Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Berita Tempo Plus

Petir Membuat Atmosfer Lebih Bersih

Para ilmuwan menemukan bahwa petir dan pelepasan subvisible menghasilkan radikal hidroksil dan radikal hidroperoksil. Radikal hidroksil di atmosfer penting karena memicu reaksi kimia dan memecah molekul, seperti gas rumah kaca metana.

7 Mei 2021 | 00.00 WIB

Petir menyambar di belakang kasino Las Vegas Strip saat badai petir melewati Las Vegas, Nevada, AS pada 13 September 2017. REUTERS/Steve Marcus
Perbesar
Petir menyambar di belakang kasino Las Vegas Strip saat badai petir melewati Las Vegas, Nevada, AS pada 13 September 2017. REUTERS/Steve Marcus

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Pelepasan petir dan subvisible menghasilkan molekul yang membersihkan atmosfer.

  • Radikal hidroksil mendorong terjadinya perubahan komposisi di atmosfer.

  • Petir penting untuk mempengaruhi ozon dan gas rumah kaca di atmosfer bagian atas.

Saat terjadi petir, molekul nitrogen dan oksigen di atmosfer pecah serta menciptakan bahan kimia reaktif yang mempengaruhi gas rumah kaca. Yang menarik, pelepasan subvisible yang tak dapat dilihat oleh kamera ataupun mata telanjang menghasilkan radikal hidroksil (OH) dan radikal hidroperoksil (HO2) dalam jumlah besar.

Keberadaan radikal hidroksil di atmosfer penting karena dapat memicu reaksi kimia dan memecah molekul, seperti gas rumah kaca metana. OH merupakan pendorong utama terjadinya perubahan komposisi kimiawi di atmosfer.

"Awalnya, kami melihat banyak sinyal OH dan HO2 di awan. Kami pun bertanya-tanya, apa ada yang salah dengan instrumen yang kami gunakan?" kata William Brune, profesor meteorologi di Pennsylvania State University, Amerika Serikat.

Brune melanjutkan, mereka sempat mengira terjadi gangguan pada instrumen yang mereka gunakan. “Jadi, kami menghapus sinyal tersebut dari kumpulan data dan menyimpannya untuk dipelajari kemudian,” ucapnya.

Data tersebut berasal dari instrumen di pesawat yang terbang di atas Colorado dan Oklahoma, Amerika Serikat, pada 2012. Tujuannya untuk melihat perubahan kimiawi yang dihasilkan badai dan petir ke atmosfer.

Tapi, belakangan, Brune mengambil data itu lagi dan melihat bahwa sinyal tersebut benar-benar hidroksil dan hidroperoksil. Lalu, ia dan mahasiswa pascasarjana serta rekan peneliti melihat kembali apakah sinyal ini dapat dihasilkan oleh percikan api dan pelepasan tak terlihat di laboratorium. Lantas, mereka melakukan analisis ulang terhadap data petir tersebut.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus