Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi mengungkap bahwa donor darah yang rutin akan membuat sel darah lebih sehat hingga menekan pertumbuhan sel kanker darah. Pendonor yang lebih sering memungkinkan mempunyai sel darah yang membawa mutasi tertentu pada gen DNMT3A.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DNMT3A adalah singkatan dari DNA (cytosine-5)-methyltransferase 3A, yaitu enzim yang berperan dalam proses metilasi DNA, yaitu penambahan gugus metil pada basa sitosin di DNA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Anda tidak hanya dapat menyelamatkan nyawa seseorang, tetapi mungkin juga meningkatkan kebugaran sistem darah Anda,” kata Ash Toye, Profesor Sel Biologi dari University of Bristol, dikutip dari New Scientist, Kamis, 13 Maret 2025.
Studi berjudul “Clonal Hematopoiesis Landscape in Frequent Blood Donors” ini terbit pada 11 Maret 2025. Tim peneliti menganalisis data genetik sel darah dari 217 laki-laki di Jerman berusia 60-72 tahun yang telah mendonorkan darah lebih dari 100 kali. Mereka juga mengamati sampel dari 212 laki-laki pada usia yang sama, namun hanya mendonorkan darah kurang dari 10 kali.
Tim peneliti merekayasa sel induk darah manusia secara genetik yang menghasilkan semua sel darah dalam tubuh, kemudian menuangkan ke sebuah cawan laboratorium bersama dengan sel yang tidak dimofifikasi.
Mereka juga menambahkan hormon yang disebut EPO (Eritropoietin), yang diproduksi tubuh setelah kehilangan darah, ke beberapa cawan untuk meniru efek donor darah. Satu bulan kemudian, sel-sel dengan mutasi donor sering tumbuh 50 persen lebih cepat daripada sel-sel tanpa mutasi, tetapi hanya pada cawan yang mengandung EPO.
Peneliti Postdoktoral dari Francis Crick Institute, Hector Huerga Encabo, mengatakan setiap melakukan donor darah akan mengalami lonjakan EPO dalam sistem tubuh. Ini yang akan mendukung pertumbuhan sel-sel dengan mutasi dari DNMT3A.
Tim peneliti kembali menelusuri manfaat sel darah yang bermutasi tersebut dengan mencampurkan sel yang membawa mutasi meningkatkan risiko leukimia. Hasilnya, keberadaan EPO membuat sel donor lebih sering tumbuh jauh lebih besar daripda sel lainnya dan mampu menghasilkan sel darah merah.
“Hal ini menunjukkan bahwa mutasi DNMT3A bermanfaat dan dapat menekan pertumbuhan sel kanker,” tutur Hector.
Meski hasil menunjukkan demikian, namun perlu divalidasi dengan pengujian pada kelompok yang lebih besar dan bervariasi. Tim mengakui pengujian juga perlu dilakukan pada manusia dari berbagai etnis, perempuan, dan kelompok usia lainnya.
Pilihan Editor: Manfaat Kesehatan Puasa Ramadan dari Perspektif Medis dan Ilmiah