Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung tengah menangani seorang pasien obesitas berbobot 148 kilogram. Pasien berinisial Ny. S dari Karawang, Jawa Barat itu dirawat sejak Jumat pekan lalu. Keluhannya menurut tim dokter, yaitu sesak napas dan sakit badan karena berat badan berlebih.
Baca: Anies Baswedan: Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan Pasien DBD
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama RSHS Bandung Nina Susana Dewi mengatakan, pasien datang dengan keluhan berat badan jauh melebihi normal atau dikenal sebagai obesitas. RSHS telah membentuk tim untuk menangani pasien berusia 39 tahun itu. “Melibatkan 11 disiplin ilmu, spesialis dan subspesialis,” katanya Senin, 4 Februari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim dokter melakukan perawatan dan pemeriksaan karena membutuhkan waktu untuk dapat mendiagnosis dengan pasti. Setelah itu tim dokter akan melakukan tindakan yang diperlukan pasien. “Kondisinya membuat kualitas hidup pasien menurun,” kata anggota tim dokter Hikmat Permana.
Spesialis konsultan endokrin metabolik diabetes itu mengatakan, tim akan mengurasi masalah pernapasan dan aktivitas pasien. Kondisi terakhir yang mengkhawatirkan, yaitu pasien sudah sulit bergerak apalagi berjalan. “Setelah berjalan tiga tahun, obesitasnya tidak bisa langsung turun dengan cepat,” ujar Hikmat.
Upaya menurunkan berat badan pasien itu lewat diet maupun olahraga. Jika tidak berhasil, dokter akan melakukan pembedahan beriatrik. “Yaitu operasi mengecilkan volume lambung dengan cara membuang dua pertiga organ lambung,” kata Reno Rudiman, dokter spesialis konsultan bedah digestif (bedah pencernaan).
Selain itu ada hormon ghrelin yang dibuang sehingga mengurangi rasa lapar pasien pasca operasi. Selain diet dan olahraga, syarat lain yaitu kondisi organ vital seperti jantung, paru-paru, harus bagus. “Baru pembedahan bisa dilakukan,” kata Reno.