Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SABAN hari melintasi tumpukan sampah biji nangka di Pasar Legi Solo, Jawa Tengah, Agata Retno Palupi dan temannya, Siti Rusminah, merasa terganggu. Bila tak buru-buru diangkut, limbah itu menyebarkan bau busuk ke mana-mana. Mereka lantas memutar otak, mencari cara menangani bahan buangan itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo