Sijampang Pemantau Hujan

RAGU-ragu ke luar rumah ketika langit mendung? Dengan Sijampang, keraguan itu bisa pupus.

Sijampang, akronim dari Sistem Informasi Hujan dan Genangan Berbasis Keruangan, adalah pemantau hujan buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. ”Ini real time. Di-update setiap enam menit,” kata Agus Wibowo, Kepala Nusantara Earth Observation Network alias Neonet, lembaga di bawah Badan Pengkajian yang mengelola Sijampang, Selasa pekan lalu.

Selain berisi peta hujan dan intensitasnya, situs http://neonet.bppt.go.id/sijampang menampilkan lokasi genangan air. Ada pula informasi pergerakan dan arah angin serta suhu, tekanan, dan kelembapan udara. Sijampang pun memantau ketinggian air Sungai Ciliwung dan Cisadane.

Menurut Agus, proyek yang diluncurkan dua pekan lalu itu dirintis sejak awal 2009. Idenya adalah memberikan informasi terkini mengenai pergerakan hujan secara interaktif dengan detail di satu titik. Misalnya cuaca di Bundaran Hotel Indonesia. Jadi bukan secara umum, Jakarta Pusat semata.

Informasi utama Sijampang diperoleh dari radar Doppler C band yang berlokasi di Serpong. Radar cuaca ini merekam data pada ketinggian 500 meter hingga 2.000 meter dari permukaan laut. Setelah terkumpul, data yang terserap dalam radius 105 kilometer dari Serpong dikirim ke server Neonet.

Selain radar, sumbernya adalah masyarakat sebagai kontributor. Bagi yang ingin berpartisipasi, terlebih dahulu peminat harus mendaftar ke Neonet melalui pesan pendek. Data utama yang dimasukkan ialah ada-tidaknya genangan di sekitar kontributor.

Di pusat kendali, data tersebut diolah lalu ditayangkan di website. Agar makin interaktif, informasi ini bisa diakses melalui jejaring sosial yaitu Facebook di http://bit.ly/fbsijampang atau Twitter di http://twitter.com/infohujan. Agus mengatakan sistem ini terus disempurnakan dengan memperkaya informasi. Misalnya mengembangkan jaringan dengan menggandeng badan-badan pemantau cuaca atau iklim.