Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Spaceshuttle unt militer

Columbia akan memasuki penerbangan komersial. sambil dimanfaatkan untuk keperluan militer. dalam penerbangan uji coba terakhir membawa muatan perlengkapan militer. soviet tidak mau ketinggalan.(ilt)

17 Juli 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI Minggu itu Amerika Serikat memperingati hari kemerdekaannya yang ke-206. Tapi kemeriahan 4 Juli kali ini agaknya punya arti tambahan. Sebelas menit lewat tengah hari waktu setempat pesawat antariksa bolak-balik Columbia mendarat dengan mulus di pangkalan Angkatan Udara Edwards, California. Ratusan ribu orang menyaksikan peristiwa itu. Hadir pula Presiden Reagan beserta istrinya menyambut kedua astronaut, Kapten Thomas Ken Mattingly dan Henry W. Hartsfield. Pada dua kali penerbangan sebelumnya, Columbia selalu mendarat di dasar danau kering dekat pangkalan Edwards itu. Hanya penerbangan ketiga, April lalu, berakhir di Gurun White Sands, New Mexico. Tapi pekan lalu untuk pertama kali Columbia mendarat di landasan beton sepanjang 4.570 m yang memanjang dari tepi danau kering tadi, mengakhiri penjelajahan di ruang angkasa selama 7 hari. Pendaratan di sini lebih kritis. Jalur beton, landasan utama di pangkalan Edwards itu, hanya selebar 91 m, hingga pendaratan harus tepat. Ini memang suatu percobaan utama dan penting. Kelak pendaratan Spaceshuttle secara rutin dilakukan di Pusat Antariksa Kennedy, Florida. Di sana hanya ada satu pilihan: Jalur beton sepanjang 4.570 m yang dihinggapi banyak angin samping. Penerbangan berikut -- November mendatang -- akan merupakan penerbangan komersial. Sistem Transportasi Antariksa yang lebih terkenal dengan nama Spaceshuttle atau pesawat antariksa bolak-balik, direncanakan terbang 2 kali sebulan menjelang akhir dasawarsa ini. Tapi dalam penerbangan uji coba terakhir itu, Columbia membawa muatan milik angkatan udara AS seberat 1 ton lebih. Rahasia lagi. Toh banyak orang mengetahui di dalamnya terdapat sebuah teleskop merah-infra yang mampu mengindera gas keluaran mesin yang terbang dalam atmosfera bumi. Bahkan teleskop itu bisa membedakan antara keluaran mesin pesawat terbang atau peluru kendali dan . . . apakah mesin itu buatan AS atau Uni Soviet. Dalam muatan rahasia itu juga terdapat sebuah teleskop violet-ultra dan sebuah alat navigasi antariksa. Peralatan ini kelak melengkapi satelit mata-mata Amerika hingga bisa bergerak di ruang angkasa tanpa dikendalikan dari bumi. Dengan membawa perlengkapan rahasia militer ini, banyak pihak menilai NASA sudah menyimpang dari asas semula. Tapi pekan lalu pejabat tinggi dari Transportasi Antariksa Angkatan Bersenjata, Mayjen AU James A. Abrahamson berkata "Pesawat bolak-balik itu dari mula dirancang sebagai bagian dari suatu sistem nasional yang tugasnya mencakup peluncuran perlepgkapan militer." Pemanfaatan Spaceshuttle untuk kegunaan militer ditegaskan kembali oleh Presiden Reagan ketika menyambut kedua astronaut Columbia. Karena itu Reagan membentuk suatu instansi baru bernama Sistem Transportasi Antariksa, mewujudkan kerjasama NASA dan Departemen Pertahanan AS. Instansi baru itu bertanggungjawab atas pemanfaatan Spaceshuttle nanti bagi kegunaan sipil maupun militer. Sebetulnya sejak mulai dilancarkan program Spaceshuttle 10 tahun lalu sudah disadari manfaat utama ialah penggunaan militer. Bahkan dalam menentukan disain sayap Spaceshuttle itu, Pentagon turut berperan. Rencana semula ialah menggunakan bentuk sayap yang panjang dan tipis, layak bagi pesawat yang melayang tak bertenaga seperti Spaceshuttte menjelang pendaratannya. Tapi bentuk ini menghasilkan panas luarbiasa dikala pesawat itu memasuki atmosfera bumi. Bentuk ideal mengatasi ini ialah bentuk sayap delta. Debat berkepanjangan berlangsung selama berbulan-bulan antara pendukung sayap bentuk panjang dan sayap bentuk delta. Akhirnya Pentagonlah yang memutuskan pemakaian sayap bentuk delta, supaya juga memungkinkan pesawat itu melesat dengan gesit dalam keadaan ia diserang musuh. Letjen Daniel O. Graham, bekas Direktur Badan Intelijen Militer AS pernah berkata, "Shuttle itu memberikan kita keuntungan strategis atas Uni Soviet dengan rudal dan kapal selam mereka yang banyak." Graham memimpin kelompok orang sipil yang meyakini manfaat shuttle bagi tujuan militer. Tahun lalu Ankatan Udara AS mulai membangun Pusat Pengendalian Ruang Angkasa di Colorado. Proyek seharga US$ 450 juta bakal mengendalikan semua penerbangan shuttle militer dan satelit. Di samping itu di pangkalan AU Vendenberg di California dibangun pusat peluncuran setara dengan Pusat Antariksa Kennedy di Florida. Diharapkan siap tahun 1984. Direktur Program Latihan Kosmonaut Uni Soviet, Letjen Vladimir Sha talov pernah menyerang rencana militer shuttle itu. "Sungguh itu suatu tragedi bagi seluruh dunia," ucap Shatalov. "Ini berarti lingkaran baru dalam spiral lomba senjata." Sebaliknya, ketika astronaut AS, Neil Armstrong melangkahkan kakinya di permukaan bulan, tahun 1969, Pravda menyambut gembira. "Rakyat Soviet bersama rakyat Amerika dan negara lain menyampaikan salam dan selamat kepada awak penerbangan yang luarbiasa dan penting ini." Selanjutnya ada kerjasama kedua negara di ruang angkasa, terbukti dengan peristiwa penggabungan Apollo-Soyuz di tahun 1975. Tapi sejak itu pula arah pengembangan program penjelajahan ruang angkasa kedua negara raksasa itu berbeda arah. Keduanya tak menyangkal pentingnya penelitian pemanfaatan militer di samping ilmiah. Tapi Uni Soviet cenderung menitikberatkan upayanya mengembangkan stasiun antariksa yang berawak di samping penjelajahan planet "dalam" seperti Venus. Sementara AS mengembangkan Spaceshuttle, pesawat yang bisa berulang kali diluncurkan serta mengejar penelitian planet "luar" seperti Mars, Jupiter dan lainnya. Memang perlombaan antariksa merupakan kenyataan. Tahun 1958, NASA sengaja dibentuk dengan tujuan tunggal mengejar Uni Soviet yang berhasil meluncurkan Sputnik setahun sebelumnya. Tiga tahun berikut, April 1961, di Tanjung Canaveral, Florida, sebuah roket Redstone siap diluncurkan. Roket itu bakal membawa harapan AS menempatkan manusia pertama dalam orbit sekitar bumi. Tapi hari itu, 12 April, Uni Soviet meluncurkan Mayor Yuri Gagarin ke dalam orbit selama 108 menit dan roket AS tak pernah tinggal landas. Baru 9 tahun kemudian Amerika berhasil mengimbangi Soviet dengan mendaratnya Astronaut Neil Armstrong di bulan. UNI Soviet juga punya perhatian terhadap kendaraan antariksa yang bisa dipakai berulang kali seperti Spaceshuttle. Masih belum jelas perkembangan mereka di bidang ini. Meski begitu keunggulan Uni Soviet menempatkan orang di ruang angkasa sukar ditandingi. Selama satu dasawarsa terakhir berbagai stasiun ruang angkasa mengitari bumi, dilengkapi dengan berbagai awak secara bergantian. Setelah Salyut-6 yang bertahan sampai lebih 4 tahun, awal tahun ini Uni Soviet menggantikannya dengan Salyut-7. Stasiun ruang angkasa Salyut-7 itu kini sudah dua bulan lebih dihuni dua kosmonaut Soviet, Kol. Anatoly Berezevoy dan Valentin Lebedev. Akhir Juni lalu, mereka mendapat kunjungan dari tiga kosmonaut dari bumi yang mengendarai pesawat Soyuz T-6. Di antara tiga kosmonaut itu terdapat seorang Prancis, Kol. Jean-Loup Chretien. Ia bersama rekannya dari Uni Soviet, Kol. Vladimir Dzhanibekov dan Alexander Ivanchenkov, berada di Salyut-7 selama 9 hari. Hanya dua hari sebelum pendaratan Columbia mereka mendarat dekat Kota Arkalik di Kazakhstan, Uni Soviet. Bagi Uni Soviet penelitian utama ialah terhadap daya tahan manusia di ruang angkasa. Saat ini rekornya sudah melampaui 200 hari bagi kosmonaut Uni Soviet, hampir dua kali rekor AS. Semua eksplorasi itu didukung anggaran yang cukup padat. Seorang ahli AS tentang program ruang angkasa Soviet, Charles Sheldon memperkirakan kegiatan ruang angkasa Soviet didukung anggaran sekitar 2% dari GNP negara itu. Ini berbanding dengan hanya sepertiga dari 1% dari GNP Amerika Serikat. Dalam perhitungan ini berarti US$ 23 milyar bagi Uni Soviet dan hanya US$ 8 milyar bagi AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus