Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Penularan massal Covid-19 terjadi di pusat Kota Yogyakarta, tepatnya di salah satu kampung yang berada di Kecamatan Wirobrajan - tak jauh dari Malioboro - menjelang Lebaran 2021 ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyebut penularan ini terjadi di wilayah RT 56/RW 12 Wirobrajan, yang selama ini dikenal sebagai kawasan padat penduduk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil pelacakan di kampung itu, dari 11 tes PCR awal diketahui 10 warga positif dan kini dirawat di rumah sakit. Lalu pada Senin, 10 Mei 2021, ini dilakukan tes cepat antigen dengan sasaran 30 warga dan diketahui 20 orang hasilnya positif dan tengah menunggu hasil PCR sembari isolasi.
Dari semua kasus di kampung itu, sampai saat ini ada empat rumah yang anggota keluarganya diketahui positif hasil tes PCR dan 11 rumah diketahui positif dari hasil tes antigen.
“Sejak Kamis lalu, RT di kampung itu kami batasi mobilitasnya, semacam lockdown, untuk mencegah sebaran kasus ke wilayah lainnya,” kata Heroe Senin.
Heroe menuturkan selain isolasi wilayah, untuk kasus Wirobrajan ini Pemkot Yogya masih melakukan pelacakan untuk mencari sumber awal kasus terjadi.
Dugaan awal Gugus Tugas Covid-19, penularan di kampung Wirobrajan itu dimulai ketika pada 13 April lalu ada seorang ibu yang sudah sepuh mengeluh sakit.
Ketika dibawa keluarga ke rumah sakit selang beberapa hari kemudian dan diperiksa, ternyata positif Covid 19. Covid-19 dari sang ibu ini diketahui sudah menular ke anak dan suaminya. “Si ibu yang awalnya diketahui Covid-19 ini memiliki komorbid, akhirnya meninggal,” kata Heroe.
Namun, penularan ternyata sudah meluas, tak hanya berhenti di keluarga inti si ibu itu.
Heroe mengatakan wilayah RT 56/RW 12 Wirobrajan ini merupakan kawasan padat penduduk dan penghuninya sebagian besar adalah keluarga besar atau trah, sehingga jarak antar-rumah juga sangat dekat.
Selain menulari keluarga besar ibu yang meninggal tersebut, tetangga yang juga saudara dari ibu tersebut beserta keluarganya ternyata setelah dites juga positif Covid-19.
Kebetulan, anak ibu itu yang berprofesi sebagai perawat yang bertugas di luar kota saat itu juga datang hingga juga positif Covid-19. “Rumah si ibu yang meninggal ini bahkan sempat digunakan buka bersama oleh keluarga besar trahnya,” ujarnya.
Heroe menduga penularan di kampung ini disebabkan kurang taatnya protokol kesehatan sekaligus kurang tanggapnya masyarakat terhadap gejala sakit yang dialami anggota keluarga mereka.
“Misalnya ada anggota keluarga yang tidak enak badan, flu, pilek atau batuk tetapi malah memanggil tetangga atau saudara untuk pijat atau kerokan, akhirnya yang lain ikut terpapar,” kata dia.
Kasus Wirobrajan ini baru ketahuan setelah berhari-hari anggota keluarga yang sakit itu tidak kunjung sembuh hingga di bawa ke rumah sakit. “Dengan padatnya kampung di situ, bisa dibayangkan bahwa kawasan itu sangat rawan terjadi sebaran kasus Covid 19,” katanya.
Tracing masih dilakukan Gugus Tugas Covid-19 di Kota Yogyakarta di kampung Wirobrajan itu. “Hari ini kami siapkan 50 tes antigen, tetapi yang hadir baru 39 warga. Ini masih kami upayakan agar semua kontak erat bisa menjalani tes antigen,” kata dia.
Pergerakan di kampung yang terpapar Covid-19 itu tak hanya akan dibatasi lewat lockdown. “Kegiatan ibadah Ramadan di kampung itu juga tidak boleh di masjid, tetapi di rumah masing-masing, termasuk untuk shalat Ied mendatang,” kata Heroe.