Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Rahasia saturnus makin terungkap

Voyager-2 yang telah menempuh perjalanan selama 4 tahun, mencapai titik yang terdekat dengan planet saturnus, dan mengirimkan gambar-gambar. (ilt)

5 September 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RIUH tepuk-tangan dan pekik-sorak mereka. Rangkaian gambar berwarna muncul di layar tv raksasa itu. Menakjubkan. Para ahli Jet Propulsion Laboratory di California, pusat pengendalian misi penerbangan pesawat ruang angkasa Voyager, memang pernah menyaksikan ribuan gambar dari kawasan planet Saturnus. Tapi baru kali ini kelihaun tajam dan jelas komposisi dan struktur gelang planet ke dalam tata surya, ketika pesawat Voyager-2 pekan lalu melintasi kawasan Saturnus, mendekatinya dalam jarak 100.000 km. Tiba-tiba pemandangan di layar tv itu berubah --tak lagi menampilkan keindahan kawasan planet bergelang itu. Tampak gambar hitam pekat, ditaburi titik cahaya besar dan kecil. Rasa cemas mencekam hati mereka yang hadir. Sebagian ahli teknik bergegas menekan tombol dan memutar kenop di peralatan kontrol mereka. Namun sia-sia. Kamera Voyager-2 tak lagi bisa diarahkan pada sasaran yang direncanakan. "Hingga kami hanya menerima foto dari angkasa luar yang kosong," ujar Frank Bristow, seorang ahli teknik di JPL itu. Pusat pengendalian itu terletak di dmpang San Marino Avenue dengan California Boulevard, hanya beberapa kilometer di luar batas timur Kota Los Angeles, di kompleks California Institz te of Technology. Daerah itu dikenal sebagai Pasadena --"rnahkota lembah" dalam bahasa suku Indian Chippawe -di kaki pegunungan San Gabriel. JPL itu diusahakan oleh Caltech untuh NASA (Badan Nasional Aeronautika dan Ruang Angkasa AS). Selama dua pekan terakhir ratusan ahli megurungkan rasa kantuk mereka di sana untuk mengkaji dari memproses arus data dan gambar dari kawasan Saturnus, lebih 1,5 milyaf kilometer dari bumi. Selasa, 25 Agustus, Voyager-2 mencapai titik yang terdekat dengan planet raksasa itu setelah menempuh perjalanan hampir 2,4 milyar kilometer selama 4 tahun. Jarak terdekat itu 100.000 km atau 25.000 km lebih dekat dari jarak yang dicapai Voyager-1 November lalu. Saudara kembarnya itu meluncur menuju perbatasan terluar tatasurya. Adalah Voyager-1, yang memungkinkan manusia pertama kali menyaksikan dengan jelas kenyataan di kawasan planet Saturnus. Dua tahun sebelumnya pesawat Pioneer-11 juga mengirimkan gambar dan data, namun instrumen dan kameranya yang kurang sempurna tetap membuat para ahli masih bertanya. Pertanyaan serupa lahir sejak bangsa Babilonia pertama kali mencatat kehadiran planet Saturnus itu. Semula Voyager-1 mengirimkan gambar permukaan Saturnus yang dihalau angin berkecepatan 1.800 km per jam. Juga ia menyingkap rahasia berbagai bulan planet itu, termasuk Titan, bulan terbesar dalam tatasurya dan satu-satunya yang diliputi lapisan atmosfir yang di luar dugaan mengandung banyak nitrogen. Bulannya yang semula diketahui hanya berjumlah 11, kini menjadi 17. Antara lain dibuktikan bahwa bulan ke-10, Janus, terdiri dari dua bulan-yang sudah diduga semula--yang saling berkejaran dalam satu orbit. Yang terutama menakjubkan ialah gelang yang mengitari planet Saturnus itu. Ternyata gelang itu terdiri dari ribuan gelang kecil--terbentuk dari unsur sekecil debu sampai yang sebesar gedung bertingkat. Semuanya bergerak dalam orbit tersendiri mengitari Saturnus, terkadang menyalahi semua hukum alam dan fisika yang dikenal. Ada gelang yang terjalin seperti rambut gadis yang dikepang. Ada pula yang mencakup pola menyerupai jarijari roda, bahkan ada yang bergerak dalam suatu alur eksentris, mirip alur pada piringan hitam. Semua keanehan itu justru menambah pertanyaan sekitar Saturnus. Kini Voyager-2 menjawabnya, setidaknya sebagian. Berdasarkan informasi dari Voyager-1, Voyager-2 diarahkan lebih dekat dan terperinci untuk mengamati sasaran tertentu. Sejak Jumat, 21 Agustus--satu hari setelah ulang tahun ke peluncurannya -- Voyager-2 mulai mengirim gambar pertama dalam rangkaian 18.500 foto yang direncanakan. Setiap isyarat radio, yang membawa informasi data atau gambar, membutuhkan waktu 1 jam 24 menit dan 47 detik untuk menjangkau jarak antara Saturnus dan bumi dengan kecepatan cahaya 299.792,5 km per detik. Ketika mencapai titik terdekat dengan Saturnus, Voyager-2 menukik di belakang planet raksasa itu sambil menembus bidang gelang yang mengitarinya. Karena posisi itu selama hampir 2jam hubungannya dengan bumi terputus. Tapi semua data dan foto terekam yang mulai dikirim ke bumi setelah Voyager-2 muncul kembali dari balik Saturus, tepat pukul 06.59 GMT Rabu, 26 Agustus. Baru 33 menit kemudian para ahli di Pasadena menyadari adanya gangguan yang membatasi pengarahan gerak kamera, yaitu ketika Voyager-2 masih berada di balik planet Saturnus. "Kita mungkin kehilangan beberapa gambar antara malam tadi dan sekarang," ujar Alan Wood dari JPL. Kecuali gangguan itu, pesawat Voyager-2 berada dalam kondisi baik. Berbagai peralatan perekam Voyager2 berada pada suatu anjungan yang dapat digerakkan ke segala jurusan me lalui perputaran 2 poros. Anjungan ini menunjang antara lain dua kamera televisi, spektrometer ultra lembayung dan merah infra, sebuah meter fotopolari serta sebuah radiometer. Peralatan yang berbobot 107 kg itu melalui sistem komputer dapat diarahkan. Bukan Gangguan Pertama Diduga gangguan tadi disebabkan benturan dengan bongkahan es dalam gelang Saturnus, ketika Voyager-2 melintasinya. "Jika memang terjadi benturan, pasti bukan benturan keras," ujar Wood. "Kami menerima isyarat radio kembali tepat pada waktunya." Itu bukan gangguan pertama pada peralatan Voyager-2. Masih di awal perjalanannya, pesawat penerima radio utamanya rusak, tapi pesawat cadangan segera mengambil alih tugas dan bekerja dengan sempurna. Sekalipun cadangan menerima pun rusak, program komputer yang sudah diinstruksikan akan mengendalikan Voyager-2, paling tidak selama 4 tahun lagi. Para ahli di NASA berharap menemukan Voyager-2 dengan Uranus, kemudian mengarahkan pesawat itu dengan bantuan dorongan Uranus ke arah planet ke-8, Neptunus. Jika reaktor nuklir yang menyediakan tenaga bagi Voyager-2 masih bekerja, di tahun 1989 manusia untuk pertama kali akan mem peroleh pandangan langsung dari planet Neptunus, terjauh dalam tatasurya. Sementara itu salah seorang ahli teknik tidak sengaja mengirimkan suatu isyarat yang 10 kali lebih kuat dari semestinya. Mungkin karena ia sudah mengantuk. Tapi isyarat itu ternyata menyebabkan kamera Voyager-2 bisa digerakkan lagi. Kini Voyager-2 menuju Uranus, planet ke-7 dalam tatasurya. Kecepatannya ketika mendekati Saturnus 45.000 km sejam. Kecepatan ini bertambah kemudian hingga mencapai 87.000 km per jam, dan terpelanting ia ke arah Uranus. Planet ini diduga akan dijumpainya dalam Januari 1986.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus