PENGGUNA komputer boleh gigit bibir. Anda tak bakal bisa mendengarkan jeritan kenes Michael Jackson lewat lagu You Rock My World. Album single teranyar Jacko itu hanya bisa dinikmati dengan peranti audio biasa, bukan di komputer. Itu karena sejak September 2001, Sony Music meluncurkan cakram padat (CD) album itu dengan software proteksi antibajak. Dengan software Key2audio, CD itu tak bisa diputar di CD-ROM pada komputer multimedia.
Bukan cuma Sony yang mulai mencanangkan perang terhadap pembajakan dengan software proteksi, sebagaimana dilansir situs teknologi ZDNet pada Rabu pekan lalu. Vivendi Universal, pemilik Universal Music Group, Selasa pekan lalu juga meluncurkan uji coba CD musik yang terproteksi. Bahkan, mulai Oktober 2001, perusahaan rekaman terbesar di dunia yang menghimpun ratusan artis top dunia itu memasarkan cakram musik dengan software antipenggandaan musik secara digital.
Memang, selama ini, dalam bentuk file-file komputer yang terkompresi, lagu digital format MP3 marak beredar. Penggandaan musik yang sesungguhnya melanggar hukum hak cipta itu bisa terjadi dengan men-download-nya dari internet, dengan layanan Napster, ataupun mengopinya secara massal hingga sekeping CD bisa memuat 150-an lagu. Alhasil, ratusan ribu dolar AS yang mestinya menjadi pendapatan perusahaan rekaman menguap akibat ulah pengganda MP3.
Ada lagi modus penggandaan ilegal, yakni dengan merekam lagu atau musik di MTV dan kemudian menggandakannya ke VCD. Jadi, "Pembajakan tak hanya dalam bentuk CD musik," ujar Yusak Irawan Sutiono, Direktur Manajemen Lokal Universal Music Indonesia. Yusak menambahkan, pembajakan CD musik, VCD, ataupun MP3 menyebabkan perusahaannya yang dulu bernama Polygram Indonesia itu kini nyaris bangkrut.
Itu sebabnya industri rekaman pun sudah lama memasang ancang-ancang untuk melindungi CD produksi mereka. Awalnya, mereka membuat dua versi CD untuk setiap album. Pada perkembangan berikutnya, muncul strategi dengan membubuhkan software perlindungan khusus.
Universal Music Group, misalnya, mencoba teknologi dasar untuk memproteksi penggandaan yang dikembangkan Macrovision, SunnComm, dan Midbar Tech, atau kombinasi ketiga teknologi itu. Sony malah mendirikan perusahaan khusus pembuat software untuk melindungi CD Michael Jackson.
Sementara itu, TTR Technologies meluncurkan software MusicGuard yang diklaim bisa mencegah penggandaan CD musik. Sayang, produk itu segera usang setelah enam bulan kemudian dibobol pembajak. Pada Juli 2001, software itu dibuat lebih canggih oleh Macrovision dengan nama SafeAudio.
Dasar dari teknologi software SafeAudio adalah teknik menciptakan contoh suara dalam CD musik yang berupa "ledakan" statis dan diacak sehingga tampak seperti lajur rusak. Bila CD itu diputar dalam perangkat audio biasa, sensor pemutar akan memisahkan suara-suara tersebut. Namun, pemutar CD-ROM di komputer tak bisa mengekstraksi informasi digital. Alhasil, yang keluar cuma suara rusak.
Pada Agustus 2001, SunnComm meluncurkan versi anyar v2.0 yang detailnya di-rahasiakan. Software antipembajakan itu dilekatkan dalam album CD musik penyanyi country Charley Pride yang terjual men-capai 10 ribu keping di Amerika Serikat.
Akan halnya Sony, menurut situs www.key2audio.com, membubuhkan proteksinya sejak proses pencetakan gelas keping CD. Proteksi itu berupa tanda tangan tersembunyi mirip sidik jari, yang kemudian dicetak pada area data musik. Tanda unik itu tak dapat diduplikasi oleh pemutar CD-ROM atau CD-RW komputer ataupun sistem pencetakan profesional milik perseorangan.
Teknik proteksi yang dikembangkan Universal Music Group lebih canggih lagi. Perlindungannya bisa mencegah orang menggandakan CD musik secara digital ke format MP3 atau mengubahnya ke CD yang bisa direkam. Tentu saja CD ber-software pelindung itu tetap bisa diputar di pemutar audio konvensional ataupun CD-ROM komputer.
Masalahnya, seperti dikatakan Roy M. Suryo, pengamat multimedia di Yogyakarta, begitu CD tadi bisa diputar di pesawat audio biasa atau komputer, ada output yang setidaknya bisa digandakan dengan cara klasik.
Agaknya, pembajakan, seperti kata iklan, enggak ade matinye. Sekalipun demikian, teknologi antipenggandaan secara tidak sah juga terus digenjot. Bagaimanapun, "Kita harus berpikir bahwa pembajak pada akhirnya bisa membongkar proteksi. CD software Microsoft yang sudah diproteksi, contohnya, bisa dibongkar. Jadi, mekanisme para enkriptor yang bisa membuka proteksi harus di-telaah terus," kata Yusak Irawan.
Dwi Arjanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini