IKAN-ikan mengambang mati karena tercemar. Apa akal? Otak pun
diputar, ilham dicari, percobaan dilakukan. Akhirnya mereka
ketahui bahwa kijing, sejenis kerang, memiliki sifat-sifat
spartan dan sosial. Kijing bisa hidup dalam air yang tercemar
dan, dengan suka rela, mengurangi derajat pencemaran.
Maka Mardan Adijaya, A. Firaus, Achid Setiawan Coco Karkin, dan
Arini Mariam kelima mahasiswa Fakultas Perikanan IPB itu --
mencoba membuat alat penyaring air dengan kijing sebagai
filternya. Dua bulan upaya ini mereka lakukan, November dan
Desember 1982. Dan pekan lalu filter kijing itu mendapat hadiah
pertama dalam Lomba Karya Inovatif Produktif 1983 (lihat:
Pendidikan). Dewan Juri yang diketuai Prof. Dr. Kosmat
Tanudimadja dari IPB menganggap alat tersebut sangat bermanfaat:
memecahkan masalah pencemaran perikanan air tawar dengan murah.
"Saya memang membuat alat itu untuk membantu petani ikan," kata
Mardan. Penyaring air ini prinsipnya memang sederhana. Sebelum
air masuk kolam pak tani, air ditampung dahulu dalam tempat
tertentu bersama kijing-kijing. Dalam penampungan sementara
itulah kadar pencemaran organik dan kadar keasaman air
dinetralisasikan. Seperti diketahui, dua hal itu -- pencemaran
organik dan keasaman air -- sangat mempengaruhi perkembangbiakan
dan pertumbuhan Ikan.
Tapi apa yang sebenarnya terjadi dalam penampungan air sementara
itu?
Ada proses alami yang menguntungkan perairan yang dihuni kijing.
Dalam air dengan derajat keasaman rendah -- hingga ikan susah
hidup karena air begitu asam -- lapisan luar cangkang kijing
akan melarut. Larutan cangkang akan menaikkan derajat keasaman
air menjadi normal. Sebaliknya, dalam air dengan derajat
keasaman tinggi, kijing akan bereaksi mengeluarkan lendir. Dan
lendir itu mempunyai daya menurunkan keasaman air menuju titik
netral.
Adapun tentang pencemaran organik, bagi sang kijing itu sendiri
soal sepele. Jenis moluska (binatang lunak) mempunyai cara makan
dengan cara menyaring air (sistem filterfeeding). Dan sudah
diatur dari sononya saringan yang dimiliki moluska menyaring apa
saja, termasuk bahan organik yang teroksidasi dalam air.
Bahan-bahan pencemar itu akan menempel pada saringan moluska,
tidak ikut keluar lagi. Tentu saja akibat ini bagi sang kijing
sudah jelas: ganti kijing itulah yang kemudian mengandung itu
organik. Tapi, untunglah, kijing memilihi daya adaptasi yang
tinggi. Baginya, bahan organik yang menempel pada tubuhnya bukan
hal yang perlu dirisaukan.
Untuk menciptakan filter biomekanis dengan kijing ini, Mardan
dan kawan-kaan membutuhkan biaya sekitar Rp 320 ribu untuk
riset dan uji coba. Tapi, setelah alat itu jadi, dihitung-hitung
biaya pembuatannya saja boleh dianggap murah. Dengan Rp 20 ribu
seorang petani ikan sudah bisa mengamankan kolamnya. Habis si
filter kijing ini memang sederhana. Berbentuk kotak dengan
sekat-sekat papan di dalamnya. Dalam sekat-sekat itulah kijing
ditaruh. Untuk menahan agar air yang masuk kotak tak cepat-cepat
keluar, pada ruang sekat paling ujung tidak diisi kijing tapi
batu-batu, kerikil, pasir.
Sudah jelas filter kijing lebih murah dibanding dengan filter
mekanis buatan pabrik. Lagi pula keuntungan sampingan pun ada:
dalam waktu enam bulan kijing-kijing itu telah menjadi besar,
cukup enak dimakan sebagai makanan bergizi tinggi. Ada syaratnya
memang, ialah bila kadar pencemaran organik tak begitu tinggi.
"Dengan kadar pencemaran yang berat, tentu kijing tak dapat
dimakan," kata Mardan pula. Itu bila Anda tak ingin bunuh diri.
Untuk alat ini Mardan dan kawan-kawan memilih kijing Anodonta
(Anodona woodiana Lea). Soalnya, jenis kijing inilah yang
gampang ditemukan di perairan tawar di Tanah Jawa. Tak sulit
bagi pak tani, bila mereka mau dan sadar pentingnya alat
penyaring air, untuk membuatnya sendiri.
Sebenarnya saja, sebelum Mardan dan kawan-kawan -- mereka
sebaya, sekitar 22 tahun -- menemukan filter kijing untuk
menyelamatkan ikan-ikan dalam kolam, alam sendiri telah
menyiratkan kemungkinan itu. Antara kijing dan ikan sebetulnya
ada simbiose mutualistis yang baru jelas manfaatnya setelah
percobaan Mardan. Perkembangbiakan kijing tak bisa berlangsung
tanpa pertolongan ikan. Larva-larva kijing sebelum kuat hidup
sendiri menempel pada ikan. Siapa tahu, ternyata kijing pun
membantu ikan dengan menetralisasikan perairan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini