Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Studi Baru Jelaskan Misteri Redupnya Bintang Super Raksasa Betelgeuse

Sejak Oktober 2019 hingga Februari 2020 Betelgeuse mengalami fenomena peredupan yang misterius.

8 Agustus 2021 | 17.08 WIB

Gumpalan oranye ini menunjukkan bintang Betelgeuse, seperti yang terlihat oleh Atacama Large Millimeter (ALMA). Kredit: ALMA
material-symbols:fullscreenPerbesar
Gumpalan oranye ini menunjukkan bintang Betelgeuse, seperti yang terlihat oleh Atacama Large Millimeter (ALMA). Kredit: ALMA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Beijing - Sebuah studi baru yang dipimpin oleh tim astronom Cina menjelaskan misteri meredupnya Betelgeuse, bintang kemerahan paling terang yang terletak di bahu konstelasi Orion.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak Oktober 2019 hingga Februari 2020, bintang Betelgeuse mengalami fenomena peredupan yang misterius, menarik perhatian para astronom dan publik. Kecerahannya meredup hingga lebih dari 2,5 kali, yang bahkan dapat dilihat dengan mata telanjang di langit malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Para astronom telah mengemukakan beberapa kemungkinan alasan terjadinya fenomena itu, antara lain prafase ledakan supernova, debu yang menghalangi, dan perubahan fotosfer bintang tersebut.

Sebuah tim penelitian yang dipimpin oleh Observatorium Astronomi Nasional (NAOC) yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan Cina menganalisis spektrum inframerah dekat resolusi tinggi dari Betelgeuse yang diperoleh di Observatorium Weihai Universitas Shandong selama fase peredupan dan pascaperedupan.

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa peredupan itu kemungkinan disebabkan oleh keberadaan bintik bintang berwarna gelap berukuran besar di permukaan Betelgeuse.

Temuan ini memberikan informasi tentang sifat bintang super raksasa merah tersebut, kontributor utama pengayaan unsur-unsur berat di alam semesta, ujar Zhao Gang dari NAOC, yang memimpin penelitian itu.

Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal Nature Communications.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus