Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hartawan Richard Branson akhirnya berhasil mewujudkan impiannya untuk tur wisata luar angkasa. Berwisata melihat keindahan semesta dari ketinggian lebih dari 80 kilometer. Richard Branson ternag dengan menggunakan pesawat VSS Unity 22 dari perusahaan Virgin Galactic.
Richard Branson sukses menyalip hartawan lainnya Jeff Bezos yang juga punya cita-cita yang sama. Pada 20 Juli 2021 mendatang, Perusahaan Blue Origin milik Jeff Bezos berencana meluncurkan sebuah roket untuk tujuan wisata ke luar angkasa. Roket dengan sistem kapsul New Shepard itu siap membawa awak manusia wisata ke luar angkasa.
Tak hanya Blue Origin, perusahaan kedirgantaraan Virgin Galactic juga siap mengantar wisatawan untuk melintasi garis Karman, garis batas antara atmosfer atas dan luar angkasa.
Fenomena maraknya wisata ke luar angkasa menjadi tren tersendiri yang banyak diminati. Namun, sebelum memutuskan untuk melakukan wisata ke luar angkasa, perhatikan tiga hal hal di bawah ini.
Biaya yang Mahal
Dilansir dari laman nbcnews.com, untuk melakukan perjalanan wisata ke luar angkasa, menggunakan layanan perusahaan teknologi ternama seperti Virgin Galactic, harus merogoh kocek sebesar USD 250.000.
Apabila ingin terbang ke luar angkasa dengan roket Blue Origin bersama Jeff Bezos, wisatawan harus menyiapkan dana sebesar USD 28 juta. Sementara itu, untuk layanan wisata ke luar angkasa yang telah bersertifikat NASA langsung, yakni SpaceX ongkos yang harus dikeluarkan sebesar USD 74,7 juta.
Pemilik perusahaan transportasi luar negeri SpaceX, Elon Musk, menyatakan tingginya biaya untuk menikmati wisata ke luar angkasa disebabkan rendahnya tingkat peluncuran roket di dunia.
Di samping itu, penerbangan roket ke luar angkasa membutuhkan energi tinggi dan perhitungan yang sangat matang, “Sedikit kesalahan penghitungan dapat membuat roket meledak,” tutur Musk seperti dikutip Tempo dari artikel Stanford e-Corner pada Minggu, 11 Juli 2021.
Tidak ramah lingkungan
Sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, bahan bakar yang dihasilkan akibat peluncuran roket seperti minyak tanah, metana, hingga hidrogen cair dapat mempengaruhi atmosfer bumi. Terlebih, apabila bumi sedang dilanda krisis iklim keputusan wisata ke luar angkasa bukan keputusan yang bijak.
Pesawat roket penumpang Virgin Galactic VSS Unity, membawa Richard Branson dan kru, memulai penerbangan ke tepi ruang angkasa di atas Spaceport America dekat Truth or Consequences, New Mexico, AS 11 Juli 2021. Pesawat memberi kesempatan penumpangnya menikmati pemandangan luar angkasa sebelum meluncur mendarat kembali di Spaceport America. Virgin Galactic/Handout via REUTERS.
Hal ini karena dampak bahan bakar mempengaruhi penipisan lapisan ozon. Belum lagi sampah buatan manusia yang dihasilkan dari peluncuran roket yang dapat memicu gesekan antar meteor dan puing-puing sampah buatan manusia tersebut.
Risiko Kesehatan
Selain itu, dilansir dari laman surrey.ac.uk, wisata ke luar angkasa dapat meningkatkan paparan radiasi bagi para wisatawan, terutama di beberapa destinasi tujuan wisata luar angkasa seperti Garis Karman dengan ketinggian 62 mil.
“Tingkat risiko paparan radiasi di wilayah semacam ini lebih tinggi karena banyaknya peristiwa luar angkasa, seperti semburan matahari,” ungkap Chris Rees, mahasiswa PhD yang sedang melakukan penelitian mengenai keamanan perjalanan ke luar angkasa seperti dilansir Tempo dari laman surrey.ac.uk pada Minggu 11 Juli 2021.
Kondisi tersebut menyebabkan menurunnya kinerja otak terlebih wisata luar angkasa dilakukan dalam jangka waktu lama karena terjadi penyempitan di bagian otak paling atas, khususnya di bagian ruang cairan serebrospinal.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga:
Saran dari Astronot Sebelum Wisata Luar Angkasa Benar Terjadi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini