Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti yang dipimpin Brian Welch, astrofisikawan di Johns Hopkins University, Amerika Serikat, mengumumkan pada Rabu lalu kalau mereka menemukan bintang terjauh dari yang selama ini ada atau diketahui. Mereka meneliti menggunakan Teleskop Hubble di luar angkasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berjarak 12,9 miliar tahun cahaya dari Bumi, bintang itu diberi label teknis WHL0137-LS. Adapun Welch dan timnya memopulerkannya dengan nama: Earendel. Bagi para pecinta novel fiktif J.R.R Tolkien seperti "The Lord of the Rings" dan "The Silmarillion," nama itu tentu sudah sangat dikenal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam Bahasa Inggris lama, Earendel adalah nama orang, tapi bisa juga berarti 'bintang pagi' atau 'bintang subuh'. Dalam Lord of the Rings, Eärendil adalah karakter setengah peri yang mengarungi lautan membawa sebuah permata atau sebuah 'Silmaril', yang disebut bintang pagi.
"Ini adalah sebuah bintang yang namanya secara literal berarti berasal dari masa-masa yang awal sekali, subuhnya dari periode pembentukan bintang-bintang," kata Michelle Thaller dari NASA. Dia menambahkan, "Ini adalah bintang yang pertama, bintang terjauh yang pernah kita lihat, dan saya kira Earendel adalah nama yang cantik."
Thaller bukan termasuk dalam tim Welch. Tapi, Thaller mewakili empat divisi ilmu di Goddard Space Flight Center NASA--ilmu Bumi, sistem planet, heliofisika dan astrofisika. Dia memperkirakan kalau Earendel bukan benar-benar bintang generasi pertama. "Mungkin beberapa puluh juta tahun setelah kelahiran bintang-bintang dimulai."
Dengan temuan awalnya itu, Welch dkk kini akan beralih ke Teleskop James Webb untuk mempelajari sifat-sifat bintang terebut dan bagaimana kesesuaiannya dengan evolusi alam raya. Yang jelas, temuan terbaru ini adalah sebuah lompatan raksasa karena rekor bintang terjauh sebelumnya adalah 9 miliar tahun cahaya, bahkan Sky and Telescope menyebut hanya 4 miliar tahun.
Para astronom sudah menemukan galaksi yang menjadi rumah bintang-bintang yang jauh pada 2016 saat Reionization Lensing Cluster Survey (RELICS). Tim yang dipimpin Welch kemudian menindaklanjutinya dengan merekam gambar-gambar tambahan dari Hubble pada 2019.
Observatorium ikonik itu mendapatkan bantuan dari optik alam: massa yang luas dari latar depan kluster galaksi-galaksi yang berada di antara Bumi dan bintang jauh yang diamati. Berperan seperti sebuah lensa, gaya gravitasinya memperkuat cahaya bintang itu ribuan kali lipat.
Welch dan timnya mempublikasikan temuan Earendel di Jurnal Nature 31 Maret 2022.
SPACE, SKY AND TELESCOPE