Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendorong warga sekolah dan yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau dosis penguat. Ini sejalan dengan meningkatnya kembali penularan di tengah masyarakat, sementara panduan terbaru pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 telah mengatur pembelajaran tatap muka 100 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bukan hanya pendidik dan tenaga kependidikan serta warga sekolah lainnya yang diminta segera vaksin booster, tapi juga warga lansia di sekitar sekolah. "Ini dilakukan untuk mitigasi risiko penularan Covid-19 di sekolah," kata Direktur Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Mohammad Hasbi, dalam telekonferensi, Kamis 14 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Hasbi, jika vaksin booster sudah mencakup 80 persen warga, risiko penularan Covid-19 selama pembelajaran tatap muka 100 persen bisa diminimalkan. "Membawa anak-anak kembali ke sekolah merupakan strategi yang efektif dibandingkan strategi pembelajaran lainnya," kata Hasbi.
Dia menerangkan panduan pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 dibuat Kemendikbudristek bersama Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan. Pembelajaran tatap muka 100 persen diatur bisa dilaksanakan di wilayah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level satu hingga empat dengan cakupan vaksin booster 80 persen di setiap wilayah itu.
Selain menerbitkan panduan pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi, Kemendikbudristek memperkenalkan Kurikulum Merdeka untuk mengatasi learning loss akibat pandemi Covid-19. Learning loss adalah istilah yang digunakan untuk menyebut hilangnya pengetahuan dan keterampilan akademik atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu.