Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Mengenal Labu untuk Bahan Koteka Suku Dani, Bisa Obati Tifus

Koteka ini berasal dari sejenis buah labu.

14 Juli 2019 | 10.44 WIB

Peserta mempertunjukan tarian tradisional dalam Festival Budaya Lembah Baliem,  di Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Papua, 8 Agustus 2017. Walau pun keadaan sudah modern, tapi suku Dani tetap mempertahankan adat istiadat dan tradisi mereka dengan menggunakan koteka. Tempo/Rully Kesuma
Perbesar
Peserta mempertunjukan tarian tradisional dalam Festival Budaya Lembah Baliem, di Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Papua, 8 Agustus 2017. Walau pun keadaan sudah modern, tapi suku Dani tetap mempertahankan adat istiadat dan tradisi mereka dengan menggunakan koteka. Tempo/Rully Kesuma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Koteka merupakan pakaian tradisional Suku Dani di Lembah Baliem, Papua. Koteka ini berasal dari sejenis buah labu atau Melongena L.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Buah labu ini oleh Suku Dani di Kampung Parema, Distrik Wesaput, Kabupaten Jayawijaya, ditanam di pekarangan rumah mereka. "Cara menanam labu ini hampir sama dengan tanaman pare, yaitu dengan dibuatkan tempat untuk merambat, sehingga buah labu bergelantungan menggantung ke bawah," kata Hari Suroto, peneliti di Balai Arkeologi Papua, Sabtu, 13 Juli 2019.

Buah labu yang sudah tua dijadikan koteka. Selain untuk koteka,  oleh Suku Dani di Kampung Parema, buah labu muda dijadikan obat tradisional untuk penyakit tifus. "Caranya yaitu dengan merebusnya, labu rebus ini dikonsumsi setiap hari hingga penyakit tifus sembuh," kata Hari.

Labu yang ditanam Suku Dani, Jayawijaya, untuk koteka. (Dok.Hari Suroto)

Biasanya anak kecil hingga orang tua yang sakit tipes akan mengkonsumsi labu rebus ini.

Selain itu, Suku Dani di Kampung Parema juga menanam buah merah, sejenis pandan yang berbuah merah, buah merah ini dikonsumsi sehari-hari, dimakan bersama keladi rebus. Buah merah juga dipercaya mampu menyembuhkan penyakit.

"Perlu penelitian ilmiah tentang manfaat buah labu koteka dalam pengobatan medis," katanya.

Menurut Hari Suroto, penelitian etnoarkeologi pernah dilakukan pada penggunaan koteka sebagai pakaian tradisional di Distrik Ilugwa, Mamberamo Tengah pada 2014.

"Tahun 2017, penelitian etnoarkeologi pada Suku Mee di Kabupaten Dogiyai, mereka juga mengenakan koteka, terbuat dari bahan labu, tetapi labu ini untuk koteka saja, mereka tidak mengenal untuk obat tipes," katanya.

"Tradisi berkoteka dalam studi etnoarkeologi dapat dijadikan sebagai obyek studi komparatif tentang pakaian pada masa prasejarah di pegunungan Papua," katanya.

Hari Suroto mengatakan, koteka dan pohon labu perlu dilestarikan, untuk itu koteka perlu diusulkan sebagai warisan dunia UNESCO.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus