Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

RS Hasan Sadikin Bandung Tangani Pasien Obesitas 148 Kilogram

Kondisi terakhir yang mengkhawatirkan adalah pasien sudah sulit bergerak apalagi berjalan.

4 Februari 2019 | 17.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pasien obesitas Ny.S, 39 tahun, asal Karawang tengah dirawat inap di RSHS Bandung. Beratnya mencapai 148 kilogram. TEMPO/ANWAR SISWADI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung tengah menangani seorang pasien obesitas berbobot 148 kilogram. Pasien berinisial Ny. S dari Karawang, Jawa Barat itu dirawat sejak Jumat pekan lalu. Keluhannya menurut tim dokter, yaitu sesak napas dan sakit badan karena berat badan berlebih.

Baca: Anies Baswedan: Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan Pasien DBD

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama RSHS Bandung Nina Susana Dewi mengatakan, pasien datang dengan keluhan berat badan jauh melebihi normal atau dikenal sebagai obesitas. RSHS telah membentuk tim untuk menangani pasien berusia 39 tahun itu. “Melibatkan 11 disiplin ilmu, spesialis dan subspesialis,” katanya Senin, 4 Februari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim dokter melakukan perawatan dan pemeriksaan karena membutuhkan waktu untuk dapat mendiagnosis dengan pasti. Setelah itu tim dokter akan melakukan tindakan yang diperlukan pasien. “Kondisinya membuat kualitas hidup pasien menurun,” kata anggota tim dokter Hikmat Permana.

Spesialis konsultan endokrin metabolik diabetes itu mengatakan, tim akan mengurasi masalah pernapasan dan aktivitas pasien. Kondisi terakhir yang mengkhawatirkan, yaitu pasien sudah sulit bergerak apalagi berjalan. “Setelah berjalan tiga tahun, obesitasnya tidak bisa langsung turun dengan cepat,” ujar Hikmat.

Upaya menurunkan berat badan pasien itu lewat diet maupun olahraga. Jika tidak berhasil, dokter akan melakukan pembedahan beriatrik. “Yaitu operasi mengecilkan volume lambung dengan cara membuang dua pertiga organ lambung,” kata Reno Rudiman, dokter spesialis konsultan bedah digestif (bedah pencernaan).

Selain itu ada hormon ghrelin yang dibuang sehingga mengurangi rasa lapar pasien pasca operasi. Selain diet dan olahraga, syarat lain yaitu kondisi organ vital seperti jantung, paru-paru, harus bagus. “Baru pembedahan bisa dilakukan,” kata Reno.

 

Erwin Prima

Erwin Prima

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus