Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Tangani Pasien Cacar Monyet, Mengapa RSHS Bandung Tak Berikan Antivirus?

Seorang pasien terkonfirmasi positif mengidap penyakit cacar monyet atau monkey pox alias mpox di Kota Bandung.

31 Oktober 2023 | 07.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Cacar monyet. WHO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pasien terkonfirmasi positif mengidap penyakit cacar monyet atau monkey pox alias mpox di Kota Bandung. Menurut Ketua Tim Infeksi Khusus di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin atau RSHS Bandung, Yovita Hartantri, pasien diberi obat untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal. “Pada kasus ini kami tidak berikan antivirus karena kondisinya stabil,” kata dia, Senin, 30 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pasien menurutnya seorang lelaki berusia 36 tahun yang tinggal di Kota Bandung. Kondisinya mengalami lesi atau ruam cukup banyak di tubuh. Namun begitu menurut Yovita, kategorinya tidak masuk kriteria berat karena tidak ada gangguan fungsi organ tubuh seperti liver atau hati dan ginjal. “Antivirus diberikan pada pasien yang kondisinya berat, sejauh ini belum ada juga antivirus di RSHS Bandung,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Temuan kasus itu berawal dari laporan soal dugaan cacar monyet pada seorang pasien yang diterima RSHS Bandung pada Selasa pekan lalu. Setelah dilakukan pengambilan beberapa sampel seperti dari ruam dan swab atau apus tenggorokan dan dikirim ke laboratorium pemeriksaan, hasilnya keluar Jumat pekan lalu. “Hasilnya positif, kami katakan sebagai terkonfirmasi kasus mpox,” kata Yovita.

Pasien dirawat di rumah sakt agar dokter bisa menentukan diagnosisnya. Pada kasus di Bandung, ada kemiripan cacar monyet dengan cacar air yaitu pada bentuk tonjolannya di kulit yang berisi cairan. “Bentuknya berbeda-beda, mirip dengan cacar air,” ujar dia. Biasanya pada suatu area seperti wajah, tangan, atau badan, bentuk tonjolan cacar monyet relatif sama.

Yovita mengatakan gejala awal cacar monyet seperti demam, tidak enak badan, nyeri otot atau sendi. Gejala itu menurutnya seperti infeksi virus pada umumnya. Kemudian akan muncul lesi atau ruam dalam kurun waktu dua hingga tiga hari. Dimulai dari area wajah, badan, dan telapak tangan, kemudian ada pembesaran kelenjar getah bening di leher.

Kemunculan cacar monyet menurut Yovita berlangsung perlahan hingga bisa selama dua minggu. Terbagi menjadi beberapa kriteria, penyakit itu dianggap berbahaya jika sampai menimbulkan komplikasi yaitu dari kulit menyebar ke seluruh tubuh. Jika kondisinya berat hingga mengganggu fungsi ginjal dan hati akibatnya bisa fatal. “Mpox bisa menjadi berat hingga kematian walau angkanya kecil 3 persen,” ujarnya. 

Penularan penyakitnya yang berawal dari hewan ke manusia dan kini antar manusia itu kata Yovita lewat kontak erat dari ruam atau cairan tubuh. Bisa juga dari benda yang terkontaminasi oleh virus. Jalan lain penularan lewat droplet pernafasan misalnya dari batuk. Pasien yang berisiko berat tertular perlu mendapat perawatan di rumah sakit. “Umumnya pada anak, ibu hamil, dan orang-orang yang punya penyakit lain seperti HIV,” kata dia. 

Walau begitu, Yovita meminta warga agar tidak panik. “Jangan panik dulu pada kasus mpox sebenarnya tidak terlalu mudah untuk menularkan,” ujarnya. Upaya pencegahan ketika menghadapi pasien cacar monyet seperti memakai sarung tangan, masker, mencuci tangan,dan mencuci bersih benda-benda yang melekat pada pasien.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus