Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Radar dirgantara

As tengah mempelajari sistem pengaman dengan radar yang berpusat pada satelit-satelit buatan yang bersarang di dirgantara. alat tersebut kini dirancang oleh grumman aerospace dan rautheon corporation.(tlk)

7 April 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUK memberikan isyarat dini terhadap serangan rudal lawan, Amerika Serikat membuat semacam pagar radar yang rapat. Tetapi, kini diperkirakan sistem seperti itu tidak lagi terlalu ampuh. Musuh, misalnya, dapat memanfaatkan cuaca buruk atau kegelapan malam untuk melancarkan serangan kejutan tiba-tiba. Karena itu, AS tengah mempelajari sistem pengaman dengan radar yang tidak lagi berpusat di bumi, melainkan pada satelit-satelit buatan yang bersarang di dirgantara. Sistem demikian diperkirakan, dapat mencium kedatangan rudal musuh yang diluncurkan dari silo-silo di bawah tanah. Mengarahkan pandangannya dari angkasa luar, sistem demikian dapat pula mengetahui adanya rudal atau pesawat-pesawat pembom strategis yang terbang rendah. Pada dasarnya, radar yang berpangkalan di angkasa luar sudah membuktikan keampuhannya bagi berbagai penelitian ilmiah. Amerika Serikat sudah lama menggunakan satelit-satelit radar untuk memonitor samudra di dunia, dan permukaan planet Venus yang selalu ditutupi awan. Alat side-looking radar yang ditempatkan pada pesawat ulang-alik AS malahan dapat mendetek alur-alur sungai yang telah kering di bawah permukaan gurun pasir Sahara. Sistem pagar radar berpangkalan di angkasa luar, seperti diusulkan angkatan udara AS itu, dapat melacak dan mengikuti obyek-obyek bergerak pada waktu riil di setiap tempat di atas permukaan bumi. Di samping itu, sistem tadi dapat pula mengarahkan satuan pertahanan udara untuk menyergap setiap rudal atau pembom yang sedang mendekat. Orang dapat bertanya mengapa prinsip itu selama ini belum digunakan. Masalahnya terletak pada problem teknologi. Alat semacam itu terlalu besar dan berat untuk ditempatkan di sebuah satelit buatan. Di samping itu, ia memerlukan banyak tenaga. Tambahan pula, semuanya harus bekerja secara otomatis. Dengan kata lain, prinsip otomatisasi benar-benar dikerahkan ke batas-batas yang hampir tidak mungkin. Kini hal itu sudah mulai dapat diatasi. Antena dibuat ringan, kecil, tetapi ampuh. Pengindera elektronik menggantikan antena bergerak. Modul transceiver fisika zat padat dapat dibuat jauh lebih ringan dan hanya membutuhkan sedikit energi. Alat itu kini dirancang oleh Grumman Aerospace dan Raytheon Coorporation, berdasarkan kontrak dengan angkatan udara AS. M. T. Zen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus