Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Papua menyebut angkutan umum sebagai taksi. Taksi yang digunakan adalah mobil pick-up hasil modifikasi khusus yang beroperasi baik di kota maupun kabupaten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Taksi ini berbeda dengan yang ada di Jakarta,” ujar Hari Suroto, Arkeolog di Balai Arkeologi Papua, kepada Tempo pada Senin, 5 April 2021.
Menurut Hari, taksi di perkotaan Papua menggunakan mobil Suzuki Carry dan Mitsubishi Colt T120ss. Sedang di pedesaan mobil Mitsubishi L 300 dan Toyota Hilux pick-up.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mobil pick-up biasa disebut masyarakat Papua sebagai mobil belakang kosong atau belakos.
“(Mobil pick-up) Yang disulap dan dimodifikasi menjadi taksi."
Baca: Nissan LEAF Segera Masuk Indonesia, Incar Pasar Taksi
Taksi angkutan kota (angkot) hanya beroperasi di perkotaan dengan jalan mulus beraspal. Mobil jenis itu melayani rute seperti Sorong, Merauke, Manokwari, Timika, Wamena dan Jayapura.
Ada juga taksi Papua rute pedalaman, armada yang digunakan mulai mobil Toyota Hilux, Mitsubishi Strada, Ford Ranger, Mitsubishi Pajero, hingga Toyota Kijang Innova.
“Mulai dari wilayah Pegunungan Papua, Merauke-Bovendigoel, Nabire-Paniai, termasuk Sorong- Tambrauw,” tutur Dosen Arkeolog Universitas Cendrawasih tersebut.
Mobil-mobil taksi itu antara lain beroperasi di seputaran Pasar Moanemani, Pasar Waghete, dan Pasar Enarotali. Biasanya mobil taksi mewah itu mengangkut penumpang beserta hasil bumi, berupa sayur dan umbi-umbian.
Khusus di Kota Wamena, Papua, terdapat aturan tidak tertulis bahwa pria yang memakai koteka dilarang naik taksi mobil pick-up modifikasi.
Bahkan, pernah dilakukan Operasi Koteka di taksi Papua. "Petugas meminta masyarakat Papua yang mengenakan koteka berganti dengan pakaian modern."