Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Menyelamatkan ikan dengan kijing

Mahasiswa fakultas perikanan IPB membuat alat penyaring air dengan kijing sebagai filternya. mendapat hadiah i dalam lomba karya inovatif produktif. menurunkan kadar pencemaran dalam perikanan air tawar.(ilt)

27 Agustus 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IKAN-ikan mengambang mati karena tercemar. Apa akal? Otak pun diputar, ilham dicari, percobaan dilakukan. Akhirnya mereka ketahui bahwa kijing, sejenis kerang, memiliki sifat-sifat spartan dan sosial. Kijing bisa hidup dalam air yang tercemar dan, dengan suka rela, mengurangi derajat pencemaran. Maka Mardan Adijaya, A. Firaus, Achid Setiawan Coco Karkin, dan Arini Mariam kelima mahasiswa Fakultas Perikanan IPB itu -- mencoba membuat alat penyaring air dengan kijing sebagai filternya. Dua bulan upaya ini mereka lakukan, November dan Desember 1982. Dan pekan lalu filter kijing itu mendapat hadiah pertama dalam Lomba Karya Inovatif Produktif 1983 (lihat: Pendidikan). Dewan Juri yang diketuai Prof. Dr. Kosmat Tanudimadja dari IPB menganggap alat tersebut sangat bermanfaat: memecahkan masalah pencemaran perikanan air tawar dengan murah. "Saya memang membuat alat itu untuk membantu petani ikan," kata Mardan. Penyaring air ini prinsipnya memang sederhana. Sebelum air masuk kolam pak tani, air ditampung dahulu dalam tempat tertentu bersama kijing-kijing. Dalam penampungan sementara itulah kadar pencemaran organik dan kadar keasaman air dinetralisasikan. Seperti diketahui, dua hal itu -- pencemaran organik dan keasaman air -- sangat mempengaruhi perkembangbiakan dan pertumbuhan Ikan. Tapi apa yang sebenarnya terjadi dalam penampungan air sementara itu? Ada proses alami yang menguntungkan perairan yang dihuni kijing. Dalam air dengan derajat keasaman rendah -- hingga ikan susah hidup karena air begitu asam -- lapisan luar cangkang kijing akan melarut. Larutan cangkang akan menaikkan derajat keasaman air menjadi normal. Sebaliknya, dalam air dengan derajat keasaman tinggi, kijing akan bereaksi mengeluarkan lendir. Dan lendir itu mempunyai daya menurunkan keasaman air menuju titik netral. Adapun tentang pencemaran organik, bagi sang kijing itu sendiri soal sepele. Jenis moluska (binatang lunak) mempunyai cara makan dengan cara menyaring air (sistem filterfeeding). Dan sudah diatur dari sononya saringan yang dimiliki moluska menyaring apa saja, termasuk bahan organik yang teroksidasi dalam air. Bahan-bahan pencemar itu akan menempel pada saringan moluska, tidak ikut keluar lagi. Tentu saja akibat ini bagi sang kijing sudah jelas: ganti kijing itulah yang kemudian mengandung itu organik. Tapi, untunglah, kijing memilihi daya adaptasi yang tinggi. Baginya, bahan organik yang menempel pada tubuhnya bukan hal yang perlu dirisaukan. Untuk menciptakan filter biomekanis dengan kijing ini, Mardan dan kawan-kaan membutuhkan biaya sekitar Rp 320 ribu untuk riset dan uji coba. Tapi, setelah alat itu jadi, dihitung-hitung biaya pembuatannya saja boleh dianggap murah. Dengan Rp 20 ribu seorang petani ikan sudah bisa mengamankan kolamnya. Habis si filter kijing ini memang sederhana. Berbentuk kotak dengan sekat-sekat papan di dalamnya. Dalam sekat-sekat itulah kijing ditaruh. Untuk menahan agar air yang masuk kotak tak cepat-cepat keluar, pada ruang sekat paling ujung tidak diisi kijing tapi batu-batu, kerikil, pasir. Sudah jelas filter kijing lebih murah dibanding dengan filter mekanis buatan pabrik. Lagi pula keuntungan sampingan pun ada: dalam waktu enam bulan kijing-kijing itu telah menjadi besar, cukup enak dimakan sebagai makanan bergizi tinggi. Ada syaratnya memang, ialah bila kadar pencemaran organik tak begitu tinggi. "Dengan kadar pencemaran yang berat, tentu kijing tak dapat dimakan," kata Mardan pula. Itu bila Anda tak ingin bunuh diri. Untuk alat ini Mardan dan kawan-kawan memilih kijing Anodonta (Anodona woodiana Lea). Soalnya, jenis kijing inilah yang gampang ditemukan di perairan tawar di Tanah Jawa. Tak sulit bagi pak tani, bila mereka mau dan sadar pentingnya alat penyaring air, untuk membuatnya sendiri. Sebenarnya saja, sebelum Mardan dan kawan-kawan -- mereka sebaya, sekitar 22 tahun -- menemukan filter kijing untuk menyelamatkan ikan-ikan dalam kolam, alam sendiri telah menyiratkan kemungkinan itu. Antara kijing dan ikan sebetulnya ada simbiose mutualistis yang baru jelas manfaatnya setelah percobaan Mardan. Perkembangbiakan kijing tak bisa berlangsung tanpa pertolongan ikan. Larva-larva kijing sebelum kuat hidup sendiri menempel pada ikan. Siapa tahu, ternyata kijing pun membantu ikan dengan menetralisasikan perairan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus