Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Mobil Balap Seringan Peluru

12 April 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Secepat apa pun mobil balap melaju, niscaya tak akan bisa menyamai kecepatan peluru kendali. Bagaimana bila bahan peluru kendali dipergunakan untuk memperingan bobot mobil? Barangkali itulah yang menjadi pijakan pemikiran para ahli di perusahaan otomotif Ferrari untuk menggunakan boralyn—logam campuran yang terbuat dari aluminium dan boron—yang biasa digunakan sebagai komponen utama peluru kendali.

''Boralyn jauh lebih ringan daripada aluminium, tapi sekaligus lebih kukuh ketimbang titanium," ujar Stuart Solomon, Direktur Advanced Metal Composite, perusahaan pemasok boralyn di Eropa, kepada The Sunday Times. Menurut Stuart Solomon, penggunaan bahan ini bisa mengurangi sekitar seperempat dari total bobot mobil.

Sampai saat ini, Ferrari memang belum merampungkan risetnya tentang produk terbarunya yang menggunakan boralyn. Namun, perusahaan Italia ini yakin, dalam kompetisi mobil Formula Satu tahun depan, mobil dengan logam baru ini sudah siap diajak berlaga. Jadi, jangan heran bila kelak mobil Ferrari melesat lebih kencang daripada para pesaingnya.

'Teater Imax' di Layar Komputer

Tayangan dengan satu sudut pandang saja memang bisa membosankan pemirsanya. Sebetulnya, hal itu sudah bisa diatasi setelah ditemukannya kamera 11 lensa bernama Dodeca. Kamera ini mampu memberikan gambar yang bisa dilihat dalam 360 derajat sudut pandang. Sayangnya, tayangan semacam ini hanya bisa dilihat pada layar berbentuk kubah dan proyektor khusus seperti yang dimiliki Teater Imax di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Merepotkan, memang, bila setiap kali ingin melihat pemandangan semacam itu, orang harus datang ke tempat khusus tersebut.

Nah, sebentar lagi keistimewaan semacam itu bisa hadir di layar komputer pribadi Anda. Berterima kasihlah kepada En Route, perusahaan di California, yang telah berhasil menciptakan peranti lunak yang memungkinkan pemirsa mengubah sudut pandang. Ide dasar pembuatan peranti ini berangkat dari permainan mutakhir virtual reality dengan computer generated graphics. The Sunday Times melaporkan, peranti ini mengombinasikan 11 aliran gambar video dalam satu aliran gambar berukuran besar berbentuk bola. Yang mengasyikkan, bila sudut pandangnya diubah, suara yang terdengar pun mengikuti perubahan itu.

Pare Penangkal Diabetes

Wujud buah pare memang tak seindah apel atau plum. Namun, di balik rupanya yang buruk, tersimpan khasiat yang ampuh untuk menjinakkan penyakit diabetes melitus atau yang dikenal sebagai penyakit gula. Khasiat pare itu diperkenalkan dalam sebuah karya ilmiah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.

Dalam situasi krisis seperti sekarang ini—yang membuat biaya pengobatan menjadi amat mahal—info semacam itu tentunya akan berguna bagi banyak orang. Dari segi ini, menurut Nursamsiah Asharini, koordinator dewan juri dalam ajang lomba karya tulis ilmiah di Technogerma yang diselenggarakan bulan lalu di Jakarta, karya itu layak menjadi salah satu pemenang. Padahal, seperti dikemukakannya kepada Darmawan Sepriyossa dari TEMPO, karya tulis itu diolah dari percobaan ahli farmakologi di India.

Menurut Oky Tristina Wahyu, anggota tim penulis, kepada Rinny Srihartini dari TEMPO, kunci keberhasilan pare menangkal penyakit gula terletak pada zat lektin yang dikandungnya. Lektin ini mempunyai fungsi seperti insulin di dalam tubuh yang menguraikan gula sehingga tak ada penumpukan gula di dalam darah. Selain itu, pare mengandung kadar serat yang tinggi yang bisa mengurangi kadar kolesterol tinggi di dalam darah, sehingga komplikasi diabetes bisa dicegah.

Dalam uji klinis yang dilakukan di India, penderita diabetes diberi jus pare mentah sebanyak 200 cc (yang diambil dari satu kilogram pare) setiap hari selama satu minggu. Selanjutnya, selama tiga minggu berikutnya, pasien cukup mengonsumsi 50 cc. Ternyata kadar gula pasien bisa normal selama 15 hari berikutnya.

Bila Anda tertarik, siapkan lidah untuk rasa pahit yang pekat dari jus ini. Selain itu, jangan lupa menyiapkan saringan halus agar tak ada ampas yang masuk. Namun, hati-hati, jangan terlalu banyak mengonsumsi jus pare. Masalahnya, pengonsumsian dalam jumlah besar (1.000 cc/hari) dalam jangka waktu lama akan menimbulkan efek samping seperti kerusakan usus halus dan jaringan kulit serta penurunan kualitas sperma bagi kaum pria.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum