Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wahana antariksa Jepang, Smart Lander for Investigating Moon atau SLIM, berhasil mendarat di Bulan. Mengangkasa sejak September tahun lalu, pendaratan SLIM pada Jumat lalu, 19 Januari 2024, menjadikan Jepang negara kelima di Bumi yang sampai ke Bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SLIM yang dijuluki 'penembak jitu Bulan' mendarat pada jarak 100 meter dari target yang dituju di Kawah Shioli. Pendaratan yang kurang presisi ini diwarnai panel surya yang gagal terbuka dari lipatannya karena macet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) mengatakan, kendala yang terjadi saat pendaratan SLIM bermula dari panel surya pesawat yang macet tersebut sehingga tidak mampu menyediakan dukungan suplai listrik. JAXA menduga masalah ini disebabkan oleh pendaratan dalam posisi miring atau salah.
Kondisi itu memaksa JAXA untuk langsung transfer data SLIM ke Bumi pasca-pendaratan mengandalkan baterainya--yang berumur terbatas. "JAXA akan mempertahankan status quo daripada mengambil tindakan berisiko," kata Kepala Pusat Penelitian JAXA, Hitoshi Kuninaka.
Saat ini JAXA berharap pada pergeseran sudut sinar matahari sembari menunggu panel surya SLIM mampu mengembalikan fungsinya. Jika terjadi pergeseran sudut sinar matahari, Hitoshi menjelaskan, cahaya matahari akan bersinar ke arah pesawat dan mampu mengenai panel surya SLIM. Harapan selanjutnya, listrik bisa diproduksi untuk memberi tenaga wahana.
Sementara, Hitoshi belum bisa menjabarkan dengan pasti kondisi SLIM sebab terkendala dengan sinyal yang hilang. Data dari Deep Space Network NASA juga belum mencatat kondisi pasti SLIM di Bulan yang terkini.
Jepang Negara Kelima Berhasil Sampai ke Bulan
Walau pendaratan SLIM di bulan mengalami beberapa kendala, Jepang saat ini sudah menjadi negara kelima yang berhasil sampai ke Bulan setelah Uni Soviet, Amerika Serikat, Cina, dan India.
SLIM memiliki dimensi 2,4 meter X 1,7 meter X 2,7 meter. Padanya terdapat dua mesin utama dan 12 roket pendorong yang dikelilingi sel surya, antena, radar dan kamera.
Saat mendarat, SLIM berhasil melepaskan wahana pelompat sebesar microwave dan penjelajah beroda seukuran bola bisbol. Tujuannya untuk mengambil gambar-gambar wahana itu untuk dikirim ke bumi.
SLIM meluncur menumpang Roket H-IIA milik Jepang pada September 2023 lalu. Dia sengaja didesain menempuh rute melambung melambung yang panjang dengan mengitari Bumi beberapa kali demi menghemat bahan bakar.
Pada Desember, SLIM telah sampai dan mengorbit Bulan, dan sejak itu mengambil gambar-gambar permukaan Bulan dan menyiapkan pendaratannya.
Teknologi Baru
Pendaratan pada Jumat lalu juga menandai penggunaan perdana sebuah teknologi yang disebut para insinyur sebagai 'mata cerdas'. Teknologi ini seharusnya memungkinkan SLIM menarget titik pendaratannya dengan presisi yang ekstrem.
Caranya, SLIM membandingkan gambar-gambar dari kameranya sendiri dengan data dari wahana lain yang mengorbit Bulan untuk menetukan posisi dirinya, kemudian secara otomatis menavigasi ke titik pendaratannya di lereng kawah Shioli. JAXA masih bekerja untuk menganalisa seberapa baik protokol navigasi ini bekerja.
REUTERS, NEWSCIENTIST