Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Modal Rp 16 Ribu, Mahasiswa UPN Yogyakarta Sulap Minyak Jelantah Jadi Sabun Cuci Baju

Mahasiswa KKN UPN Yogyakarta melatih warga untuk mengolah minyak jelantah menjadi sabun pencuci baju.

13 Desember 2022 | 11.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi minyak jelantah Foto Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pembuangan minyak bekas goreng atau minyak jelantah secara sembarangan akan berdampak buruk pada lingkungan. Bahaya yang ditimbulkan mulai dari pencemaran pada tanah, merusak ekosistem perairan, berdampak pada kesehatan manusia dan lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bersama kelompok kuliah kerja nyata (KKN) yang berjumlah sepuluh orang, Labitta Anjani Mustikarini, mahasiswa jurusan Manajemen semester 7 UPN Veteran Yogyakarta (UPNV YK) ini mencoba mengolah minyak jelantah menjadi sabun pencuci baju. Hal itu menjadi program kerja di Desa Dondong, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para mahasiswa tersebut melatih warga untuk mengolah minyak jelantah menjadi sabun pencuci baju. Ilmu itu didapat mereka setelah mengundang narasumber untuk mengajarkan hal tersebut. Labitta mengatakan langkah kecil ini diharapkan bisa menekan pembuangan minyak jelantah secara sembarangan. "Bahkan minyak jelantah bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat," ujarnya dilansir dari laman resmi kampus pada Selasa, 13 Desember 2022.

Baca juga:Tawarkan Beasiswa hingga Golden Ticket Langsung Kerja, Bank Mandiri Gagas My Digital Academy

Cara Membuat Sabun dengan Modal Rp 16 Ribu

Labitta mengatakan mengolah minyak jelantah tidak membutuhkan biaya yang mahal. Cukup dengan modal Rp 16 ribu saja, kata dia, sudah bisa menghasilkan 12 pcs sabun pencuci baju yang bisa membersihkan noda membandel.

"Alasan kami mengajak warga mengolah minyak jelantah karena minyak jelantah ini tidak bisa dibuang sembarangan. Seperti tidak boleh dibuang ke tanah karena akan merusak kesuburan tanah, dan tidak boleh dibuang ke air karena akan menyumbat saluran," ucapnya.

Secara rinci dia menjelaskan, modal Rp16 ribu digunakan untuk mengumpulkan bahan yang diperlukan yakni setengah liter minyak jelantah Rp 3 ribu, 82 gram soda api Rp 3.500, baskom plastik Rp 5.000, alat pengaduk Rp 1.500, dan cetakan Rp 3 ribu.

"Jadi dengan modal Rp16.000 sudah bisa menghasilkan 12 pcs sabun cuci baju. Tidak hanya menekan pembuangan pembuangan minyak jelantah sembarangan, namun bisa menghasilkan produk yang bermanfaat," katanya.

Cara mengolahnya juga tidak sulit. Dimulai dengan merendam minyak jelantah dengan arang selama satu malam, kemudian disaring untuk membuang remah-remah kotoran dari minyak jelantah. Setelah itu, masukkan air 170 ml ke dalam baskom dan juga 82 gram soda api ;alu diaduk sampai larut dan dingin.

Kemudian, 450 ml minyak jelantah dimasukkan dan diaduk sampai hampir kental. Setelah itu dituang ke cetakan dan diamkan hingga mengeras. Lalu lepas dari cetakan dan sabun cuci dari minyak goreng ini bisa digunakan selama dua minggu.  

Menghemat Pengeluaran dan Ramah Lingkungan

Pemanfaatan minyak jelantah ini memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Tidak perlu lagi membeli sabun cuci karena sudah bisa memproduksi sendiri. Kemandirian ini, kata Labitta, menjadikan masyarakat bisa menekan pengeluaran untuk belanja.

"Kami mengundang narasumber dari kampung Suronatan, Ngampilan. Beliau salah satu pengurus di bank sampah Suronatan. Pembicara pada program pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah ini mendapatkan inovasi dari pelatihan yang diadakan dari kelurahan, kemudian ditularkan kepada kami dan warga lainnya," paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu alasan kelompoknya memilih inovasi minyak jelantah ini karena ingin membuat sesuatu yang tak bernilai menjadi punya manfaatkan bagi masyarakat. Tidak hanya manfaat untuk lingkungan, namun juga ekonomi. "Ini dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga sehingga tidak perlu beli sabun lagi," ujarnya.

Menurutnya, di dukuh Dondong ada sekitar 21 orang yang terlibat dalam pembuatan inovasi ini. Dia bersama kelompok KKN-nya ambil peran dengan memberikan edukasi ke masyarakat terkait manfaat dari minyak jelantah.

"Mengedukasikan kepada warga bahwa minyak jelantah dapat diolah menjadi sabun cuci baju penghilang noda serta memberikan pengetahuan pentingnya mengurangi limbah rumah tangga," jelasnya.

Ditargetkan inovasi ini akan diaplikasikan oleh ibu-ibu rumah tangga. Selama ini minyak jelantah hanya dianggap sesuatu yang tidak bermanfaat. Labitta menyebut KKN menjadi sebuah pengalaman yang berharga bisa terjun langsung ke masyarakat dan saling belajar. 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus