme buka-tutup bunker rusak sehingga pesawat tempur Irak tak bisa keluar dari kandang. Sedangkan lubang itu bakal dihajar dengan roket yang dikendalikan laser. Pada pelaksanaannya, salah satu awak pesawat pembawa bom itu akan menembak ventilasi itu dengan sinar laser, lalu dikuncinya sasaran itu. Berkas-berkas pantulan laser itu akan kembali ke pesawat, dan menjadi masukan bagi komputer untuk menaksir jarak dan koordinat lubang itu secara tepat. Lalu komputer ini akan menuntun arah bom menuju target. Sampai akhir pekan lalu, beberapa hari setelah siasat itu diumumkan, belum terdengar adanya bunker yang hancur oleh bom Sekutu. Putut Tri Husodo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus