Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Si Manis Dari Pasuruan

Kristal pemanis alami dari daun stevia, berhasil diekstrakan di pasuruan. selama ini daun tersebut diekspor ke jepang. aman untuk penderita diabetes.(ilt)

3 Maret 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBENTAR lagi, Indonesia tak cuma jadi penjual daun kering Stevia. Daun tanaman yang selama ini diekspor ke Jepang itu, sejak awal tahun ini, dapat diolah menjadi kristal manis yang konon tidak berbahaya bagi penderita kencing manis (diabetes). Melalui pengolahan di Pasuruan, Jawa Timur, Stevia kini punya prospek cerah. Stevia adalah tanaman perdu basah. Tinggi 60-90 cm dan bercabang banyak, ia semula tanaman liar di Amerika Selatan, terutama di perbatasan Paraguay-Brazil-Argentina. Ia tumbuh di ketinggian 500-1.500 meter dari permukaan laut, dan dapat luas dibudidayakan di sini. Sedikitnya diketahui ada tiga perusahaan - PT PAGO di Lampung Tengah, CV Tani Maju di Purwokerto, dan PT Uppor In di Karanganyar (Surakarta) yang telah berkebun Stevia besar-besaran. Daun Stevia berbentuk lonjong dan langsing. Pinggirnya bergerigi halus. Dari daun inilah dapat diekstrakkan bahan pemanis alami. Steviode, komponen bahan pemanis itu denan rumus kimia C38 H60 O18 memiliki 300 kali kemanisan sukrosa (gula tebu). Adalah Jepang, yang sangat merahasiakan proses pembikinannya, yang mengembangkan industri pemanis dari Stevia ini. Tapi, setelah bersikutat selama lima tahun di laboratorium Balai Penelitian Perusahaan Perkebunan Gula di Pasuruan, Drs. Soejoto bersama Ir. Pada Carebet dan Ir. Timbul awal tahun ini berhasil menekstrakkan daun Stevia. "Meski hasilnya belum sebaik olahan Jepang," ujar Soejoto, "kami optimistis bisa mengembangkannya." Dengan alat-alat sederhana, daun Stevia kering digiling kasar, dicampur kalsium karbonat. Lantas diekstraksi dalam perkolator pada suhu dan waktu yang terjaga. Kemudian, niranya dipisahkan, dan daun yang sudah mulai halus itu dibilas dengan air dan diperas. Nira inilah yang kemudian diaduk dengan resin. Endapannya disaring. Nira saringan ini kemudian dideionisasikan. Nira yang jernih ini lantas dipekatkan dalam kondisi vakum. Hasilnya adalah nira kental, yang kemudian ditambah metanol, akan menjadi bahan pemanis kristal steviode. Kristal itu belumlah murni. Ia-perlu diendapkan lagi dan dicuci kembali dengan metanol. Zat padat yang diperoleh lantas dikeringkan. Selanjutnya dimurnikan dengan cara ekstraksi menggunakan dioxane mendidih. Dan, setelah disimpan pada suhu kamar semalam, diperoleh kristal steviode yang hampir murni. Dari penelitian itu, ternyata, tiap satu kilo daun kering bisa menghasilkan 70 gram kristal pemanis. Padahal, daun Stevia dalam tiga bulan saja bisa dipanen. Satu hektar bisa dltanami 200.000 Dohon Stevia, dan rata-rata dari luas itu setahun bisa diperoleh 2-3 ton daun kering. "Satu kilo daun kering itu berharga dua dolar," kata Soejoto. Kristal manis Stevia ini selain tak berkalori seperti gula tebu, muLh larut dalam air. Diadon dengan tepung lantas dibuat penganan, ia pun stabil terhadap pemanasan. Sifat baik lainnya, si manis Stevia tak mengubah warna makanan, dan tidak pula mengental bila dipergunakan sebagai pengganti gula untuk industri buah-buahan dalam kaleng.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus