Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi dalam bentuk 'Disease Outbreak News (DONs)'. Meski tengah menjadi sorotan dan banyak diperbincangkan, peningkatan infeksi human metapneumovirus (HMPV) terutama di Cina saat ini tak menjadi alasan utama di balik penerbitan DONs terbaru tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
WHO mengangkat perhatian lebih besar terhadap tren infeksi saluran pernapasan akut secara umum di belahan bumi utara. Beberapa penyakit pernapasan disebutkan sedang berkembang bersamaan di wilayah itu, termasuk infeksi HMPV.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Memang pernyataan resmi ini tidak spesifik tentang Cina, dan juga tidak spesifik tentang HMPV," kata Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI, yang juga Guru Besar di FKUI, Kamis 9 Januari 2024.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini membagikan keterangan tertulis yang menjelaskan isi pernyataan resmi WHO terbitan 7 Januari 2024 tersebut. Dituturkannya, “Disease Outbreak News (DONs)” berjudul “Trends of acute respiratory infection, including human metapneumovirus, in the Northern Hemisphere”.
Disebutkan di dalamnya, banyak negara di belahan bumi utara telah mencatatkan peningkatan kasus infeksi pernapasan akut yang disebabkan tidak hanya oleh influenza musiman. Tapi juga penyakit akibat “respiratory syncytial virus (RSV)” dan virus lain seperti human metapneumovirus (HMPV) dan juga mycoplasma pneumoniae.
WHO menyebutkan bahwa peningkatan atau tren yang sedang terjadi itu berada di atas batas dasar, namun juga disebutkan ini merupakan kecenderungan berkala yang berulang di awal atau akhir tahun di negara empat musim. Karenanya WHO menilainya bukan hal yang tidak biasa.
"Hanya memang disebutkan bahwa sirkulasi bersama (co-circulation) beberapa patogen termasuk HMPV mungkin saja dapat membebani fasilitas pelayanan kesehatan di negara yang terkena," kata Tjandra Yoga.
WHO, kata Tjandra Yoga mengulangi, menganjurkan agar negara-negara terus menjaga kegiatan surveilans dengan terintegrasi baik. Harapannya, anggota masyarakat mendapat informasi berkala tentang patogen yang sedang bersirkulasi di negaranya, yang datanya selalu di up-date dari waktu ke waktu.
"Informasi yang terbuka ini tentu akan meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kesehatan dirinya, termasuk untuk antisipasi berbagai jenis infeksi saluran pernapasan ini," kata Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) ini.