DUA perusahaan mendadak "harum" namanya berkat kegagalan Palapa B-2: Hughes Aircraft Company (HAC) dan MeDonnel Douglas Astronautics Company (MnAC). HAC merupakan kontraktor utama yang dipercayakan pemerintah Indonesia membuat satelit Palapa - sejak generasi pertama. MDAC khusus menangani sistem peluncuran, mulai dari roket THOR Delta (Palapa A-I) sampai sistem modu] pendorong muatan (PAM = payload asslst module) barusan. HAC, yang didirikan mendiang hartawan kontroversial Howard Robard Hughes, bukanlah kongsi baru di bidang industri ruang angkasa. Mulai beroperasi 1932, sebagai divisi Hughes Aircraft dari Hughes Tool Company, kini dengan sekitar 65.000 karyawan HAC merupakan kontraktor utama sejumlah program antariksa. Selain Palapa, HAC mempersiapkan satelit angkatan laut AS (Leasat), satelit bisnis SBS, satelit lingkungan GOES, dan subsistem radar dan komunikasi terpadu untuk pesawat antariksa lembaga penerbangan ruang angkasa AS (ITASA). Dalam pembuatan satelit komunikasi, HAC termasuk yang pertama. Pada 1963, ia memproduksikan Syncom, satelit geostasioner pertama. HAC terbilang generasi perintis dalam memasukkan teknologi satelit ke dunia industri. Melalui kontraknya dengan Iembaga-lembaga pemerintah - termasuk CIA - HAC meraih angka penjualan sekitar Rp 4,5 trilyun pada tahun-tahun terakhir. Iebih dari 15% transaksi dilakukan dengan pihak luar negeri. HAC juga terlibat dalam pembuatan dan pengembangan stasiun bumi untuk satelit komumkasi, sistem satelit militer berkualitas tinggi, dan berbagai sistem pengindera untuk satelit Landsat. Sistem radar perusahaan ini digunakan dalam sejumlah perangkat perang mutakhir, termasuk rudal dan senjata laser. Palapa termasuk satu di antara lima sistem satelit penting yang diproduksikan HAC sampai sekarang. Lainnya adalah Comstar, Leasat, SBS, dan Telstar. Comstar, satelit komunikasi domestik AS yang memasuki generasi ke-4 pada 1981, masih diluncurkan dengan roket Atlas-Centaur. Kini, satelit seberat lebih dari 1,5 ton itu berada di orbit geosinkron di atas Pasifik, melayani komunikasi antarmetropolitan penting Benua Amerika dan Hawaii, dengan 12 transponder, 1.500 sirkuit suara satu arah, dan mampu me-relay 18.000 transmisi telepon dua arah secara simultan. Leasat, satelit milik angkatan laut AS yang mulai beroperasi 1982, lebih bersifat militer. Satelit ini melayani pos-pos angkatan laut AS, marinir, angkatan darat, serta angkatan udara, di darat, laut, udara, dan bawah air. Berbcda dengan ini adalah SBS, satelit komunikasi komersial ang diluncurkan 15 Novcmber 1980 dengan roket Delta. Terakhir, Juni 1983, HAC meluncurkan Telstar, yang bertugas menggantikan Comstar. Sebelum Palapa B-2, HAC paling tidak telah meluncurkan 16 satelit - empat di antaranya dengan pesawat ulang-alik. Karena itu, agaknya, Richard B. Brandes, salah seorang pejabat HAC, seperti tercengang ketika menyadari kegagalan Palapa B-2. "Dua kegagalan yang sama setelah 16 penyalaan roket yang sukses di angkasa memperlihatkan problem teknis serupa pada motor roket tersebut," katanya. Kesimpulan ini, bagaimanapun, menyiratkan kecurigaan tak langsung pada MDAC, pemhuat sistem PAMI untuk Palapa B-2. Tapi, MDAC sendiri bukan maskapai kemarin sore dalam industri antariksa. Divisi Mecdonnel Douglas Corporation ini didirikan 26 Juni 1968. Sebagai hasil nerger antara Douglas Missile amd Spacc Systems Division dan Medonnel Astroautics, MDAC kemudian membangun sendiri struktur manajerialnya yalng tunggal. Di bidang perudalan, MDAC telah memprodukslkan dan mengembangkan rudal antikapal perang "Harpoon" untuk angkatan laut AS dan "peminat" lain yang berselera. MDAC. juga menjual sistem pengarahan rudal untuk berbagai proyek angkatan udara AS. Sejak Juni 1971 MDAC menjadi kontraktor utama angkatan laut AS. Perusahaan ini juga terkenal sebagai pembuat salah satu pesawat tempur andalan, F-15. Dalam kegagalan Palapa B-2, memang banyak kecaman mengacu kepada MDAC. Charles A. Ordahl, wakil direktur MDAC, mengurgkapkan sedikit tentang "problem nozzle (pipa penyembur) pada sistem roket". Tapi, pada kesempatan lain, ia menerangkan, "modul yang terdapat pada Westar-6 dan Palapa B-2 tidak mengalami kelainan desain dan teknologi dibandingkan dengan modul-module sebelumnya yang terbukti sukses." Sebelum kegagalan yang baru lalu, PAM berhasil dalam 16 kali penyalaan roket - lima di antaranya dengan pesawat ulang-alik. Maka, dapat dimengerti kalau pemerintah Indonesia tidak gegabah menimpakan kesalahan pada HAC dan MDAC. "Saya belum berami memberi tanggapan, semuanya baru dugaan dan analisa," ujar Menteri Parpostel Achmad Tahir, setelah menghadap Presiden Soeharto, pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini