Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa penelitian berusaha mencari hubungan antara virus corona Covid-19 dengan sindrom penyakit saraf langka Guillain-Barre (GBS). Sindrom tersebut dapat menyebabkan sensasi abnormal, lemas, bahkan lumpuh.
Penelitian yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine membahas bagaimana lima pasien di Italia Utara didiagnosis dengan gangguan saraf 5 hingga 10 hari setelah timbul gejala Covid-19. Di dalam paporan itu disebutkan pasien lemas dan kesemutan dimulai pada kaki yang berkembang selama empat hari, dan membuat beberapa pasien memerlukan ventilator serta mengalami kelumpuhan.
"Serangannya mirip dengan sindrom Guillain-Barre yang terjadi setelah penyakit infeksi seperti virus Epstein-Barr dan virus Zika," tulis para peneliti itu seperti dikutip dari Fox News, 22 Juli 2020.
Para penulis juga mengatakan pasien menerima globulin imun intravena dan satu menerima donor plasma. Setelah sebulan, dua pasien tetap di ICU dengan ventilator, sementara dua lainnya menerima perawatan terapi fisik untuk kelumpuhan, dan yang lainnya bisa berjalan secara mandiri.
Sementara itu, sebuah laporan dari Iran menggambarkan temuan serupa. Dua pasien laki-laki didiagnosis dengan GBS setelah mengeluh lemas dan kesemutan selama beberapa hari setelah mereka dinyatakan positif Covid-19. Mereka akhirnya pulih namun penulis laporan menyarankan bahwa GBS harus dipertimbangkan pada pasien dengan kelemahan otot setelah terinfeksi SARS-CoV-2.
Phil Harris, Ketua Departemen Kedokteran dan Rehabilitasi Fisik di Brookdale Hospital, Brooklyn, Amerika Serikat, menerangkan GBS adalah proses autoimun yang mempengaruhi saraf dan serat saraf. Menurutnya, GBS biasanya terdeteksi melalui beberapa tes termasuk electrodiagnostic.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Namun, dalam kasus serat saraf, itu dapat menyebabkan kelumpuhan yang berkepanjangan dan mempengaruhi otot-otot pernapasan," katanya.
Harris yang juga ahli fisioterapi menjelaskan, melihat gejala-gejala neurologis, seperti lemas pada tangan dan kaki pada pasien yang pulih dari Covid-19, di kliniknya. Dia mencatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan karena para profesional kesehatan menemukan virus tampaknya mempengaruhi lebih dari sekadar paru-paru.
"Virus dapat mempengaruhi sistem pembuluh darah dengan pembekuan darah, serta proses inflamasi, dan jalur neurologis," katanya.
Fred Davis dari Northwell Health Long Island Jewish Medical Center, Long Island, mengatakan tanda dan gejala yang konsisten lemas, paling menonjol di kaki dan naik ke atas. "Kami juga sekarang mempertimbangkan Covid-19 sebagai kemungkinan penyebabnya," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
FOX NEWS | THE NEW ENGLAND JOURNAL OF MEDICINE