Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Serangga Diusulkan Masuk Menu MBG, Dosen IPB University: Tak Semua Biasa Makan

Serangga mengandung protein hewani lengkap yang mencakup sembilan asam amino esensial. Namun, hanya sebagian masyarakat yang biasa memakannya.

14 Februari 2025 | 10.07 WIB

Seorang guru di SDN 06 Bengkong membagikan makan bergizi gratis kepada siswa, Jumat 24 Januari 2025. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Perbesar
Seorang guru di SDN 06 Bengkong membagikan makan bergizi gratis kepada siswa, Jumat 24 Januari 2025. TEMPO/Yogi Eka Sahputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Bidang Entomologi Pertanian dari IPB University Purnama Hidayat membenarkan bahwa serangga bisa menjadi alternatif sumber protein dalam menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, tak semua kelompok masyarakat terbiasa mengkonsumsi serangga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Bisa menjadi alternatif protein, tapi cocok untuk masyarakat yang mau memakannya dan di daerah tertentu yang mendukung ketersediaannya,” kata Purnama melalui keterangan tertulis pada Kamis, 13 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Usulan mengenai pemanfaatan gizi dari serangga itu sebelumnya datang dari Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayan. Menurut dia, menu MBG disesuaikan dengan potensi sumber daya ataupun kesukaan tiap-tiap daerah.

Purnama, yang merupakan dosen di Departemen Proteksi Tanaman IPB University, menyebut sebagian besar masyarakat di Thailand, Vietnam, dan Cina, jauh lebih terbiasa memakan serangga sehari-hari. Sebagian warga Indonesia juga mengkonsumsi serangga, misalnya belalang goreng di Gunung Kidul, Yogyakarta; kepompong jati di Jawa Tengah; pepes larva lebah (botok tawon) di Jawa Timur, dan sebagainya.

Rasa belalang dan jangkrik, kata dia, sering disamakan dengan udang. Organisasi Pangan Dunia (FAO) juga sudah menyatakan serangga dapat dimakan karena kandungan protein, vitamin, dan asam amino. Serangga mengandung protein hewani lengkap yang mencakup sembilan asam amino esensial.

Menurut sejumlah penelitian, jangkrik, belalang, dan ulat sutra memiliki antioksidan tiga kali lebih banyak dibanding jus jeruk. Kandungan vitamin B12 pada jangkrik juga disebut tiga kali lipat dibanding dengan ikan salmon.

Masalahnya, kata Purnama, tidak semua masyarakat lokal merasa cocok dan mau mengkonsumsi serangga. Masyarakat di pesisir laut, menurut Purnama, lebih memilih ikan sebagai sumber protein. “Masih banyak orang enggan mengkonsumsi serangga karena belum terbiasa.”

 

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus