Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rumput laut atau seaweed adalah salah satu tumbuhan laut yang dapat tumbuh di daerah perairan dangkal di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rumput laut sering disejajarkan dengan lamun atau seagrass, tetapi keduanya merupakan golongan flora laut yang berbeda dan memiliki keunikannya masing-masing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rumput laut termasuk salah satu komoditas perikanan budidaya penting bagi perekonomian Indonesia yang banyak digunakan sebagai bahan makanan, dalam industri farmasi, kosmetik, hingga tekstil. Lantas, apa itu rumput laut?
Pengertian Rumput Laut
Melansir bkperdag.kemendag.go.id, rumput laut merupakan tumbuhan laut yang termasuk ke dalam ganggang (alga) multiseluler divisi Thallophyta. Tidak seperti tumbuhan sempurna, rumput laut tidak mempunyai akar, batang, dan daun.
Sementara itu, menurut repository.unibos.ac.id, rumput laut adalah salah satu tumbuhan laut yang tergolong ke dalam kelompok makroalga bentik atau benthic algae yang hidup di dasar perairan dengan cara melekat.
Tumbuhan yang tidak bisa dibedakan bagian akar, batang, dan daunnya tersebut termasuk tumbuhan tingkat rendah.
Morfologi Rumput Laut
Rumput laut umumnya tumbuh menempel pada substrat tertentu dan mempunyai bagian tubuh yang menyerupai batang, yang disebut sebagai talus.
Bentuk thallusnya bervariasi, mulai dari tabung, pilih, bulat, hingga ada yang menyerupai rambut berserabut. Rumput laut hidup dengan melekat pada benda keras.
Kemudian, merujuk pada repository.um-surabaya.ac.id, percabangan thallus pada rumput laut dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu dichotomous (bercabang dua terus-menerus), pectinate (berderet searah di salah satu sisi utama thallus), pinnate (bercabang dua di sepanjang thallus utama dan berselang-seling), perticillate (cabangnya melingkar), serta ada pula yang tidak bercabang.
Habitat Rumput Laut
Rumput laut di alam hidup dengan melekatkan diri pada karang, pasir, lumpur, batu, dan benda keras lainnya.
Selain benda mati, rumput laut juga dapat menempel pada tumbuhan lain secara epifitik, yaitu substrat yang menetap seperti batu, sehingga sulit terbawa oleh arus. Kelompok alga epifitik umumnya menggunakan perekat, seperti gelatin di bagian dasar sel dan tangkainya.
Rumput laut hidup di laut dengan kedalaman yang masih bisa dijangkau oleh cahaya matahari untuk proses fotosintesis.
Habitat rumput laut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tingkat kekeruhan sebesar 20 mg/l, suhu 26-30 derajat celcius, salinitas 18-32 ppt, pH 6,8-8,2, dan kedalaman 2-15 meter.
Kandungan Nutrisi Rumput Laut
Mengutip digilibadmin.unismuh.ac.id, rumput laut secara umum terdiri dari air (27,8 persen), protein (5,4 persen), karbohidrat (33,3 persen), lemak (8,6 persen), serat kasar (3 persen), dan abu (22,5 persen).
Selain itu, rumput laut juga mengandung asam nukleat, asam amino, enzim, vitamin (A, B, C, D, E, dan K); makro mineral, seperti kalsium dan selenium; serta mikro mineral meliputi magnesium, natrium, dan zat besi.
Kandungan asam amino, mineral, dan vitamin pada rumput laut mencapai 10-20 kali lipat dibandingkan dengan tumbuhan darat.
Rumput laut menawarkan berbagai kandungan zat gizi yang berbeda-beda, tergantung pada spesies, ruang dan variasi musiman, distribusi, status reproduksi, hingga parameter abiotiknya.
Jenis-Jenis Rumput Laut
Rumput laut yang tergolong ke dalam divisi Thallophyta terdiri atas empat kelas yang dibedakan dari warna pigmennya, yaitu:
1. Rumput Laut Merah (Rhodophyceae)
Rumput laut merah adalah jenis alga yang bernilai ekonomis dan paling banyak dimanfaatkan oleh manusia.
Di alam, rumput laut merah hidup di dasar laut sebagai fitobentos dengan cara menancapkan dirinya pada substrat hingga di kedalaman sekitar 40 meter. Di Indonesia, rumput laut merah terdiri dari 17 marga dan 34 jenis.
2. Rumput Laut Cokelat (Phaeophyceae)
Rumput laut cokelat dikenal sebagai alga berukuran besar yang dapat membentuk padang alga di laut lepas.
Di Indonesia, terdapat sekitar 8 marga kelas rumput laut cokelat yang merupakan penghasil alginat, terutama Sargassum, Cystoseira, dan Turbinaria.
3. Rumput Laut Hijau (Chlorophyceae)
Rumput laut hijau mudah dijumpai di kedalaman laut hingga 10 meter yang menerima sinar matahari cukup.
Alga hijau melekat pada batu, batu karang mati, cangkang mollusca, hingga di atas pasir. Di Indonesia, terdapat sekitar 12 marga rumput laut hijau dengan 14 jenis di antaranya sudah dimanfaatkan.
4. Rumput Laut Hijau Biru (Myxophyceae)
Rumput laut hijau biru, ganggang belah, atau ganggang lendir merupakan alga bersel satu dan berbentuk benang dengan struktur tubuh sederhana.
Dinding selnya mengandung pektin, selulosa, dan hemiselulosa, yang kadang-kadang berupa lendir. Rumput laut hijau biru tidak termasuk alga yang dimanfaatkan oleh manusia.
Contoh Pemanfaatan Rumput Laut
Berikut beberapa contoh produk dari hasil pemanfaatan rumput laut:
- Agar umumnya berasal dari kelas rumput laut merah, seperti Gracilaria dan Gelidium.
- Fikokoloid banyak dihasilkan rumput laut merah.
- Karagenan umumnya dihasilkan oleh jenis rumput laut Gigartina stellata, Eucheuma, dan Hypnea.
Pilihan Editor: 7 Manfaat Rumput Laut yang Melimpah di Indonesia