Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PEMILU memang masih lama, daftar pesertanya pun belum ditetapkan, tapi para mahasiswa Malang sudah bersiap-siap. Mau mendemo pemilu? Tentu saja bukan. Tergabung dalam Computer Networking Club, mahasiswa Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia ini merancang sebuah sistem pencoblosan lewat komputer. Pengiriman datanya pun melalui jaringan komputer. Mereka menyebutnya "Sistem Pemilu Online".
Setiap tempat pemungutan suara membutuhkan minimum empat buah komputer. Komputer pertama berfungsi sebagai kotak suara untuk menyimpan data sekaligus pengendali semua komputer yang ada. Komputer kedua berfungsi sebagai mesin absen pemilih. Komputer ketiga bertugas membuat daftar antrean pemilih yang hendak masuk ke bilik coblosan. Seluruh hasil proses komputer di satu tempat pemungutan suara lalu dikirim ke komputer keempat, yakni server sublokal (kecamatan).
Di dalam bilik pencoblosan, pemilih tinggal menyentuh gambar partai yang diinginkan di layar komputer. Selanjutnya, komputerlah yang menyimpan data ini sekaligus mengirimnya ke kecamatan. Amat praktis, memang. Tapi belum ada jaminan sistem pencoblosan online ini bebas dari manipulasi dan hasilnya bisa dianggap sah.
Abdi Purmono (Malang), Sunudyantoro (Surabaya)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo