Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tahun 2024 ditandai dengan rekor suhu bumi, peristiwa cuaca ekstrem, dan seruan peringatan dari para ilmuwan tentang laju pemanasan global yang meningkat. Analisis dari Copernicus Climate Change Service (C3S), badan Uni Eropa yang melacak pemanasan global, memperkirakan 2024 telah mematahkan rekor 2023 sebagai tahun terpanas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti yang ditulis Space.com, Tahun 2024 juga menjadi tahun kalender pertama yang mana suhu rata-rata globalnya melampaui 1,5 derajat Celsius di atas suhu rata-rata masa pra-industri. Karenanya pula melampaui batas kenaikan suhu yang dibuat berdasarkan Perjanjian Paris untuk membatasi efek terburuk perubahan iklim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Satu tahun di atas ambang batas tidak berarti kalau Perjanjian Paris telah dilanggar," kata Deputi Direktur C3S Samantha Burgess dalam pernyataannya, "Tapi ini juga berarti aksi iklim yang ambisius menjadi lebih mendesak daripada sebelum-sebelumnya."
Kenaikan Suhu Global Lebih dari 1,5 Derajat Setiap Bulannya Sepanjang 2024
Tahun 2024 dimulai dengan berlanjutnya rekor bulan terpanas hingga selama 13 bulan berturut-turut. Rekor terhenti pada Juli lalu seiring berakhirnya pula fenomena El Nino. Sepanjang periode itu ditandai pula dengan suhu musim panas tertinggi di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Seorang warga berjalan di dekat instalasi "Art Eggcident" karya seniman Belanda Henk Hofstra di trotoar Faria Lima Avenue, di Sao Paulo, Brasil, 18 September 2023. Instalasi urban karya seniman Belanda, Henk Hofstra tersebut digelar untuk menarik perhatian publik di tengah isu pemanasan global. REUTERS/Amanda Perobelli
Musim hurikan Atlantik 2024, yang resminya berakhir pada 30 November, juga menunjukkan aktivitas di atas rata-rata karena menghangatnya lautan. Seluruhnya tercipta 18 nama badai sepanjang musim ini, termasuk Hurikan Helene yang dicatat NOAA sebagai yang paling mematikan sejak Katrina pada 2005.
"Musim hurikan 2024 dimulai dengan intensif, kemudian sempat mengendur sebelum menguat kembali," kata Matthew Rosencrans, prakirawan hurikan di Pusat Prediksi Iklim NOAA.
Terpisah, jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan karena petir di Kanada sebelah barat juga mengalami anomali karena lebih sering daripada biasanya. Satu yang terparah terjadi di kota wisata Jasper yang menjadikannya kebakaran hutan dan lahan terburuk kedua setelah yang terjadi tahun lalu.
"Kami memiliki beberapa kebakaran yang telah terjadi sejak 2022 dan 2023 dan masih menyala saat ini dan mungkin 2025," kata Lori Daniels, ahli kebakaran hutan dan ekologi hutan di University of British Columbia pada Oktober lalu.
Di bagian lain benua Amerika, kekeringan Amazon menjadi yang terparah pada 2024. Kekeringan, juga karena deforestasi Hutan Amazon untuk pertanian, menyebabkan bencana kebakaran hutan dan lahan terutama di Pantanal dan di negara-negara seperti Bolivia, Ekuador, Peru, dan Argentina.
Foto udara menunjukkan dasar Sungai Taruma Acu yang kering, anak sungai Rio Negro selama kekeringan terburuk yang pernah tercatat di dekat Manaus, Negara Bagian Amazonas, Brasil, 16 Oktober 2024. REUTERS/Bruno Kelly
Di Brasil sendiri kebakaran tahun 2024 paling intensif selama tujuh dekade ke belakang dan telah menghanguskan wilayah seluas negara Italia--terburuk selama ini.
Gelombang Panas
Tak hanya di Amerika, cekaman suhu panas juga dialami di banyak bagian lain di dunia pada tahun 2024. Di Mali, Afrika Barat, misalnya. Rata-rata suhu udara di Mali sekitar 28,3 derajat Celcius. Menurut African Perceptions, beberapa wilayah dilanda panas ekstrem hingga 48,5 derajat Celcius, salah satunya di kota Southwestern di Kayes pada 4 April 2024.
Fenomena gelombang panas atau heatwave juga melanda Asia, dari India sampai Jepang. Suhu harian maksimum di daerah-daerah tersebut mencapai 5 derajat di atas suhu maksimum rata-rata klimatologisnya selama berhari-hari.
Orang-orang mengenakan pakaian untuk melindungi diri dari terik matahari berjalan di The Bund di tengah peringatan merah untuk gelombang panas, di Shanghai, Cina, 1 Agustus 2024. Suhu udara rata-rata di Cina pada bulan Juli adalah 23,21 derajat Celsius, melampaui rekor sebelumnya sebesar 23,17C pada tahun 2017. REUTERS/Nicoco Chan
Khusus Asia Tenggara, suhu maksimum bisa meningkat mencapai 40 derajat Celsius seperti yang terjadi di Thailand hampir sepanjang April lalu. Sedangkan di Semenjanjung Malaya seperti Singapura, suhu maksimum tercatat 39 derajat Celcius dan konsisten terjadi pada April hingga Mei 2024. Sedangkan Vietnam dan Kamboja sampai 37,7 derajat--tertinggi sepanjang 30 tahun di kedua negara itu.
Pemanasan Global Termasuk di Indonesia
Indonesia beruntung memiliki perairan laut sebagai penyangga sehingga tak terdampak langsung penjalaran gelombang panas dari daratan Asia pada tahun lalu. Meski begitu, peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Erma Yulihastin mengungkapkan kepada Tempo pada Mei lalu temuan suhu maksimum harian di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, sampai 40,6 derajat Celsius pada Januari lalu.
Pada Februari, ada catatannya yang sampai 39,9 derajat. Dan pada bulan-bulan lainnya sejak Desember lalu disebutkan hampir selalu melampaui 39 derajat Celsius.
"Memang suhu maksimum itu tidak terjadi sepanjang siang, paling hanya satu sampai dua jam ... tapi ketika sudah melampaui angka 39 derajat saya kira itu harus menjadi perhatian serius dan ada mitigasi," kata Erma membandingkan tren suhu maksimum harian selama ini yang dipahami berkisar 35-36 derajat.
Cuaca panas dan terik di Indonesia pada pekan terakhir Oktober 2024. Suhu maksimum harian tertinggi dicatat BMKG lebih dari 38 derajat Celsius. Dok. BMKG
Sementara, data dari BMKG juga menunjukkan suhu rata-rata bulanan di Tanah Air juga telah cukup signifikan meninggalkan nilai rata-rata klimatologisnya. Berdasarkan analisis dari stasiun pengamatan BMKG di seluruh Indonesia, suhu udara rata-rata setiap bulannya sepanjang 2024 lalu berada di atas 27 derajat Celsius, kecuali Juli (26,49) dan Agustus (26,90).
Bandingkan dengan normal suhu udara bulanan periode 1991-2020 di Indonesia yang Januari-Desember selalu berada di kisaran 26 derajat. Juli, misalnya, rata-ratanya 26,15 derajat. Agustus 26,19.
Berdasarkan data BMKG, tiga suhu rata-rata tertinggi sepanjang 2024 dicapai pada Oktober, lalu Mei dan April. Masing-masing sebesar 27,78 derajat Celsius serta 27,77 dan 27,74. Perbandingan dengan rata-rata normalnya adalah 26,96 derajat serta 26,99 dan 26,85.
Anomali suhu udara Indonesia pada bulan Oktober 2024 itu merupakan nilai anomali tertinggi ke-1 sepanjang periode pengamatan sejak 1981. Begitu juga dengan anomali pada September, Juli, Juni, Mei, April, dan Februari.
Dalam penjelasan yang diberikannya pada Mei lalu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan tren anomali positif dari suhu udara di Indonesia tersebut berdampak kepada perubahan pola karakteristik iklim itu sendiri. Misal, musim hujan bergeser serta intensitas dan frekuensi cuaca ekstrem yang meningkat.
"Intinya adalah perubahan iklim itu nyata. Meski gradually tapi kalau tidak ada antisipasi, dampaknya bisa tidak terkendali," kata Andri kepada Tempo.