SEBENARNYA rasa was-was sudah muncul sebelum Ariane, roket sejumlah negara Eropa, diluncurkan dari landasannya di Pusat Peluncuran Roket Prancis di Kourou, Guyana Prancis, Amerika Selatan, pekan lalu. Pemberangkatannya saja sudah ditunda 50 menit. Setelah penundaan itu, peluncuran roket tingkat pertama ternyata bekerja dengan baik, dan yang kedua juga mulus. Tapi, mala petaka yang ditakutkan menjelang juga. Tepatnya 4 menit 36 detik setelah hitungan "zero" pada peluncuran, Ariane diledakkan dari pusat kontrolnya di bumi. Observasi, beberapa detik memberikan tanda positif bahwa roket tingkat tiga tidak bekerja dengan baik, dan Ariane dipastikan akan lepas kontrol karenanya. Maka, keputusan peledakan cepat diambil. Tak ada hiruk-pikuk di pangkalan roket Prancis, yang terletak di tengah rimba Guyana itu. Yang terasa adalah kelesuan yang dalam. Beberapa menit setelah kegagalan itu, Menteri Riset Prancis Alain Devaquet, yang khusus terbang ke Kourou untuk menyaksikan peluncuran, mengeluarkan imbauan terbuka. "Saya harap para teknisi Ariane tidak patah semangat dan putus asa menghadapi kegagalan ini," katanya. Memang ada kemungkinan para crew tidak terlalu kaget. Kegagalan ini bukan pertama kalinya terjadi. Dari total 18 percobaan meluncurkan Ariane, tercatat 4 kegagalan. Dan peledakan Ariane pekan lalu itu, tipe Ariane 2, merupakan kegagalan kedua untuk jenisnya. Peledakan terjadi pada ketinggian 200 kilometer. Jarak yang sebenarnya tidak terlampau jauh lagi dari target. Diperlukan hanya 18 menit lagi bagi Ariane-2 untuk mencapai kedudukan geostasioner satelit yang dibawanya, yaitu ketinggian 36.000 kilometer di atas khatulistiwa. Peluncuran Ariane-2 itu terasa sangat penting, karena peluncurannya kali ini membawa satelit komunikasi VF-14 milik Intelsat-organisasi satelit internasional dengan anggota 110 negara. Satelit ini memiliki kapasitas sambungan telepon 15.000 saluran, juga dua stasiun relay televisi. Beratnya, 2 ton, dan diproduksi oleh sejumlah perusahaan industri raksasa - di antaranya Mitsubishi Electric Corp. dari Jepang, QEC-Marconi dari Inggris, Aerospatiale dari Prancis, dan MBB Erno dari Jerman Barat. Nilai satelit ini US$ 45 juta. Sebelum peluncuran, satelit ini pula yang menunjukkan kejanggalan, hingga terjadi penundaan. Menurut seorang crew, sebenarnya, Ariane-2 akan diluncurkan pada pukul 00.03 GMT pada 31 Mei itu. Namun, 11 menit sebelum "jam H", diterima kawat dari laboratorium Palo Alto, California, yang menyatakan ada kesalahan konstruksi pada VF-14. Usaha perbaikan dilakukan, dan peluncuran ditunda selama 50 menit. Ketegangan pun melanda Kourou ketika itu. Rasa cemas itu punya alasan lain: roket Ariane-2 tidak bisa dijamin 100%. Roket ini terhitung pengganti Ariane-3, yang sebenarnya lebih merupakan andalan European Space Agency, badan antariksa Eropa yang punya anggota 20 negara Eropa Barat. Namun, Ariane-3 yang diluncurkan juga dari Kourou, September tahun lalu, yang membawa dua satelit percobaan, terpaksa diledakkan pula. Kesulitan kala itu terletak pada roket tingkat tiga pula. Januari lalu, percobaan dengan Ariane-3 kembali gagal, karena perbaikan tak juga menemukan jalan keluar. Lalu, diputuskan untuk meluncurkan Ariane-2. Sialnya pada percobaan Maret lalu Ariane-2 kembali menemui kesulitan. Peluncuran percobaan baru bisa dilaksanakan setelah ditunda selama 9 hari. Itu pun dengan gangguan komputer yang terjadi 8 detik sebelum "jam H". Maka, mungkinkah ada keyakinan pada peluncuran Ariane-2, pekan lalu? Seperti juga program ruang angkasa Amenka Serikat, misi antariksa Eropa menghadapi jalan buntu. Frederic d'Allest, direktur Arianespace, yang bertanggung jawab atas peluncuran Ariane mengungkapkan, keputusan untuk peluncuran selanjutnya baru akan diambil paling cepat akhir Juni mendatang, setelah ada kepastian mengenai perbaikan-perbaikan Ariane. Kecemasan AS menghadapi prospek peluncuran satelit pun menular ke Eropa kini. Betapa tidak, sampai tahun 1988 sebenarnya Ariane sudah dikontrak untuk meluncurkan 33 satelit, yang total nilainya US$ 10,4 milyar. Di antaranya satelit mata-mata Inggris, Skynet 4B. Namun, kenyataan bicara lain, dan sampai pekan ini tak ada yang bisa direncanakan. Jim Supangkat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini