Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Si Ajaib di Antara Dua Seteru

Microsoft membeli aplikasi yang memungkinkan Windows bisa dijalankan di Macintosh. Komunitas Mac uring-uringan.

9 Maret 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LELAKI itu seolah tak percaya dengan matanya sendiri. David Zeiler sedang mengakses internet di komputer Macintosh-nya ketika berita itu muncul: perusahaan perangkat lunak (software) terkemuka, Microsoft Corp., mengumumkan telah membeli Connectix, produsen penghasil Virtual PC yang berbasis di San Mateo, California, Amerika Serikat. "Berita itu ibarat petir di siang bolong," ujarnya.

Sebagai pengguna fanatik komputer keluaran Apple yang lazim disebut Mac itu, Zeiler khawatir pada masa depan Connectix. Virtual PC, yang memungkinkan Mac mengoperasikan aplikasi-aplikasi Windows, sudah sangat membantu pengguna Mac selama satu dasawarsa terakhir. Pembelian Connectix oleh Microsoft, pembuat sistem operasi Windows, menimbulkan teka-teki dan membuat Zeiler "benar-benar gugup".

Zeiler tak sendirian. Hampir semua komunitas Mac bereaksi. Mereka khawatir, setelah dibeli Microsoft, Virtual PC yang dinilai gesit itu akan dimatikan dan "pengguna Mac secara permanen akan dipaksa pindah ke Windows". Dalam sebuah mailing list, seorang penggemar Mac sampai-sampai tak sanggup berkomentar apa-apa kecuali mengirimkan pesan, "It is bad... very bad."

Dosen Universitas Gunadarma, I Made Wiryana, memaklumi kegusaran komunitas Mac itu. Sebab, "Microsoft sering membeli produk lain untuk dibunuh," ujar ahli sekuriti jaringan yang kini sedang mengikuti program S-3 di Universitas Bielefeld, Jerman, ini. Menurut dia, setidaknya memang ada tiga motivasi Microsoft membeli produk lain: mematikan saingan (seperti Dbase dan Banyan Vines), membeli teknologi (Spyglas), dan meraih konsumen masa depan (WebTV).

Betulkah Connectix juga akan mengalami nasib terburuk? Sejumlah praktisi teknologi informasi tampaknya tak melihatnya begitu. Ron Okamoto, seorang bos perusahaan konsultan, justru gembira melihat Virtual PC jatuh ke tangan yang tepat. Menurut dia, dengan memasukkan aplikasi ini sebagai salah satu portofolio produknya, Microsoft menunjukkan komitmennya yang besar terhadap platform Mac.

Namun, Tim Bajarin, seorang analis veteran, tak yakin Microsoft akan tertarik mengembangkan aplikasi-aplikasi baru untuk Mac pasca-akuisisi itu. "Microsoft hanya akan memikirkan Windows-nya," ujar Presiden Creative Strategies ini, "Boleh jadi ini bagian dari upaya Microsoft untuk memonopoli sistem operasi."

Memang bukan rahasia lagi bahwa Microsoft, yang berbasis di Seattle, dan Apple, yang berada di Cupertino, California, sudah lama menjadi seteru bebuyutan dalam merebut pasar sistem operasi (lihat 20 Tahun Perseteruan). Akibatnya, produsen dan konsumen dibuat repot. Setiap merilis produk, produsen harus membuat setidaknya dua versi: Windows dan Mac. Konsumen pun, ketika membeli software, harus menyesuaikan pilihannya dengan jenis sistem operasi yang dimilikinya.

Namun, sejak 1988, pengguna Mac sebenarnya sudah cukup tertolong ketika aplikasi Connectix memungkinkan mereka mengoperasikan Windows di Mac-nya. Tapi, bagi Microsoft, yang sejak awal punya impian ada Windows di setiap komputer, Virtual PC tentulah sangat menggoda. Apalagi, dalam perkembangannya, aplikasi ini juga bisa menjalankan Mac dan sejumlah sistem operasi lain seperti Linux, Netware, dan OS/2. Microsoft tentu melihat prospek yang menarik.

Selain Windows, Virtual PC juga mampu mengoperasikan lebih dari satu sistem operasi pada satu komputer pribadi (PC). Semua versi Windows, dari versi 95, 98, ME, hingga XP, bisa dijalankan sekaligus dengan Mac, Linux, Netware, dan OS/2. Ini jauh berbeda dari sistem dual boot, yang membutuhkan proses penginstalan yang rumit dan menggunakan salah satu sistem operasi sebagai boot manager.

Aplikasi "ajaib" itu dianggap merupakan implementasi pertama yang mampu menghadirkan memori virtual untuk PC. Connectix, menurut Made Wiryana, memang aplikasi yang sudah mature dalam menyediakan solusi ini dan "sejarahnya juga sudah cukup lama."

Bagi pengguna yang fanatik pada sistem operasi tertentu, atau hanya memiliki software yang cuma bisa jalan di sistem operasi tertentu pula, Virtual PC ibarat mimpi yang jadi kenyataan. "Ini tentu akan sangat praktis dan meningkatkan efisiensi," ujar seorang pejabat Connectix.

Keandalan teknologi Virtual PC terutama terletak pada kemampuannya dalam proses integrasi lintas-platform (cross-platform integration), migrasi aplikasi sebelumnya (legacy application migration), dan konsolidasi server. Virtual PC untuk Windows, misalnya, memungkinkan pengguna menciptakan sejumlah mesin maya (virtual machine) terpisah di desktop Windows yang berfungsi sebagai host. Masing-masing mesin virtual akan menampilkan sistem hardware komplet?dari prosesor hingga card jaringan?dalam format tersendiri dan di lingkungan software yang terpisah. Paket ini bisa menjalankan XP, 2000, NT, 98, 95, 3.1, bahkan DOS, OS/2, Netware, atau Linux pada saat bersamaan tanpa perlu reboot (menghidupkan komputer kembali) untuk mengaktifkan masing- masing sistem operasi itu.

Paket Virtual PC untuk Mac mampu menghadirkan PC kompatibel yang memungkinkan Mac menjalankan aplikasi Windows, mengakses jaringan PC, menggunakan aplikasi internet khusus Windows, dan berbagi file dengan rekan- rekan pengguna PC. Aplikasi ini menghadirkan kompatibilitas PC Pentium melalui fasilitas maya yang disebut emulator. "Tak ubahnya seperti menaruh sebuah PC yang powerful ke dalam komputer Mac Anda," ujar Roy K. McDonald, CEO Connectix. Untuk ini, spesifikasi komputer yang dibutuhkan adalah Pentium 3 atau 4, Windows 2000 atau XP, memori 512 RAM, dan free disc space 3 GB.

Paket lainnya adalah Connectix Virtual Server, yang lebih merupakan solusi bagi kalangan bisnis dalam melakukan konsolidasi server dan manajemen efisiensi terhadap lingkungan dengan sistem operasi beragam (multi-operating system). Virtual Server ini mampu menjalankan sejumlah sistem operasi dalam sebuah server.

Bagi perusahaan korporat, aplikasi buatan Connectix tentu sangat membantu. "Dengan Virtual PC, kami terhindar dari rencana membeli 300 mesin, menyebarkan 700 unit lagi, dan mampu menghemat hampir US$ 1 juta untuk pos hardware dan operasi," ujar Lenny Goodman, Direktur Desktop Management Baptist Memorial Health Care Corporation.

Dilihat dari kenyataan itu, kekhawatiran bahwa Microsoft akan "membunuh" Connectix agaknya berlebihan. Apalagi Virtual PC tak mematikan sistem operasi yang ada, tapi malah akan tetap mengakomodasinya. "Memang, terlalu dini untuk panik soal akuisisi ini," kata Zeiler, pengguna fanatik Mac itu, kemudian.

Untuk sementara, boleh dibilang Windows masih menang dalam pertarungannya melawan Macintosh.

Budi Putra


20 Tahun Perseteruan

1983

  • Bill Gates mengumumkan dirilisnya Windows pada bulan November.
  • Apple dalam proses persiapan produk perdananya.

1984

  • Microsoft merilis Windows 1.0, yang bisa jalan di DOS komputer IBM.
  • Apple meluncurkan komputer mungil Macintosh yang menggunakan Mac OS 1 dengan layar 12 inci.

1985

  • Apple mengumumkan dirilisnya Macintosh XL, yang kemudian ditarik kembali. Apple harus merelakan kepergian dua Steve: Steve Wozniak kembali ke habitatnya di kampus, sedangkan Steve Jobs hijrah ke NeXT.

1986

  • Microsoft menjadi perusahaan publik.
  • Apple mengumumkan Macintosh Plus, Macintosh pertama yang expandable.

1987

  • IBM dan Microsoft merilis OS/2, yang merupakan pesaing paling serius bagi sistem operasi Macintosh.
  • Apple merilis Macintosh SE dan Macintosh II sebagai Macintosh warna pertama.

1988

  • Microsoft merilis Windows 2.0.
  • CD-ROM Apple pertama diluncurkan. Connectix mulai dipasarkan dan mendapat sambutan di kalangan komunitas Mac.

1989

  • Apple merilis Macintosh SE/30 dan Portrait Display, monitor yang bisa diperbesar satu layar penuh dan menampilkan dua layar sekaligus.

1990

  • Microsoft merilis Windows 3.0.
  • Apple mengumumkan garansi produknya menjadi setahun penuh; sebelumnya cuma 90 hari.

1991

  • Microsoft merilis Windows 3.0 plus multimedia.
  • Apple merilis System 7, versi pertama OS Mac yang secara otomatis mampu menjalankan berbagai aplikasi pada saat yang sama.

1992

  • Microsoft merilis Windows 3.1.
  • Apple memasarkan System 7.1.

1993

  • Microsoft melepas Windows 3.1 untuk PC serta Windows NT 3.1 dan Windows NT Workstation 3.5 untuk server.
  • Apple berhasil menjual 10 juta buah komputer Mac.

1994

  • Microsoft merilis Windows for Workgroups 3.11.
  • Apple memasarkan tiga model baru: Power Mac 6100, 7100, dan 8100, dan System 7.5.

1995

  • Microsoft meluncurkan Windows 95 yang mampu menjalankan protokol TCP/IP untuk internet.

1996

  • Microsoft merilis Windows NT Workstation 4.0 dan Windows CE 1.0.
  • Apple menghentikan produksi Mac berbasis Motorola 680x0.

1997

  • Microsoft memasarkan Windows CE 2.0.
  • Steve Jobs kembali bergabung dengan Apple. Ia dan Bill Gates bahkan menjalin kerja sama dalam pengembangan Mac untuk Windows. Connectix memasarkan Virtual PC 2.0.

1998

  • Microsoft meluncurkan Windows 98, versi upgrade dari Windows 95 dan Windows CE 2.1.
  • Apple memasarkan Power Mac G3.

1999

  • Microsoft memasarkan Windows 98 Second Edition dan Microsoft Windows CE 3.0.
  • Apple batal memasarkan model 500 MHz.

2000

  • Microsoft merilis Windows Millennium Edition dan Windows 2000 Professional.
  • Apple meluncurkan "Pismo" PowerBook dalam 400 dan 500 MHz.

2001

  • Microsoft merilis Windows XP.
  • Apple meluncurkan versi G4/733.

2002

  • Microsoft umumkan rencananya membeli Connectix pada bulan Desember.
  • Apple merilis Keynote (saingan MS PowerPoint) dan browser Safari (saingan Internet Explorer) yang gratis dan open-source.

2003

  • Proses akuisisi Connectix oleh Microsoft rampung pada 20 Februari.
  • Apple memasarkan Dual 1,42 GHz dan PowerMac G4.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus