Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gajah merupakan hewan yang hidup berkelompok. Saat berkomunikasi, gajah tak hanya menggunakan suara, tapi juga gerakan belalai. Keutamaan kemampuan gajah dalam hal mendengar. Gajah menggunakan lebih dari 70 vokalisasi yang berbeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gajah mampu berkomunikasi dengan beragam suara seperti gemuruh rendah, dengusan, raungan, gonggongan, dan bernada tinggi saat menangis. Suara yang berbeda dianggap memiliki arti yang berlainan. Gajah juga menggunakan suara khusus untuk menandakan panggilan bahaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Public Broadcasting Service, menurut para peneliti, gajah pun berkomunikasi dengan frekuensi suara dari satuan jumlah gelombang 1 Hertz hingga 20 Hertz. Itu merupakan gelombang suara infrasonik di bawah tingkat pendengaran manusia. Gajah mampu mendengar frekuensi suara rendah ini meskipun jauh jaraknya hingga hitungan kilometer.
Peneliti juga menemukan, bahwa vokalisasi sangat penting untuk gajah kawin. Sebab, gajah betina dan jantan hidup dalam kawanan yang terpisah. Gajah yang dalam keadaan dorongan berkembang biak atau musth akan menunjukkan perilaku antara lainn mengeluarkan cairan tubuh dan panggilan infrasonik. Panggilan dengan frekuensi suara rendah gajah jantan mampu didengar betina hingga jarak tiga kilometer.
Selain berkomunikasi menggunakan suara, gajah juga berkomunikasi menggunakan belalai. Gajah akan menyentuh dan membelai untuk mempertahankan ikatan kawanan.
Ketika menyampaikan perasaan sedih akan menyentuh dan mencium tulang gajah mati dengan belalainya. Kawanan yang saling berpapasan akan berhenti sejenak untuk bertukar sentuhan dengan belalai. Gajah betina dan jantan akan saling melilitkan belalai untuk menandakan saling menyukai.
Para peneliti menemukan, bahwa gajah mampu mendeteksi getaran di daratan dengan meletakkan belalainya di tanah. Suara gemuruh gajah memunculkan gelombang seismik, yakni getaran yang merambat melalui tanah. Adapun kaki dan belalai gajah itu sensitive untuk menerjemahkan arti dari getaran itu, seperti dikutip dari Elephant Voices.
Gajah mendeteksi gelombang seismik melalui konduksi tulang. Getaran merambat melalui kerangka menuju telinga bagian dalam melalui reseptor melalui saraf ke otak. Getaran merambat lebih jauh melalui tanah daripada di udara. Pola komunikasi seismik memungkinkan gajah mengirim dan menerima informasi dari jarak yang jauh.
HENDRIK KHOIRUL MUHID