Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Soda Api Tumpah dari Truk Tangki, Uapnya Saja Bisa Bikin Iritasi

Guru Besar dari Departemen Kimia Universitas Padjadjaran, Bandung, menjelaskan bahaya jika tumpahan soda api di jalan raya tidak segera dibersihkan.

27 Desember 2024 | 09.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Puluhan sepeda motor mengalami kerusakan pada bagian bodi hingga mesin akibat tumpahan cairan kimia di Jalan Purwakarta-Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 14 Desember 2024. ANTARA/Rubby Jovan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Cairan natrium hidroksida (NaOH) alias soda api berbentuk seperti air bening dan tidak berbau. Bahan kimia ini tergolong basa kuat yang sangat reaktif menghasilkan panas atau eksotermis. “Kalau kena kulit atau material lain bisa merusak dan menyebabkan korosi,” kata Yeni Wahyuni Hartati, Guru Besar dari Departemen Kimia Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Kamis 26 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat muatan cairan soda api tumpah dari tangki pengangkutnya di  jalan raya, uap dari bahan kimia itu bisa menguar, masuk ke saluran pernapasan, dan bahkan membuat iritasi pada mata dan kulit . “Saat tidak hujan, debu atau uap yang tercampur soda api juga bisa mengiritasi saluran pernapasan,” ujarnya sambil menambahkan, sifat soda api yang reaktif juga menyerap kelembapan udara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun dampaknya secara langsung, cairan soda api itu bisa membuat kulit terasa panas, merusak material pada kendaraan yang berbahan logam, plastik, karet. Tingkat kerusakannya, menurut Yeni, tergantung banyaknya dan durasi paparan soda api. “Kalau tidak segera dibersihkan bisa merusak struktur material lebih dalam lagi dan berdampak jangka panjang,” kata dia.

Pada jalan yang berbahan aspal, soda api tidak berpengaruh merusak, hanya jalan menjadi licin. Untuk mengatasi atau menetralkan kembali kondisi jalan, cairan soda api perlu disiram dengan cairan berbahan asam cuka, atau secara alami oleh guyuran hujan. "Cairan soda api yang mengalir sedikit banyak juga berpengaruh pada vegetasi di sekitar jalan raya."

Dalam pemakaian keseharian menurut Yeni, soda api kerap digunakan dalam pembuatan sabun. Sebagian masyarakat juga memanfaatkan soda api untuk mengatasi sumbatan pada pipa atau toilet. Karena sifatnya yang korosif, potensi bahayanya seperti merusak atau mengubah bentuk pipa bahkan bisa membuat bocor atau berlubang. 

Selain itu, bahan soda api dengan sifatnya yang korosif, bisa menghilangkan kerak atau karat yang menempel. “Pada makanan juga bisa dipakai soda api dengan konsentrasi yang rendah sebagai pengenyal, seperti pada mi,” ujarnya. Bahan soda api itu bisa dinetralkan oleh sedikit asam termasuk di dalam tubuh.

Sebelumnya diberitakan sebuah truk tangki pengangkut cairan soda caustic NaOH bocor di sepanjang jalan raya dari Purwakarta hingga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Akibat kejadian pada Selasa, 24 Desember 2024, itu sebanyak lebih dari 150 kendaraan lain terdampak. “Lebih dari 100 orang luka ringan, luka berat 4 orang,” ujar Kepala Kepolisian Resor Cimahi AKBP Tri Suhartanto,lewat akun media sosial kepolisian, Rabu 25 Desember 2024.

Tri menambahkan, polisi sudah menahan sopir truk dan memanggil pihak perusahaan. Adapun kondisi jalan sudah dipulihkan bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran setempat.

Anwar Siswadi

Anwar Siswadi

Kontributor Tempo di Bandung

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus