MULUT manusia bersama gigi-gigi di dalamnya ternyata lebih rumit daripada yang banyak disangka orang. Karena itu, para peneliti mulut dan gigi merasa masih banyak hal belum diketahui di sekitar organ itu. Belum lama ini, bagian studi mulut dan gigi Universitas Minnesota, Amerika Serikat, menciptakan sebuah alat pembantu penelitian gigi. Alat itu, yang memiliki bentuk seperti rahang terbuka, dapat menirukan semua gerakan dua rahang secara tepat. Bedanya dengan rahang betulan, pada rahang tiruan ini hanya terdapat dua gigi dalam posisi beradu, atas-bawah. Alat yang diciptakan Dr. Ralph De Long dan Jon Dalrymple ini bertujuan meneliti daya tahan gigi, bagaimana gigi yang beradu menjadi aus dan sebagainya. Yang lebih aneh, pada alat percobaan ini bisa dialirkan berbagai macam zat kimia. Ini bertujuan untuk meneliti pengaruh ludah, baik sebagai pelindung gigi maupun cairan pembantu pengunyahan. Seorang peneliti di Universitas Minnesota itu mengutarakan, ludah adalah cairan yang kompleks. Hingga kini belum semua aspeknya diketahui, khususnya bagaimana pengaruhnya pada daya tahan gigi. Bila semua aspek sudah diketahui, para ahli optimistis bisa menemukan secara pasti penyebab-penyebab kerusakan gigi yang sebenarnya. Juga beberapa penyakit pencernaan yang diduga berasal dari tak sempurnanya kerja mulut dan gigi. Di samping itu, peralatan ini juga bermanfaat bagi para pembuat gigi palsu dalam mencari bahan atau material yang ideal - kalau bisa lebih kuat dan lebih tangguh dari gigi sebenarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini