Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Pisang Transgenik Disetujui untuk Ditanam, Akankah Jadi Menu Makan Siang Gratis?

Australia dan Selandia Baru mengizinkan petani menanam pisang transgenik yang tahan jamur. Pisang menjadi menu saat simulasi makan siang gratis.

9 Maret 2024 | 08.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pisang transgenik atau yang dimodifikasi secara genetika telah mendapat persetujuan untuk ditanam pertama kalinya di pertanian. Regulator di Australia dan Selandia Baru telah memberikan lampu hijau untuk strainpisang paling populer saat ini, Cavendish, yang diubah menjadi tahan terhadap penyakit jamur yang menghancurkan dan telah menyebar ke banyak negara di seluruh dunia.

Kantor Regulator Teknologi Gen di Australia mengeluarkan lisensi yang mengizinkan pertumbuhan komersial pisang transgenik pada 12 Februari 2024. Empat hari kemudian, Food Standards Australia New Zealand menyetujui pisang bernama QCAV-4 itu sebagai makanan dan menyimpulkan bahwa pisang transgenik aman dan bergizi seperti pisang konvensional. Menteri pangan Australia dan Selandia Baru dapat meminta peninjauan atas keputusan itu dalam 60 hari ke depan. Jika tidak, persetujuan akan menjadi final.

Pisang pertama yang banyak dimakan di negara-negara Barat adalah varietas yang disebut Gros Michel. Tetapi pada 1950-an, penyebaran strain jamur Fusarium oxysporum cubense yang disebut ras tropis 1 (TR1), menyebabkan penyakit Panama, sehingga memaksa petani untuk beralih ke pisang Cavendish. Meskipun dilaporkan rasanya tidak sebagus Gros Michel, Cavendish sangat tahan terhadap TR1.

Sekarang, strain Fusarium lainnya, yang disebut TR4, telah menyebar ke seluruh dunia. Jamur TR4 iini dapat membunuh banyak varietas pisang, termasuk Cavendish. Pisang merupakan buah yang menjadi menu makanan lengkap. Saat simulasi makan siang gratis yang di gelar di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten, pada 29 Februari 2024 lalu, pisang selalu menjadi menu dari empat pilihan menu makanan yang disediakan.

Ketersediaan pisang Cavendish kini terancam oleh penyakit Panama. Bukan tidak mungkin, pisang Cavendish bernasib seperti pisang Gros Michael. Jika hal itu terjadi, maka yang mungkin menggantikannya adalah pisang transgenik. Pisang lokal Indonesia pun juga terancam. Berdasarkan survei Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, 15 provinsi telah menunjukkan terjadi serangan penyakit Panama.

Provinsi itu adalah, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Papua. Namun, tidak menutup kemungkinana ada serangan penyakit Panama di provinsi yang belum disurvei.

Pisang transgenik QCAV-4 merupakan hasil pengembangan dari tim yang dipimpin James Dale di Queensland University of Technology, Australia. Pisang QCAV-4 resisten terhadap jamur TR4 dengan menambahkan gen RGA2 dari pisang liar (Musa accuminata mallacensis) yang berasal dari Sumatera.

Keputusan ini adalah "langkah yang sangat penting untuk membangun jaring pengaman untuk pisang Cavendish dunia dari TR4 yang telah berdampak pada banyak bagian dunia", kata Dale dalam pernyataan pers yang dirilis Queensland University of Technology.

Di Australia, saat ini untuk membatasi penyebaran TR4 dilakukan tindakan karantina. Walhasil, hanya sejumlah kecil wabah terjadi setiap tahun. Jadi, untuk saat ini, tidak ada rencana untuk menanam pisang QCAV-4 ini dalam skala besar atau menjualnya kepada konsumen.

Di negara-negara lain yang TR4 lebih merupakan masalah mungkin memutuskan untuk mengadopsi pisang transgenik. Tim Dale sekarang berencana untuk menggunakan pengeditan gen CRISPR untuk membuat pisang QCAV-4 tahan terhadap penyakit jamur lain yang disebut sigatoka hitam. Kabar ini bisa membuat pisang transgenik ini lebih menarik bagi petani.

Tanaman yang dimodifikasi secara genetik sekarang banyak ditanam di beberapa negara di seluruh dunia, tetapi di beberapa tempat, seperti Inggris dan Uni Eropa, hanya sedikit yang telah disetujui untuk ditanam oleh petani.

Di Australia, hanya empat tanaman transgenik yang telah disetujui. Yakni, bunga kesumba (safflower) yang minyaknya memiliki tingkat asam oleat yang lebih tinggi, strain rapeseed (canola) yang tahan terhadap herbisida, mustardIndia, dan kapas. Namun, Australia dan Selandia Baru telah menyetujui jangkauan yang lebih luas dari tanaman dan produk transgenik untuk dimakan, mirip dengan situasi di Inggris dan Uni Eropa.


Pilihan Editor: 
Fakta Nutrisi Pisang dan Cara Membuatnya Cepat Matang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus