Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat ibu kota terbiasa menyaksikan kendaraan mewah hilir mudik di jalanan beraspal mulus dan lajur yang landai. Di Papua, nasib mobil-mobil mewah itu berubah total. Kendaraan yang rata-rata dibanderol setengah miliar rupiah itu ada di pegunungan dengan medan yang terjal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, masyarakat Papua punya berbagai moda transportasi. Ada pesawat, sepeda motor, dan mobil. Khusus untuk mobil, masyarakat Papua juga mengenal sebutan taksi sebagai moda transportasi umum. Dari sisi fungsi, taksi di Papua ini tak jauh berbeda dengan taksi di perkotaan. Namun dari sisi penggunaan sama sekali tak sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Angkutan kota atau angkot di Papua disebut dengan taksi," kata Hari Suroto kepada Tempo, Rabu 10 Maret 2021. Taksi di Papua memiliki rute, merk, dan warna mobil berbeda. Di Papua, taksi dibedakan menjadi tiga, yakni taksi kota, taksi pedesaan, dan taksi pedalaman.
Taksi perkotaan menggunakan mobil Suzuki Carry dan Mitsubishi Colt T120ss. Taksi pedesaan biasanya menggunakan mobil pickup atau belakos yang disulap menjadi taksi. Ada pula taksi pedesaan yang menggunakan Mitsubishi L 300. Yang terbilang mewah adalah taksi pedalaman.
Taksi pedalaman biasanya menggunakan mobil berkapasitas besar dan jenis mobil ini masuk kategori mobil mewah di perkotaan. Armada taksi pedalaman di Papua antara lain Toyota Hilux, Mitsubishi Strada, Ford Ranger, Mitsubishi Pajero, dan Toyota Innova. Disebut taksi pedalaaman karena taksi ini melayani jasa antar jemput ke wilayah pegunungan Papua.
Taksi merupakan mobil angkutan umum yang melayani mobilitas masyarakat Papua. Foto: Hari Suroto
Hari Suroto menjelaskan, kebutuhan transportasi di wilayah pegunungan Papua terbilang tinggi. Itu sebabnya, taksi pedalaman ini kerap mengangkut penumpang dan barang bawaan yang melebihi kapasitas. Contoh, mobil Mitsubishi Strada dan Toyota Hilux yang hanya berkapasitas lima orang dinaiki lebih dari itu. Plus muatan hasil kebun atau sembako.
"Jumlah taksi yang tersedia di pegunungan Papua tidak sebanding dengan permintaan," kata Hari Suroto. "Akibatnya, para penumpang memaksa tetap diangkut walaupun daya tampung kendaraan melebihi kapasitas dan meningkatkan risiko kecelakaan di jalan."
Sementara kondisi jalan di pegunungan Papua masih berupa tanah dan berbatu. Jalur melewati gunung dan jurang yang rawan kecelakaan. Perjalanan antarkabupaten bisa memakan waktu selama tiga hingga enam jam lebih.
Mobil mewah yang menjadi taksi pedalaman ini terdapat di wilayah Dogiyai, Deyai, Paniai, dan Nabire, Papua. Mobil-mobil itu salah satunya beroperasi di seputaran Pasar Moanemani, Pasar Waghete, dan Pasar Enarotali. Biasanya mobil tersebut mengangkut penumpang beserta hasil bumi berupa sayur dan umbi-umbian.
Tarif angkutan antarkabupaten itu beragam. Mulai Rp 350 - 600 ribu per orang. Beda lagi ongkosnya jika ingin menyewa mobil tersebut. Misalkan dari Kabupaten Nabire ke Kabupaten Dogiyai seharga Rp 1,5 juta untuk satu kali pengantaran dengan waktu tempuh 6 - 7 jam. Dari Kabupaten Nabire ke Kabupaten Paniai sebesar Rp 3,5 juta sejauh 250-an kilometer dengan waktu tempuh 10-12 jam.
Taksi mewah taksi pedalaman ini juga dapat digunakan untuk mengangkut hewan peliharaan, seperti babi. Tarif sewa untuk mengangkut hewan peliharaan mencapai Rp 5 juta. Di Kota Wamena, terdapat aturan tidak tertulis, yakni pria yang memakai koteka dilarang naik taksi. Musababnya, dulu pernah ada Operasi Koteka di mana petugas akan meminta masyarakat Papua yang mengenakan koteka berganti dengan pakaian modern.