Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KUALITAS keris biasanya diukur dengan menyentil senjata ini. Jika dengung akibat sentilan panjang, keris dianggap bagus. Mutu keris bisa juga ditentukan dengan sinar-X. Namun, menurut Sunarno, guru besar teknik fisika Universitas Gadjah Mada, dua cara itu berbahaya. Radiasi sinar-X dapat merusak komponen logam, sedangkan sentilan sering merusak keris tua yang rapuh.
Sejak akhir Desember lalu, Sunarno bersama tiga mahasiswanya, yaitu Ahmad Bharata Arya, Dwi Joko Suroso, dan Nio Hani Pratama, membuat alat penguji kualitas keris yang aman. Mereka memilih pendekatan frekuensi resonansi. Keris Analyser, begitu Sunarno menyebut karyanya, merespons frekuensi getaran normal berkekuatan 20 hertz hingga 60 kilohertz atau frekuensi ultrasonik. ”Makin tinggi sinyalnya, kualitas keris semakin bagus,” kata Sunarno, Rabu pekan lalu.
Keris Analyser terdiri atas kotak kayu atau fiber, dua mikrofon, speaker, amplifier, pengumpul resonansi, pengolah sinyal dari sumber sensorik, dan komputer. Hasil tes akan terlihat di layar komputer. Dengan alat ini, bisa diketahui apakah keris dibuat dari logam daur ulang. Bisa juga diketahui jenis logam bahan keris: titanium, besi, tembaga, emas, atau kuningan. Dengan begitu, periode pembuatan keris bisa diperkirakan.
Keris Analyser pun mampu menilai tingkat kekeroposan badan keris. Bisa juga mendeteksi kualitas tempaan, yang membentuk pamor—grafik atau motif di permukaan bilah keris. ”Ini sangat penting bagi kurator atau kolektor karena sekarang banyak keris imitasi,” katanya.
Sayang, alat yang menghabiskan biaya penelitian sekitar Rp 10 juta ini belum mampu memprediksi secara tepat tahun pembuatan keris. Sunarno yakin mampu menyempurnakannya. Untuk mengatasi soal itu, ia memasang Programme System on Chip (PSoC). Fungsinya sebagai prosesor mini layaknya komputer. Alat ini kelak akan memproses hasil uji getaran sinyal dari mikrofon.
Cara Kerja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo